Mengenai Saya

Foto saya
tangerang, tangerang, Indonesia
ان اكون احسنهم خلقا ان اكون اوسعهم علم ان اكون اجملهم صورا ان اكون اكثرهم مالا
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PEMBUATAN SHAMPOO DENGAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera)


LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI
PEMBUATAN SHAMPOO DENGAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera)




Hari / Tanggal : Kamis, 29 Maret 2012
Kelompok 1
Nama Kelompok :
1.    Fakhrul Umam
2.    Ferry Indar A
3.    Gian Pertela
4.    M Ikhwan Lukmanuddin
5.    M Muwaffaq zaky
6.    Zil Ardi








PEMBUATAN SHAMPOO DENGAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera)
I.              STUDI PRAFORMULASI
FORMULA
R/        Ekstrak lidah buaya             5%
            Na Laurilsulfat                      20%
            Asam Stearat                        7%
            NaOH                                     0,5%
            Aquades             ad  100%
            m.f. shampo 50 mL

II.            DATA PRAFORMULASI
1.    Ekstrak lidah buaya   5%
2.    Na Laurilsulfat  20%
a.    Sinonim
Dodecyl sodium sulfate; sodium dodecyl sulfate; sodium laurilsulfate; sodium monododecyl sulfate; sodium monolauryl sulfate
b.    Organoleptis
Bentuk           : kristal atau serbuk halus
Warna            : putih atau krem
Rasa   : pahit
Bau     : agak berbau
c.    Sifat kimia
Rumus molekul        :  C12H25NaO4S        
Berat molekul           :  288.38
Struktur formula       : 
d.    Fungsi dan Penggunaan
Surfaktan anionik, deterjen, agen pengemulsi, pelumas tablet dan kapsul, agen pembasahan
e.    Sifat Fisika
                    Kelarutan      : mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.
Titik leleh       : 204–2070 C
f.     Inkompatibilitas
Sodium lauril sulfat bereaksi dengan surfaktan kationik, menyebabkan hilangnya aktivitas bahkan dalam konsentrasi terlalu rendah untuk menyebabkan presipitasi. Tidak seperti sabun, itu kompatibel dengan asam encer dan kalsium dan ion magnesium
Larutan  natrium lauryl sulfate (pH 9,5-10,0) agak korosif terhadap baja ringan, tembaga, kuningan, perunggu, dan aluminium. Sodium lauril sulfat juga tidak kompatibel dengan beberapa alkaloid garam dan mengendap dengan garam timbal dan kalium.
g.    Stabilitas dan Penyimpanan
Natrium lauril sulfat adalah stabil di bawah kondisi penyimpanan normal. Namun, dalam  larutan, dalam kondisi ekstrim yaitu pH 2,5 atau di bawah itu, mengalami hidrolisis terhadap alkohol dan sodium lauril bisulfat.
Simpan dalam wadah tertutup dan kering.




3.    Asam Stearat 7%
a.    Sinonim
Cetylacetic acid, Crodacid, Pearl Steric, stereo-phanic acid, Acidum Stearicum.
b.    Organoleptis
Bentuk           : keras, kristal padat, serbuk
Warna            : putih atau sedikit kekuningan
Rasa   : berasa seperti lemak
Bau     : agak berbau
c.    Sifat kimia
Rumus molekul        :  C18H36O2    
Berat molekul           :  284.47
Struktur formula       : 
d.    Fungsi dan Penggunaan
Agen pengemulsi, peningkat kelarutan dan pelumas tablet dan kapsul.
e.    Sifat Fisika
                    Kelarutan      : mudah larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform dan eter. Larut dalam etanol 95%, heksan dan propilenglikol. Praktis tidak larut dalam air.
Titik leleh       : ≥ 540 C
f.     Inkompatibilitas
Asam stearat tidak kompatibel dengan beberapa hidroksida logam dan
mungkin tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi.
g.    Stabilitas dan Penyimpanan
Asam stearat merupakan bahan stabil, antioksidan mungkin juga
ditambahkan ke dalamnya, harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.

4.    NaOH       0,5%

a.     Sinonim       : Natrium Hidroksida, Natrii Hydroxidum
b.     Organoleptis
Bentuk          : batang, butiran, massa hablur atau keping
Warna           : putih
Bau   : tidak berbau
c.      Sifat kimia
Rumus molekul      :  NaOH         
Berat molekul          :  40

d.     Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%. (FI Ed III)
e.     Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik
f.       Khasiat dan Penggunaan            : agen pembasa dan penyangga, opacifying agent (jika ditambah asam stearat)

Pertimbangan Pemilihan Bahan
a.    Natrium Lauril Sulfat
Surfaktan paling umum digunakan dan harganya murah. Memiliki daya pembersih (detergensi) yang tinggi, bahkan didalam air sadah sekalipun. memiliki kemampuan membentuk busa yang baik., efektif pada pH yang netral ataupun sedikit asam serta mudah tercuci dengan air.
b.    Asam Stearat dan Natrium Hidroksida
Bersama NaOH membentuk Natrium Stearat yang bersifat opacifiers dimana dapat mengurangi transparansi sediaan dan meningkatkan penampilan akhir produk. Lalu natrium hidroksida bersama dengan asam lemak (asam stearat) dapat berfungsi sebagai pembentuk busa.
III.           PERHITUNGAN
            50 ml sediaan
-          Ekstrak Lidah Buaya           : 5% x 50 ml               = 2,5 ml
-          Na lauril sulfat                      : 20% x 50 ml            = 10 ml
-          Asam stearat                         : 7% x 50 ml               = 3,5 ml
-          NaOH                                     : 0,5% x 50 ml           = 0,25 ml
-          Aguadest                               : 100% - (5%+20%+7%+0,5%)
: 100% - 32,5%
: 67,5% x 50 ml         = 33,75 ml
            60 ml sediaan
-          Ekstrak lidah buaya             : 5% x 60 ml   = 3 ml
-          Na lauril sulfat                      : 20% x 60 ml            = 12 ml
-          Asam stearat                         : 7% x 60 ml   = 4,2 ml
-          NaOH                                     : 0,5% x 60 ml= 0,3 ml
-          Aguadest                               : 100% - (5%+20%+7%+0,5%)
: 100% - 32,5%
: 67,5% x 00 ml = 40,5 ml
            Penimbangan bahan (Untuk volume 60ml)
-          Na lauril sulfat            = 12 ml
p =
m = p x v = 1.07 g/cm3 x 12 ml
     = 12,84 g
-          Asam stearat = 4,2 ml x 0.980 g/cm3
= 4,116 g
-          NaOH             = 0,3 ml x 1 g/cm3
= 0,3 g

IV.          PROSEDUR KERJA

1.    Mempersiapakan alat dan bahan yang diperlukan.
2.    Menimbang bahan-bahan sesuai dengan perhitungan bahan yang telah dilakukan.
3.    Na lauril sulfat dilarutkan dalam sebagian air bersama dengan dan ekstrak lidah buaya kemudian dipanaskan pada 80 oC (M1)
4.    Asam stearat dilebur dalam wadah tersendiri (M2), panaskan perlahan-lahan hingga 80 oC
5.    Gerus M1 dan M2 dalam lumpang perlahan.
6.    Genapkan volume sediaan dengan aquadest, aduk homogen hingga dingin
7.    Sediaan yang telah jadi di masukkan dalam wadah botol yang sesuai.













V.           SKEMA KERJA


VI.          HASIL SEDIAAN



v  Warna : Putih
v  Bau      : Tidak Berbau
v  pH        : 8
v  Viskotitas : Tinggi
v  Homogenitas : Homogen
v  Di oleskan nyaman, berbusa, mudah tercuci oleh air.


