Abstrak
Keluarga
bapak Husni Thamrin
tinggal di kawasan Jalan
Pisangan Raya H.Solmed RT 03/04 No.45 Pisangan Timur, Cirendeu. Keluarga ini
terdiri dari Bapak Husni Thamrin, ibu
ida (istri Husni Thamrin) , bapak Japlin (bapak Kandung ibu Ida) , ibu Arpah
(Ibu kandung dari Ibu Ida) , dan Siska (anak bapak Husni Thamrin) . Pada saat
kunjungan kami bertemu dengan Ibu Ida, ibu Arpah, dan Siska.
Keluarga
ini tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan, tetapi ada anggota keluarga yang sedang menderita suatu penyakit
yaitu bapak Japlin penyakit yang diderita adalah serangang jantung, prostat,
dan hipertensi. Selain bapak
Arpah
istrinya juga menderita Gastritis,
asma, muntaber,dan memiliki tanda gejala asam urat. Di dalam keluarga tersebut
tidak ada penyakit menular.
Abstrac
The
family of Mr. Husni Thamrin lived in the
area of Jalan Raya H.Solmed Pisangan RT
03/04 No. 45 East Pisangan,
Cirendeu. This family
consists of Mr.
Husni Thamrin, Mrs.
Ida (wife Husni Thamrin),
Mr. Japlin (father of Mrs. Ida bladder), Mrs. Arpah (mother of Mrs. Ida), and Siska (Mr. Husni Thamrin child's
). At the time of the visit we met with Mrs.
Ida, Mrs. Arpah,
and Siska.
This family had no history of hereditary diseases, but there is a family member who is suffering from a
disease that is Mr.Japlin are
heart attack , prostate, and
hypertension. In addition to his wife's Mrs. Arpaha also suffered Gastritis, asthma, diarrhea
and vomiting, with signs of symptoms of gout. In the family there is no infectious
disease.
Bab I
Pendahuluan
Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995
) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan
apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika
tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom,
1995 ).
Patofisiologi
hipertensdengan mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen.Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokontriktor.Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
WHO (World Health Organization), memberikan batasan
tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau di atas
160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara
usia dan jenis kelamin. NM Kaplan (Bapak Ilmu Penyakit Dalam), memberikan
batasan dengan membedakan usia dan jenis kelamin sebagai berikut.
·
Pria, usia < 45
tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darah pada waktu berbaring > 130/90 mmHg
·
Pria, usia > 45
tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darahnya > 145/95 mmHg
·
Pada wanita tekanan
darah > 160/95 mmHg, dinyatakan
hipertensi.
(Hipertensi
baru.pmd, 2007)
Krisis hipertensi
merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat
tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan organ
target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg; dikategotikan
sebagai hipertensi emergensi atau hipertensi urgensi.
Pada hipertensi
emergensi tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan kerusakan organ
target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan
segera (dalam hitungan menit – jam) untuk mencegah kerusakan organ target lebih
lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy, pendarahan intrakranial,
gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic
aneurysm, angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat
selama kehamilan.
Hipertensi urgensi adalah tingginya
tekanan darah tanpa disertai kerusakan organ target yang progresif. Tekanan
darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada
tingkat 1 dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari.
Meningkatnya tekanan darah di dalam
arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Jantung
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
2. Arteri
besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada
usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola)
untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam
darah.
3. Bertambahnya
cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah
dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa
jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari
sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di
dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang
mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Ginjal mengendalikan tekanan darah
melalui beberapa cara:
1. Jika
tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang
akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke
normal.
2. Jika
tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
3. Ginjal juga bisa
meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin,
yang memicu pembentukan hormon
angiotensin, yang selanjutnya
akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin
II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)
dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis),
sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume
cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron
dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan
penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron
akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus
ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan
volume dan tekanan darah.
