Khususnya untuk alumni dan mahasiswa
farmasi ITB saya ingin menuliskan beberapa alumni kita yang cukup sukses dalam
karirnya, semoga bisa menjadi motivasi untuk kita bahwa alumni Farmasi ITB juga
mampu berkontribusi besar di luar sana.
1. Johannes Setijono
Kalbe.co.id – Kesan low profile tampak pada Presiden Direktur PT Kalbe
Farma Tbk. Ini. Mungkin karena perjalanan kariernya cukup panjang dan mulai
dari bawah, yaitu sebagai salesman di perusahaan farmasi itu.
Di balik kesan ini, Johannes
Setijono, yang menjabat presdir sejak 1998, cukup piawai membawa Kalbe Farma
keluar dari tekanan krisis yang melanda saat itu. Bahkan, Majalah Forbes pernah
menobatkan perusahaan itu sebagai salah satu perusahaan terbaik dari 200
perusahaan dunia di bawah US$1 miliar.
Tidak hanya itu, CNBC Asia Pacific
tahun lalu juga menganugerahi pria kelahiran Solo, 19 Desember 1944 itu sebagai
Indonesia Innovator of the Year, penghargaan atas prestasinya dalam
pengembangan produk baru, proses bisnis dan strategi serta model usaha.
Bergabung dengan Kalbe Farma pada
1969 sebagai salesman dan medical representative sarjana farmasi lulusan
Institut Teknologi Bandung ini sempat keluar kerja karena terkena wajib
kerja.
Bergabung kembali dengan Kalbe Farma
pada 1971 di Jakarta. Pada 1980 dia diangkat sebagai direktur pemasaran. Dia
sempat memimpin anak perusahaan yaitu Dankos.
Pada 1989, ia ditarik ke induk
perusahaan, PT Enseval dan mendapat tugas dalam pembuatan berbagai keputusan
strategis.
Saat krisis melanda negeri ini pada
1998, pendapatan Kalbe Farma sempat drop sampai 45%. Hal itu memaksa perusahaan
tersebut memutuskan masa kontrak sejumlah ekspatriat yang dibayar dengan dolar.
Tahun itu pula, ia diangkat sebagai Presiden Direktur Kalbe Farma Tbk.
Untuk mengatasi situasi tersebut,
Johannes membuat terobosan. Langkah awalnya dengan menyatukan pikiran dan visi
SDM. Dia menekankan, perusahaan akan hidup jika orangnya juga hidup.
Untuk melibatkan seluruh unsur di
perusahaan, level manajer junior pun disertakan dalam menyusun strategi atau
membuat keputusan.
Sehingga, ketika seseorang memiliki
ide, pasti akan didiskusikan dalam rapat direksi. Ini yang disebut sebagai
manajemen partisipatif. Dan prinsip ini ternyata mampu membawa perusahaan
melalui masa krisis.
Selain itu, dia juga mengembangkan
sistem desentralisasi.
2. Agus Anwar
Direktur Pemasaran kimia Farma
Menyelesaikan pendidikan Apoteker
dari Institut Teknologi Bandung, tahun 1987, bergabung dengan PT. Kimia
Farma Tbk tahun 1989 sebagai Wakil Kepala Cabang PBF Pangkal Pinang dan beliau
pernah pula menjadi pimpinan Apotek. Sejak tahun 2003 sampai dengan 2006 beliau
menjadi Manager Marketing di PT. Kimia Farma. Jabatan terakhir beliau adalah
Direktur Utama PT. Kimia Farma Trading & Distribution salah satu anak
perusahaan PT. Kimia Farma Tbk. Dan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa PT. Kimia Farma Tbk., tanggal 24 Agustus 2007 telah memutuskan Bapak
Agus Anwar menjadi Direktur Pemasaran PT. Kimia Farma Tbk.
3. Jisman Siagian
Direktur Produksi kimia Farma
Menyelesaikan pendidikan Apoteker
dari Institut Teknologi Bandung, tahun 1983, setelah lulus langsung
bergabung dengan PT. Kimia Farma (Persero) di Unit Produksi Jakarta, setelah
mengepalai beberapa Unit Produksi seperti Medan, Jakarta dan Bandung juga
pernah menjadi Kepala Divisi Riset dan Teknologi (Ristek) Kimia Farma di
Bandung. Jabatan terakhir adalah Plant Manager Bandung. Dan hasil Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Kimia Farma Tbk., tanggal 24 Agustus 2007
telah memutuskan Bapak Jisman Siagian menjadi Direktur Produksi PT. Kimia Farma
Tbk.
4. Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal lahir di Jakarta
pada 4 Agustus 1948. Dengan Ph.D. gelar di bidang Sosial Farmasi dari
Universitas Minnesota, Amerika dia aktif menulis tentang manajemen dan
komunikasi untuk berbagai media dan telah menduduki beberapa posisi di kalangan
bisnis dan akademis. Dia adalah mantan Presiden Sains dan Teknologi Nasional
Institut, dan sampai hari ini masih aktif sebagai dosen di kedua universitas
swasta dan masyarakat termasuk Universitas Indonesia, dan Universitas
Padjajaran
alumni Institut Teknologi Bandung
(kelas 1979) saat ini Chief Executive Officer
Awal Fajar Adicita, Hubungan Publik konsultasi ia mendirikan. Sebelumnya, ia
memulai karirnya sebagai Marketing Development Manager di Johnson & Johnson
Indonesia. Dia terus naik profesional melalui posisi tingkat tinggi sebagai
Marketing Manager PT Gelatindo Mukti Graha, General Manager PT Graha Tama
Wisesa, Direktur PT Bimantara Citra Artika, Direktur PT Bimacom Perdana Rubber
Industry dan Sekretaris Perusahaan PT Bimantara Citra sampai dengan tahun 1995.
Setelah membangun reputasi yang
terkenal untuk Awal Fajar Adicita, pada tahun 2004 Ahmad Fuad Afdhal
meluncurkan Tiga Cahya Fortuna, fokus pada event organizer dan konsultan SDM.
Beberapa tahun kemudian pada tahun 2007, ia mendirikan Stratos konsultasi
penelitian Fortuna Ide yang penelitian juga mencakup pemasaran dan politik.
Kemudian pada tahun 2008, ia mendirikan Pusat Studi Sosial-Ekonomi di Farmasi,
sebuah yayasan nirlaba yang mempelajari aspek-aspek sosial dan ekonomi farmasi.
Kegiatan Pusat telah membawanya menjadi anggota Konsorsium Asia Komite
Eksekutif ISPOR (International Society untuk Pharmacoeconomics dan Hasil
Penelitian) pada tahun 2008.
5. Drs. Jahja Santoso, Pharmacist
President Commissioner dari Sanbe
Farma, perusahaan yang beliau dirikan, sampai saat ini Sanbe adalah perusahaan
dengan criteria sebagai berikut (dikutip dari website sanbe)
- We are the largest pharmaceutical manufacturers from World’s 4th largest country – Indonesia
- Out of Top 15 ethically prescribed products in Indonesia, 4 products are from us
- Out of 205 manufacturers including 41 multinationals, we rank as the No. 1
- We are the fastest growing progressive Healthcare Company with an ambition to be the global player
- We employ more than 8,000 dedicated and committed work-force including multinationals
- We make mutually beneficial alliances across the globe
- We do different things and same things differently
- We make things happen not wait for things to happen
- Above all, we have the Passion to Win
- We are SANBE, where quality counts
6. Prof. Haryanto Dhanutirto
Alumni Farmasi ITB, Guru Besar
Sekolah Farmasi ITB, Ketua ISFI, mantan Menteri Perhubungan.Satu-satunya alumni
farmasi di Indonesia yang menjadi menteri.
7. Eddie Lembong
Lahir : Tinombo, Teluk Tomini,
Sulawesi
Tenggara, 30 September 193
Pendidikan : ITB Jurusan Farmasi
(1965), Kursus Peningkatan Profesi Apotek, ISFI Jakarta (1981)
Karir : Dosen Jurusan Farmasi dan
Kepala Perpustakaan Farmasi ITB (1962-1967)
-Apoteker pada Apotek Abadi-Bandung
(1965-1967)
-Anggota Redaksi Suara Farmasi
(1965-1967)
-Direktur PT Wigo-Jakarta
(1969-1974)
-Direktur PT Wellcome Indonesia
-Presdir PT Pharos Indonesia
Indonesia (1971-sekarang)
8. Drs. Rudy Soetikno
PT Dexa Medica merupakan perusahaan
nasional, yang didirikan pada tahun 1969 oleh alumnus Farmasi ITB, yaitu
Bapak Drs. Rudy Soetikno di Palembang. Dan pada saat ini, Dexa Medica Group
telah menjadi salah satu pemain farmasi utama di Indonesia dan aktif memasarkan
produk-produknya di manca negara.
9. Dra. Nina Gunawan
Sarjana Farmasi dari Institut
Teknologi Bandung ini telah berpengalaman dengan beberapa perusahaan farmasi,
sebelum bergabung dengan PT Dankos Laboratories Tbk. dan menjabat sebagai
Direktur pada tahun 1978. Pada tahun 1993 diangkat menjadi Komisaris PT Enseval
Putera Megatrading Tbk. Dan sejak tahun 1994 sampai sekarang beliau menjabat
sebagai Komisaris Perseroan.
10. Dr. Hj. Inne Erna Adriana
Soekaryo, Apt.
Menamatkan pendidikan sebagai
Sarjana Farmasi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1961 dan
Apoteker di ITB pada tahun 1962. Pernah menjadi Anggota DPR RI periode tahun
1982-1987 dan tahun 1987-1992 sebagai wakil Ketua Fraksi Karya Pembangunan,
Anggota MPR RI periode tahun 1992-1997 dan tahun 1999-2004 sebagai Wakil Ketua
Fraksi Utusan Golongan, Anggota Badan Pekerja (Tim Ad-hoc) MPR RI tahun
1999-2000, Wakil Ketua Fraksi Utusan Golongan pada tahun 2001, Ketua Umum
KOWANI pada tahun 1999-2004, Plant Manager perusahaan farmasi PT Dupa pada
tahun 1962-1984, Dosen Luar Biasa pembimbing skripsi untuk Institut Teknologi
Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Pancasila pada tahun 1966-1981.
Aktif di Lembaga Pendidikan Wanita Indonesia dari tahun 1968 sampai sekarang.
Selain itu juga aktif dalam berbagai organisasi baik nasional maupun
internasional dan cukup sering melakukan penugasan ke luar negeri sebagai
delegasi Republik Indonesia pada berbagai macam program. Sejak bulan Juni 2006
diangkat menjadi Komisaris Perseroan PT Enseval.
Yup demikian beberapa alumni yang
saya dapat datanya, selain mereka tentu kita juga tahu dosen-dosen kita yang
luar biasa, ada berapa profesor?
sekali lagi semoga tulisan ini bisa
menjadi motivasi untuk kita. Sukses alumni Farmasi ITB!! ^_^
0 komentar:
Posting Komentar