VII.         HASIL EVALUASI
1.    Uji organoleptis sediaan
Warna                  : Putih
Bau                       : Tidak berbau
Homogenitas      : Homogen
2.    Viskositas sediaan
Uji viskositas dilakukan menggunakan alat viscometer. Namun belum kami ujikan karena menunggu sediaan hingga tidak berbusa.
3.    Kemampuan membentuk busa
Sediaan mampu membentuk banyak busa saat dibasahi dengan air.
4.    Kemampuan mencuci
Sediaan mudah tercuci dengan air

VIII.       PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini, kami membuat sediaan shampoo dengan ekstrak lidah buaya. Bahan-bahan yang digunakan adalah na lauril sulfat yang merupakan surfaktan paling umum digunakan dan harganya murah. Memiliki daya pembersih (detergensi) yang tinggi, bahkan didalam air sadah sekalipun. memiliki kemampuan membentuk busa yang baik, efektif pada pH yang netral ataupun sedikit asam serta mudah tercuci dengan air. Selain itu kami menggunakan asam stearate, dimana bersama NaOH membentuk Natrium Stearat yang bersifat opacifiers yang dapat mengurangi transparansi sediaan dan meningkatkan penampilan akhir produk. Lalu natrium hidroksida bersama dengan asam lemak (asam stearat) dapat berfungsi sebagai pembentuk busa.
Hal yang pertama kami lakukan adalah melarutkan na lauril sulfat ke dalam aquades bersuhu 800 C. Hambatan yang terjadi pada proses ini adalah perlunya waktu yang lama dalam proses pelarutan. Lalu setelah itu, kami campurkan ekstrak lidah buaya yang sudah disaring, ke dalam larutan tersebut.
Pada selang waktu yang sama, kami melebur asam stearate dengan natrium hidroksida, yang diharapkan menjadi natrium stearate. Kemudian kami campurkan larutan natrium stearate ke dalam larutan ekstrak tersebut pada suhu 800 C, dan diaduk hingga homogen. Karena hasil yang diperoleh kurang homogen dan asam stearate kembali mengkristal, maka kami memanaskan kembali larutan tersebut hingga homogen dan menggerusnya di dalam lumpang. Hasil yang didapat ternyata lebih baik, kekentalannya juga baik, dan homogen. Namun dikarenakan terlalu sering digerus, maka sediaan tersebut berubah membusa seperti krim. Untuk itu, sediaan kami simpan ke dalam beker gelas hingga busa menghilang dan sediaan kembali cair.
Evaluasi sudah kami lakukan. Dan sebagaimana tertera di bab sebelumnya, bahwa sediaan memiliki homogenitas yang baik, pH sebesar 7,5, dengan sifatnya yang mudah terbentuk busa, juga mudah tercuci oleh air. Ini semua sudah sesuai dengan syarat sediaan shampoo yang baik.
IX.          URAIAN TUGAS KELOMPOK

Nama
Tugas
Gian Pertela
Membantu membuat sediaan
Membantu membuat laporan
Zil Ardi
Membantu membuat sediaan
Mengevaluasi sediaan
Fakhrul Umam
Menimbang bahan
Membantu membuat sediaan
Ferry Indar A.
Membantu membuat sediaan
Membantu membuat laporan
M. Muwaffaq Zaky
Membantu membuat sediaan
Mengevaluasi sediaan
M. Ikhwan
Membantu membuat sediaan
Membuat ekstrak

X.           DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta : Depkes RI
Flick, Ernest W.1992.Cosmetic and Toiletry Formulations : second  edition - volume 1. USA : Noyes Publications
I.S Tranggono, Retno. 2007. Ilmu Pengetahuan kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Waide, Ainley, and Waller, Paul J. 1994.  Handbook of Pharmaseutical Exipients. Second edition. Washington : American Pharmaseutical Association.
.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar