Mengenai Saya

Foto saya
tangerang, tangerang, Indonesia
ان اكون احسنهم خلقا ان اكون اوسعهم علم ان اكون اجملهم صورا ان اكون اكثرهم مالا
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pembuatan Body Scrub Ekstrak Madu


LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI
“Pembuatan Body Scrub  Ekstrak Madu”







Hari / Tanggal : Kamis, 12 April 2012
Kelompok 1 B
Nama Kelompok :
Fakhrul Umam
Ferry Indar A
Gian Pertela
M Ikhwan Lukmanuddin
M Muwaffaq zaky
Zil Ardi





PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
FORMULASI “BODY SCRUB” DENGAN EKSTRAK MADU
1.    STUDI PRAFORMULA
R/
Madu
5 %

Cetyl Alkohol
1 %

PEG
5 %

TEA
1,2 %

Asam Stearat
15 %

Silika
2,5 %

Gliserin
5 %

Parfum
Qs

Aqua ad 100 %


2.    DATA PRAFORMULASI
MADU
Sinonim
:
Mel depuratum, purified honey
Khasiat
:
Emolient, pelembab, perawatan kulit
Pemerian
:
Warna            : bening, kuning pucat atau coklat kekuningan
Bau                : bau enak khas
Rasa              : manis
Penampilan : cairan kental seperti sirup
Kelarutan
:
mudah larut dalam air.
Bobot jenis
:
1,35-1,36
Penyimpanan
:
dalam wadah tertutup baik.

ASAM STEARAT
Sinonim
:
Acidum stearicum, Crosterene
Struktur molekul
:
C18H36O2
Khasiat
:
Emulgator
Pemerian
:
Warna            : Putih atau hampir kekuningan
Bau                : tidak berbau
Rasa              : berminyak
Penampilan : serbuk putih atau kekuningan, berminyak.
Berat molekul
:
284,47
Titik Leleh   
:
540 C
Kelarutan
:
mudah larut dalam benzen, CCl4, kloroform dan eter; larut dalam etanol 95 %, hexana,dan propilen glikol. Praktis tidak larut dalam air.
Penyimpanan
:
dalam wadah tertutup baik
OTT
:
dengan zat pengoksidasi dan metal hidroksida

GLISEROL
Sinonim
:
Gliserin
Struktur molekul
:
C3H8O3
Berat molekul
:
92.09
Khasiat
:
Humektan
Pemerian
:
Warna            : jernih
Bau                : tidak berbau
Rasa              : manis
Penampilan : cairan kental
Kelarutan
:
larut dalam  air dan metanol; agak larut dalam aseton; praktis tidak larut dalam benzena , kloroform, dan minyak ; eter 1 : 500; etil asetat 1 :11
Bobot jenis
:
1,255 - 1,260
Titik leleh

17,8o  C
Penyimpanan
:
Bersifat higroskopis, campuran gliserin dengan air, etanol dan propilenglikol merupakan campuran yang stabil. Jika disimpan pada suhu rendah, dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai kurang dari 200C.
OTT
:
dengan zat pengoksidasi, menghitam bila terpapar cahaya, zink oxida, dan bismuth nitrat.

CETYL ALCOHOL
Sinonim
:
Alcohol cetylicus; Avol; Cachalot; Crodacol C70; Crodacol C90; Crodacol C95; ethal; ethol; HallStar CO-1695; 1-hexadecanol; n-hexadecyl alcohol; Hyfatol 16-95; Hyfatol 16-98; Kessco CA; Lanette 16; Lipocol C; Nacol 16-95; palmityl alcohol; Rita CA; Speziol C16 Pharma; Tego Alkanol 16; Vegarol 1695
Struktur molekul
:
C16H34O
Berat molekul
:
242.44 (for pure material)
Khasiat
:
Coating agent; emulsifying agent; stiffening agent
Penggunaan
:
Pemerian
:
Serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah
Kelarutan
:
Tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu
Stabilitas      
:
Setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya udara, dan, tidak menjadi tengik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering
OTT
:
Tidak kompatibel dengan oksidator kuat. Setil alkohol bertanggung jawab untuk menurunkan titik leleh ibuprofen, yang cenderung menempel selama proses coating kristal ibuprofen


PG (Propylene Glycol)
Sinonim
:
1,2-Dihydroxypropane; 2-hydroxypropanol; methyl ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol.
Struktur molekul
:
C3H8O2
 