Pada sebagian besar penderita,
hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa
gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi
(padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Kadang
penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Selama
ini dikenal dua jenis hipertensi, yaitu:
1. Hipertensi
primer (Essensial)
Hipertensi
ini merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Kira-kira 90%
hipertensi adalah jenis ini. Nama lain dari hipertensi ini adalah hipertensi
esensial atau idiopatik. Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial
yang timbul terutama karena interaksi antara factor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor resiko yang mendorong
timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah :
a. Faktor resiko seperti
diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok dan genetic.
b. Sistem saraf simpatis
yang terdiri dari tonos simpatis dan variasi diurnal.
c. Keseimbangan antara
modulator vasodilatasi dan vasokontriksi : endotel pembuluh darah berperan
utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstisium juga
memberikan kontribusi akhir.
d. Pengaruh sistem otokrin
setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin dan aldosteron.
2. Hipertensi
sekunder
Hipertensi
jenis ini adalah merupakan hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit lain.
Sejauh ini penyebab paling sering dari hipertensi sekunder adalah penyakit
parenkim ginjal dan penyempitan arteri ginjal. Adapun beberapa factor yang
dapat menyebabkan terjadinya hipertensi sekunder adalah sebagai berikut :
a. Penyakit
ginjal
1) Sekresi
rennin meningkat
2) Retensi
natrium dan cairan
3) Sekresi
vasodilator (vasipresor)menurun
b. Penyebab
endokrin
1) Aldosteronisme
2) Kontrasepsi
oral
3) Feokromositoma
4) Tirotoksikosis
c. Penyebab
vascular
1) Koarktasio
aorta
2) Vaskulitis
d. Penyebab
neurogenik
1) Psikogenik
2) Tekanan
intracranial meningkat
Penyebab Darah Tinggi
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi
yang tidak dapat dikendalikan. Ada juga yang dapat dikendalikan sehingga bisa
mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
· Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau
saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita
tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan
darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak
identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan
untuk masalah tekanan darah tinggi.
· Usia
Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang
bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Kondisinya tidak dapat diharapkan
bahwa tekanan darah saat muda akan sama ketika tubuh bertambah tua. Namun dapat
mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
· Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan
usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
· Kolesterol
Faktor ini bisadi kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini
dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat.
· Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan
darah tinggi.
· Stres
Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat
memicu tekanan darah tinggi.
· Rokok
Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung
dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang
akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
· Kafein
· Alkohol
Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan
darah tinggi.
· Kurang Olahraga
Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah
tinggi .
Bab II
Hasil Observasi
I.
Identitas Keluarga
a.
Nama Kepala Kelauarga : Husni Thamrin
b.
Alamat rumah :
Jalan Pisangan Raya H.Solmed RT 03/04 No.45 Pisangan Timur, Cirendeu
c.
Daftar anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah:
No.
|
Nama
|
Kedudukan
Dalam Keluarga
|
L/P
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Pasien
Klinik
(Y/T)
|
Keterangan
|
1
|
Husni Thamrin
|
Kepala Keluarga (Ayah)
|
L
|
50 th
|
S3
|
PNS
|
T
|
|
2
|
Ida
|
Ibu
|
P
|
41 th
|
SMA
|
Ibu Rumah Tangga
|
T
|
|
3
|
Japlin
|
Kakek
|
L
|
80 th
|
SD
|
Tidak Bekerja
|
Y
|
|
4
|
Arpah
|
Nenek
|
P
|
80 th
|
SD
|
Tidak Bekerja
|
Y
|
|
5
|
Siska
|
Anak
|
P
|
19 th
|
SMA
|
Mahasiswi
|
T
|
Sedang
menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi
|
d.
Bentuk keluarga :
keluarga extended
e.
Siklus kehidupan keluarga :
keluarga dengan anak, keluarga orang tua lansia
f.
Genogram
Ket:
- Bapak dan ibu dari bpk. Japlin maupun dari ibu Arpah sudah meninggal.
- Bpk. Japlin menderita suatu penyakit yaitu hipertensi, serangan jantung akut, dan gangguan prostat.
- Ibu Arpah menderita suatu penyakit maag, asma dan tanda gejala asam urat.
- Anak ketiganya sudah meninggal karna penyakit kejang.
- Anak keempatnya juga sudah meninggal karna penyakit DBD.
- Bpk dan ibu tinggal satu rumah dengan anaknya yang ketujuh yang sudah bersuami dan mempunyai satu anak perempuan.
- Untuk saudara dari bpk.japlin dan Ibu Arpah tidak terkaji.
II.
Keadaan Rumah
a.
Gambar daerah bangunan rumah
b. Jenis
Lantai : Keramik
c. Jenis
Atap : Genteng
d. Jenis
Dinding : Tembok dilapisi cat.
e. Apakah
dapat membaca tulisan/huruf di dalam rumah tanpa bantuan sinar lampu listrik
pada siang hari ? Bisa.
f. Perbandingan
luas jendela/lantai di ruang tidur :
1:3
Perbandingan luas jendela/lantai di ruang keluarga : 2:3
g. Data
tambahan mengenai keadaan rumah:
1) Sinar
matahari baik
2) Rumah
terdiri dari dua lantai
3) Luas
Rumah
4) L
= 77 m2 digunakan oleh 5 orang sehingga 1 orang mendapat kurang lebih 78789
sehingga mencukupi untuk setiap orangnya.
III. Keadaan Keluarga
a. Perencanaan
keluarga
1. Perencanaan
anak
a) Berapa
jumlah anak yang diinginkan?
direncanakan
b) Apakah
harus ada anak laki-laki dan perempuan?
Tidak.
c) Berapa
jarak antar anak yang direncanakan?
Tidak direncanakan.
a. Pengambil
keputusan perencanaan keluarga : berdua
b. Apakah
pernah menggunakan kontrasepsi KB?
pernah
menggunakan metode kontrasepsi.
b. hubungan anggota keluarga
b.1.1. Hubungan antar anggota keluarga; baik
b.1.2. gambar hubungan tiap anggota keluarga (family map)
b.2. frekuensi berkumpul anggota keluarga (
yang serumah): tiap hari, untuk hari sabtu dan minggu ada kumpul keluarga
b.3. keputusan dalam keluarga berdasarkan :
keluarga besar
c. keadaan kesehatan anggota keluarga saat ini
No.
|
Nama
|
Kedudukan Dalam Keluarga
|
L/P
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Pasien Klinik
(Y/T)
|
Keterangan
|
1
|
Husni Thamrin
|
Kepala Keluarga (Ayah)
|
L
|
50 th
|
S3
|
PNS
|
T
|
sehat
|
2
|
Ida
|
Ibu
|
P
|
41 th
|
SMA
|
Ibu Rumah Tangga
|
T
|
Sehat
|
3
|
Japlin
|
Kakek
|
L
|
80 th
|
SD
|
Tidak Bekerja
|
Y
|
Jantung
koroner, prostat
|
4
|
Arpah
|
Nenek
|
P
|
80 th
|
SD
|
Tidak Bekerja
|
Y
|
Asma,
asam urat, hipertensi
|
5
|
Siska
|
Anak
|
P
|
19 th
|
SMA
|
Mahasiswi
|
T
|
Sehat
|
d. data tambahan mengenai keadaan keluarga
1) Pak Japlin pernah mengalami pingsan saat
terjatuh dari pohon, dokter mengdiagnosis
penyakitnya jantung koroner, terjadi pada 4tahun lalu.
2) bu arpah sudah mengalami asma dari remaja
III.
Pemenuhan Kebutuhan keluarga
a.
Kebutuhan ekonomi
a.1. penghasilan keluarga per bulan ( total)
a.2. pengeluaran keluarga per bulan ( total)
a.3. apakah penghasilan keluarga dirasa cukup
untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga?
b.
Kebutuhan pendidikan: terpenuhi
c.
Kegiatan spiritual: sholat 5 waktu
d.
Pola berobat: datang ke dokter rutin untuk cek kesehatan
(pak japlin dan bu arpah)
e.
Data tambahan mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga
IV.
Gaya Hidup keluarga
a.
Kebiasaan makan dalam keluarga
a.1. sumber:
a.2. jenis:
a.3. jumlah:
b.
Kebiasaan olah raga: bu ida berolah raga setiap 3 kali
permingu. Pak japlin berjalan kaki tiap pagi kurang lebih 30 sampai1 jam.
c.
Kebiasaan minum alkohol: tidak ada
d.
Kebiasaan merokok: pak japlin, namun setelah mendapat
diagnosis jantung koroner beliau berhenti merokok.
e.
Data tambahan mengenai gaya hidup keluarga
V.
Lingkungan hidup keluarga
a.
Lingkungan perumahan keluarga
a.1. jenis perumahan
a.2. higiene lingkungan rumah (observasi)
a.3. keamanan lingkungan perumahan
a.4. paparan zat/ partikel yang mungkin
terjadi di lingkungan rumah adalah:
b.
Lingkungan pekerjaan anggota keluarga
b.1. apakah ada anggota keluarga yang
memiliki risiko di pekerjaan?
b.2. jika ada pekerjaan yang dapat terjadi
sesuai dengan pekerjaan adalah
b.3. paparan zat/ partikel yang mungkin
terjadi di lingkungan pekerjaan adalah:
c.
Lingkungan sosial keluarga
c.1. keluarga menjadi anggota perkumpulan
sosial di lingkungannya:
c.2. kedudukan keluarga di tengah lingkungan
sosialnya: bu ida sebagai ketua dari kumpulan Ibu- ibu PKK
d.
Data tambahan mengenai lingkungan hidup keluarga:
IDENTIFIKASI
MASALAH
I.
Risiko / masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga
Keluarga
Extended yang terdiri dari 5 orang dalam satu rumah, dimana dua orang
anggotanya termasuk dalam Geriatri sehingga kemungkinan akan adanya penyakit
degeneratif perlu diwaspadai.
II.
Risiko / Masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan Rumah
Rumah
keluarga berada di pemukiman padat dan dekat tanah lapang, namun tidak memiliki
selokan. Akibatnya, drainase limbah tidak diketahui prosesnya. Dengan demikian,
risiko akan terjadinya penyakit yang melibatkan kebersihan lingkungan
meningkat.
III.
Risiko / Masalah Kesehatan Yang Berhubungan Dengan Fungsi Keluarga
1. Bapak
Japlin pernah terkena serangan jantung 1 bulan yang lalu yang kini
mengakibatkan aktivitasnya dibatasi. Ia juga menderita pembesaran Prostat yang
mengakibatkan saat ini harus dipasang kateter urin yang harus diganti 1 minggu
sekali. Hal ini membuat pak Japlin menjadi terbatas aktivitasnya, terutama saat
beraktivitas di luar rumah. Hipertensi juga menjadi keluhan pak Japlin sejak
lama (tidak diketahui sejak kapan)
2. Ibu
Arpah menderita Gastritis, asma, muntaber,dan memiliki tanda gejala asam urat
yaitu terdapat benjolan di jari tangannya. Gastritis menjadi keluhan utamanya
yan membuat ia harus lebih selektif dalam memilih makanan dan terhadap jadwal
makanan
IV.
Risiko / Masalah Kesehatan yang berhubungan dengan Pemenuhan Kebutuhan Keluarga
Kebutuhan
keluarga
1. Pemenuhan
Kebutuhan Ekonomi : Hingga
Tersier
2. Kebutuhan
pendidikan : Pendidikan
Tinggi
Bu
Arpah memiliki kebiasaan yang baik, yaitu awareness
yang tinggi terhadap kesehatan sehingga apabila ia merasa sedikit saja
“tidak enak badan”, ia akan segera ke Rumah Sakit untuk berobat. Lain halnya
dengan Pak Japlin yang memiliki tingkat awareness
yang rendah terhadap gangguan kesehatan yang membuat hanya ke rumah sakit
bila timbul gangguan aktivitas yang berat.
V.
Risiko / Masalah kesehatan yang berhubungan Dengan Gaya Hidup Keluarga
1. Keluarga
yang mempunyai gaya hidup yang baik dalam pola makan namun kurang berolahraga
yang dapat menimbulkan risiko hipertensi
2. Pak
Japlin, salah satu anggota keluarga yang merokok berisiko akan memperburuk
hipertensinya. Saat ini sudah berhenti sejak terkena serangan jantung
VI.
Risiko / masalah kesehatan yang Berhubungan dengan Lingkungan Hidup Keluarga
Lokasi
pembakaran sampah yang berada di depan rumah meningkatkan risiko penyakit paru.
Selain itu, ada tetangga memelihara banyak kucing sehingga memungkinkan
meningkatkan risiko penyakit infeksi yang
ditularkan melalui kucing, seperti Toxoplasma.
VII
Masalah Kesehatan yang Ada dalam Keluarga
1. Serangan
Jantung
2. Hipertensi
3. Benign
Prostat Hipertrophy
4. Gatritis
5. Astma
6. Muntaber
7. Gejala
Asam Urat
8. Kurang
Berolahraga
9. Kebiasaan
Merokok
Bab III
Upaya Pemeliharaan Kesehatan yang
Dilakukan
Kami mengadakan kunjungan kedua (tahap
intervensi I) pada pertengahan bulan April. Permasalahan yang kami temukan
untuk dibicarakan dalam keluarga yaitu masalah hipertensi yang diderita oleh
Bapak Japlin (80 tahun) dan Ibu Arpah (80 tahun), selain itu kami menemukan
adanya faktor pemicu hipertensi (pola mengonsumsi garam, ikan asin, jengkol,
dan petai) pada saat bertanya mengenai pola makanan.
Upaya pemeliharaan kesehatan yang kami
lakukan sebagai tindak lanjut dari masalah hipertensi ini adalah memberikan
edukasi dan informasi mengenai beberapa hal terkait hipertensi, seperti
definisi, penyebab, akibat dan cara mengatasi serta menanggulanginya. Terlebih
promosi ini ditekankan pada cara pencegahan hipertensi yaitu dengan perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup
sehat,
meliputi:
1. Makanan
yang dianjurkan dan harus dihindari penderita hipertensi
a.
Makanan
yang dianjurkan
·
Buah-buahan
Jenis makanan ini sangat baik untuk
melawan penyakit hipertensi. Dengan mengonsumsi buah dan sayur segar secara
teratur dapat menurunkan risiko kematian akibat hipertensi, stroke dan penyakit
jantung koroner, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kanker. Buah dan sayur
mengandung zat kimia tanaman (phytochemical)
yang penting, seperti flavonoids,
sterol, dan phenol. Flavonoids,
yang terdapat dalam anggur merah dan apel dapat mengurangi bahaya kolesterol
dan mencegah penggumpalan darah. Buah jenis berry
bersifat antioksidan; buah yang berwarna gelap juga banyak mengandung serat
(Marzukli, 2004)
Selain itu buah yang sering dikonsumsi
utnuk mengatasi hipertensi adalah buah pisang. Secara umum kandungan gizi yang
terkandung dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99
kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 mg, serat 1,7 gram,
kalsium 8 gram, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg serta vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08
mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram. Kandungan buah pisang di atas dianggap
cukup baik untuk mengatasi hipertensi.bahkan lembaga food and Drug
Administrition Amerika memperbolehkan pengusaha pisang untuk membuat kalim
bahwa pisang dapat menurangi resiko tekanan darah dan stroke (Didinkaem, 2007)
·
Sayur
Sebagaimana
buah-buahan, sayur juga banyak mengandung vitamin dan phytochemical serta
serat. Sayur yang dapat digunakan untuk pencegahan hipertensi ini seperti
seledri, bawang dan sayur hijau lainnya. Bawang putih misalnya mampu menurunkan
tekanan darah tinggi serta menurunkan kolesterol, berkat adanya senyawa yang
disebut ajone, yaitu senyawa yang selain penurun hipertensi juga sebagai
pemcegah pengumpalan darah.
·
Serat
Makanan yang banyak mengandung serat
sangat penting untuk keseimbangan kolesterol. Serat terdapat dalam tumbuhan,
terutama pada sayur, buah, padi-padian, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Selain dapat menurunkan kadar kolesterol karena dapat mengangkut asam empedu,
serat juga dapat mengatur kadar gula darah dan menurunkan tekanan darah
(Marzukli, 2004).
·
Karbohidrat jenis kompleks
Karbohidrat
jenis kompleks seperti nasi, pasta, kentang, roti lebih aman bagi penderita hipertensi daripada karbohidrat
sederhana seperti gula, manisan atau soda. Hal ini dikarenakan gula sederhana
lebih mudah meningkatkan kadar gula darah dan ini berimplikasi kepada
terjadinya hipertensi (Marzukli, 2004).
·
Vitamin dan mineral
Vitamin
dan mineral juga sangat penting untuk menyeimbangkan proses-proses fisiologi di
dalam tubuh kita, termasuk juga untuk menyeimbangkan tekanan darah.
·
Teh
Teh
telah cukup terkenal sebagai antioksidan yang efektif, selain itu teh juga
dapat mengurangi resiko hipertensi ataupun stroke. Pengkonsumsian teh secara
teratur dan seimbang dapat menjaga pola hidup sehat.
b.
Makanan
yang dihindari
·
Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal,
paru-paru, minyak kelapa, gajih, dll)
·
Makanan yang diolah menggunakan garam natrium, misalnya
biscuit, cracer, keripik dan makanan kering yang asin.
·
Makanan atau minuman kaleng, contohnya adalah sarden,
sosi, korned, soft drink dll. Hal ini dikarenakan makanan-makanan tersebut5
umumnya mengandung pengawet yang tidak baik bagi kesehatan.
·
Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan, ikan asin, telur asin, selai kacang,
pindang dll)
·
Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonise, serta
sumber protein hewani yang mengandung banyak kpolesterol, seperti daging merah
(baik sapi apalagi kambing), kuning telur, dan kulit ayam.
·
Penyedap makanan.
·
Alkohol serta makanan yang mengandung alkohol
2. Penjelasan
mengenai obat hipertensi,
Obat
– obat yang di konsumsi oleh Pak Japlin
No.
|
Nama paten
|
Nama generik
|
Indikasi
|
1.
|
Lansoprazole
|
lansoprazol
|
Pengobatan jangka pendek tukak lambung, tukak usus, dan refluks
esofagus
|
2.
|
Bisoprolol hemifurmarate
|
Bisoprolol
|
Sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan antihipertensi lain
|
3.
|
Isosorbide dinitrate
|
Isosorbid dinitrat
|
Terapi dan preventif terhadap serangan akut angina pektoris
|
4.
|
Levofloxacin
|
Levofloksasin
|
Sinusitis maksilaris akut, kumatnya penyakit atau gejala penyakit
bronkhitis kronis secara mendadak akibat bakteri, pneumonia nosokornial,
infeksi kulit dan struktur kulit dengan komplikasi, infeksi saluran kemih
(termasuk pielonefritis)
|
5.
|
Simvastatin
|
Simvastatin
|
Mengurangi kadar kolesterol total dan LDL. Sebagai hiperkolesterol
primer maupun sekunder.
|
6.
|
Pletaal
|
silostazol
|
Pengobatan gejala iskemia seperti ulkus, rasa sakit dan dingin pada
ekstremitas disebabkan karena adanya penyumbatan arteri kronis, pencegahan
kambuhan infark otak (kecuali infark otak akibat kardioemboli)
|
7.
|
Zaldiar
|
tramadol, PCT
|
Terapi jangka pendek untuk nyeri akut.
|
Lansoprazole
Lansoprazole
adalah penghambat sekresi asam lambung yang efektif. Lansoprazole secara
spesifik menghambat (H+/K+) ATPase (pompa proton) dari sel parietal di mukosa
lambung. Indikasi Lansoprazole diindikasikan untuk :
Ulkus duodenum.
Benigna ulkus gaster.
Refluks esofagitis.
Dosis : Ulkus duodenum : 1 kali sehari 30 mg selama 4 minggu.
Ulkus duodenum.
Benigna ulkus gaster.
Refluks esofagitis.
Dosis : Ulkus duodenum : 1 kali sehari 30 mg selama 4 minggu.
Benigna ulkus gaster : 1 kali sehari
30 mg selama 8 minggu.
Refluks esofagitis : 1 kali sehari
30 mg selama 4 minggu.
0 komentar:
Posting Komentar