Khasiat
:
Antimicrobial preservative; disinfectant; humectant; plasticizer; solvent; stabilizer for vitamins; water-miscible cosolvent
Bobot Jenis
:
1.038 g/cm3 pada suhu 200C
Pemerian
:
Suatu polimer sebagai polimer tambahan dari etilen oksida dan air. Polietilen glikol nilai 200-600 berbentuk cairan; nilai 1000 dan di atas adalah padatan pada suhu kamar
Penyimpanan
:
Propylene glycol bersifat bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cair dengan rasa manis sedikit tajam menyerupai gliserin
OTT
:
Tidak kompatibel dengan reagen oksidator, seperti kalium permanganat


TEA (Triethanolamine)
Sinonim
:
TEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine; tris(hydroxyethyl)amine; trolaminum.
Struktur molekul
:
C6H15NO3
Khasiat
:
Alkalizing agent; emulsifying agent
pH

pH = 10.5 (0.1N solution)
Bobot Jenis
:
1,1245
Pemerian
:
Trietanolamina jelas, tak berwarna sampai kuning pucat cairan kental yang memiliki bau sedikit amoniak
Kelarutan
:
Stabilitas      
:
Trietanolamina dapat berubah menjadi cokelat saat terkena udara dan cahaya. Kadar 85% dari trietanolamina cenderung terjadi stratifikasi di bawah suhu 1580C; homegenitas dapat dikembalikan dengan pemanasan dan pencampuran sebelum digunakan.
Trietanolamina harus disimpan dalam wadah kedap udara terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.

SILIKA (Colloidal Silicon Dioxide)
Sinonim
:
Aerosil; Cab-O-Sil; Cab-O-Sil M-5P; colloidal silica; fumed silica;
fumed silicon dioxide; hochdisperses silicum dioxid; SAS; silica colloidalis anhydrica; silica sol; silicic anhydride; silicon dioxide colloidal; silicon dioxide fumed; synthetic amorphous silica; Wacker HDK.
Struktur molekul
:
SiO2
Berat molekul
:
60.08
pH
:
3.8–4.2 (4%w/v aqueous dispersion) and
3.5–4.0 (10% w/v aqueous dispersion) for Cab-O-Sil M-5P
Bobot jenis

0.029–0.042 g/cm3
Khasiat
:
Adsorbent; anticaking agent; emulsion stabilizer; glidant; suspending agent; tablet disintegrant; thermal stabilizer; viscosity-increasing agent
Penggunaan
:
Pemerian
:
Silikon dioksida koloid adalah silika yang diasapi submicroscopic dengan ukuran partikel sekitar 15 nm. Ringan, longgar, putih kebiruan, tidak berbau, tidak berasa, bubuk amorf
Kelarutan
:
Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam, kecuali asam fluorida; larut dalam larutan panas hidroksida alkali. Membentuk dispersi koloid dengan air. Untuk Aerosil, kelarutan dalam air adalah 150 mg / L pada 25 8 C (pH 7)
Stabilitas      
:
Silikon dioksida koloid higroskopis, tetapi mengadsorbsi sejumlah besar air tanpa meleleh. Ketika digunakan dalam bentuk larutan pada pH 0-7,5, silikon dioksida koloid efektif dalam meningkatkan viskositas dari suatu sistem. Namun, pada pH lebih besar dari 7,5 sifat increasing-viscosity koloid silikon dioksida berkurang, dan pada pH lebih besar dari 10,7 kemampuan ini hilang sepenuhnya karena silikon dioksida larut dan membentuk silikat. Silikon dioksida bubuk koloida harus disimpan dalam wadah tertutup baik
OTT
:
Tidak kompatibel dengan pembuatan dietilstilbestrol

3.    PERHITUNGAN
Penimbangan bahan untuk sediaan:
Madu
:
 x 100 g = 5 g
Cetyl Alkohol
:
 x 100 g = 1 g
PEG
:
 x 100 g = 5 g
TEA
:
 x 100 g = 1,2 g
Asam Stearat
:
 x 100 g = 15 g
Silika
:
 x 100 g =2,5 g
Gliserin
:
 x 100 g = 5 g
Parfum
:
Qs
Aqua ad 100 %

100 g – ( 29,7 g) = 70,3 g


4.    PROSEDUR KERJA
1.    Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.    Timbang bahan - bahan yang akan digunakan.
3.    Asam stearat dilebur dengan cetyl alkohol, pada suhu 800 (M1).
4.    PG, gliserin dan sebagian air dicampur untuk kemudian dilebur pada suhu 70oC (M2)
5.     M2 ditambahkan kedalam M1 kemudian di aduk cepat hingga terbentuk massa homogen.
6.    Tambahkan sedikit demi sedikit TEA sambil diaduk hingga membentuk krim.
7.    Massa krim yang terbentuk ditambahkan silika yang sudah didispersikan dalam air diaduk pelan hingga homogen.
8.    Tambahkan madu yang telah dilarutkan dalam aquadest, diaduk hingga homogen.
9.    Parfum ditambahkan ke dalam campuran secukupnya.
10. Sediaan yang telah jadi, dikemas dalam wadah dan diberi etiket.

5.    SKEMA KERJA



6.    HASIL SEDIAAN


7.    HASIL EVALUASI
·         Uji homogenitas = sediaan homogen
·         Uji pH                   = 7
·         Uji kenyamanan = nyaman, lembut di kulit dan mudah dicuci

8.    PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini, kami membuat sediaan body scrub dengan ekstrak madu, dimana secara umum sediaan body scrub merupakan bentuk sediaan krim yang terdiri dari fase air dan fase minyak.
Pertama kami meleburkan asam stearat dan cetyl alkohol. Campuran asam stearat dan cetyl alkohol merupakan fase minyak dari formula ini, sehingga diperlukan peleburan sebelum pencampuran lebih lanjut. Suhu peleburan ini berkisar antara 700 C – 750 C. Dalam cawan lain dilakukan pencampuran gliserin, propilenglikol, dan sebagian air, kemudian dipanaskan pada suhu yang sama dengan fase minyak. Selanjutnya, fase air tersebut dicampurkan dengan fase minyak (asam stearat dan cetyl alkohol) dan diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer. Setelah campuran tersebut homogen, kemudian ditambahkan dengan  alkali  atau  trietanolamin (TEA) sebagai penetral yang bertujuan untuk membentuk massa  krim.  Netralisasi  ini membentuk  basis  krim  yang  dapat  menyerap  air  5-15  kali  beratnya,  penampakan dan plastisasi dari krim ditentukan oleh perbandingan alkali yang digunakan.
Pada tahap ini, awalnya terjadi kesulitan dimana basis krim yang diaduk dengan magnetic stirrer mengeras hingga magnet tidak dapat berputar. Oleh karena itu, pengadukan dipindahkan pada lumpang yang panas dan digerus. Ketika ditambahkan kandungan-kandungan lain yang mengandung air, dalam hal ini, silika dan madu yang sebelumnya ditambahkan air, sediaan tersebut menjadi lunak.
Hasil dari percobaan ini diperoleh sediaan krim body scrub yang baik. Menurut hasil evaluasi, sediaan memiliki homogenitas yang baik, pH sebesar 7, sediaan nyaman dipakai di kulit dan mudah tercuci. Persyaratan body scrub lain seperti kemampuan mengering pun terpenuhi. Namun, terdapat pula berbagai kekurangan dalam sediaan ini, diantaranya kurang lembab. Hal ini bisa diatasi dengan cara penambahan minyak yang bersifat emolient seperti olive oil.

9.    URAIAN TUGAS KELOMPOK
Nama
Tugas
Gian Pertela
Membantu membuat sediaan
Membantu membuat laporan
Zil Ardi
Membantu membuat sediaan
Mengevaluasi sediaan
Fakhrul Umam
Menimbang bahan
Membantu membuat sediaan
Ferry Indar A.
Membantu membuat sediaan
Mengevaluasi sediaan
M. Muwaffaq Zaky
Membantu membuat sediaan
Membantu membuat laporan
M. Ikhwan
Membantu membuat sediaan
Menimbang bahan


DAFTAR PUSTAKA

v  Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI press.
v  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia : Jakarta
v  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Farmakope Indonesia III : Jakarta
v  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Farmakope Indonesia III : Jakarta
v  Lieberman, Lachman . 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid 2. UI press : Jakarta
v  Waide, Ainley, and Waller, Paul J. 1994. Handbook of Pharmaseutical Exipients. 6th edition. Washington : American Pharmaseutical Association.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar