LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA
SEDIAAN LIPSTICK
Disusun Oleh :
FARMASI VIB
KELOMPOK 1
Fakhrul Umam
Fery Indar Ardiansyah
Gian Pertela
M. Ikhwan Lukmanuddin
M. Muwaffaq Zaky
Zil Ardi
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
1. Praformulasi
Bahan Pembuatan Lipstick
R/
Cera
alba
6 g
Parafin
Solid
2 g
Ol.
Ricini
11, 25 g
Ol.
Arachis
3,75 g
Adeps
Lanae
0,25 g
Acid
Boric
0,75 g
Bahan
pewarna alam
0,5
ml
Asam Borat
|
|
Sinonim
|
Boracic
acid; boraic acid; borofax; boron trihydroxide; E284; orthohoboric acid;
trihydroborene.
|
Rumus Formula dan Berat Molekul
|
H3BO2
61.83
HBO2
43.82
|
Rumus Struktur
|
H3BO2
|
Fungsi
|
Bahan
pengawat; antimikrobial
|
Aplikasi pada Formulasi Farmasetik
|
Asam
borat digunakan sebagai bahan pengawet antimikroba pada sediaan tetes mata,
produk kosmetik, salep, dan cream topikal. asam borat juga digunakan sebagai
bahan pengawet antimikroba dalam makanan
|
Organoleptis
|
Bentuk: serbuk krital higrokopis
Warna: putih, mengkilap tidak berwarna,
Bau: tidak berbau
Rasa: Agak asam dan pahit kemudian manis
|
Stabilitas dan penyimpanan
|
Asam
borat bersifat higroskopis oleha karena itu harus disimpan dalam wadah yang
kedap udara. wadah harus dilabel “ tidak untuk penggunaan dalam”.
|
Kelarutan
|
Mudah
larut dalam etanol, eter, gliserin, air, minyak atsiri. kelarutan dalam air
meningkat dengan penambahan hidroklorida, sitrat, dan asam tartat
|
Inkompatibilitas
|
Asam
borat kompatibel dengan air, asam kuat dan logam alkali. asam borat akan
bereaksi secara hebat dengan kalium dan asam anhidrat. asam borat juga
membentuk kompleks dengan gliserin, yang merupakan asam kuat daripada asam
borat.
|
OLEUM RICINI
|
||
Sinonim
|
:
|
Ricinoleum; ricinus communis; ricinus oil;
tangantangan
|
Struktur molekul
|
:
|
C57O9H110
|
Khasiat
|
:
|
emolient, fase minyak
|
Pemerian
|
:
|
Warna :
jernih atau kuning
pucat
Bau : hampir tidak berbau
Rasa :
manis dan sangat
sepat
Penampilan : cairan kental
|
Berat molekul
|
:
|
939.50
|
Titik Leleh
|
:
|
120
C
|
Kelarutan
|
:
|
bercampur
dengan kloroform, dietileter,etanol, asam asetat glasial, dan metanol; mudah
larut dalam etanol ( 95 %) dan petroleum eter; praktis tidak larut dalam air,
minyak mineral yang tidak dicampur dengan minyak nabati
|
Penyimpanan
|
:
|
dalam
wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
|
OTT
|
:
|
dengan
zat pengoksidasi kuat.
|
CERA ALBA
|
||
Sinonim
|
:
|
Malam putih
|
Khasiat
|
:
|
emolient, fase minyak
|
Pemerian
|
:
|
Warna :
putih atau putih kekuningan
Bau : lemah khas madu, tidak tengik
Rasa :
tidak berasa
Penampilan : lempeng atau potongan, butiran halus, serpihan bukan
hablur
|
Titik Lebur
|
:
|
62-640
C
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam minyak atsiri dan minyak lemak, agak
sukar larut dalam etanol (90%)P dan eter P, praktis tidak larut dalam air.
|
Penyimpanan
|
:
|
dalam
wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
|
OTT
|
:
|
dengan
zat pengoksidasi kuat.
|
PARAFFIN SOLID
|
||
Sinonim
|
:
|
Hard wax; paraffinum durum; paraffin wax
|
Khasiat
|
:
|
Zat tambahan
|
Pemerian
|
:
|
Warna :
putih atau tidak
berwarna
Bau : hampir tidak berbau
Rasa :
tidak berasa
Penampilan : padat, sering menunjukkan hablur.
|
Titik Leleh
|
:
|
50-570
C
|
Kelarutan
|
:
|
Larut
dalam kloroform P dan eter P, praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%)
P.
|
Penyimpanan
|
:
|
dalam
wadah tertutup baik.
|
OTT
|
:
|
dengan
zat pengoksidasi kuat.
|
|
|
|
Oleum Arachis
|
|
Sinonim
|
Minyak
Kacang
|
Organoleptis
|
Bentuk:
Cairan
Warna:
Tidak berwarna atau berwarna kuning pucat
Bau:
Khas
Rasa:
Tawar
|
Kelarutan
|
Sangat
sukar larut dalam etanol (95 %)P, dapat bercampur dengan kloroform P, eter P,
karbondisulfida P.
|
Bobot Jenis
|
0,912-0,920
|
Bilangan Penyabunan
|
Antara
185-195
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya, pada suhu tidak lebih dari 40oC
|
Kegunaan
|
Perawatan
kulit dan pelarut
|
Adeps Lanae
|
|
Sinonim
|
Lemak
bulu domba, lanolin ( FI IV hal. 57)
Cera
lanae; E913; lanolina; lanolin anhydrous; protalan anhydrous; purified
lanolin; refined wool fat. ( Excipient
|
Organoleptis
|
Bentuk:
Semisolid
Warna:
kuning
Bau:
bau khas
Rasa: -
|
Kelarutan
|
Larut
dalam benzena, kloroform, eter, dan minyak semangat, sedikit larut dalam
etanol 95 %, lebih mudah larut dalam etanol mendidih (95%), praktis tidak
larut dalam air.
|
Fungsi
dan Penggunaan
|
Emulsifying
agent; oinment base
|
Inkompatibilatas
|
Lanolin
mungkin prooksidan, yang dapat mempengaruhi stabilitas beberapa obat yang
aktif.
|
Stabilitas
dan penyimpanan
|
Lanolin
sacara berangsur-angsur dapat mengalami autooksidasi selama penyimpanan. untuk menghambat proses
ini, pemasukan butyl hidroksitoluen diperkenankan sebagai antioksidan.
pencahayaan yang berlebihan atau pemanasan yang terlalu lama akan menyebabkan
lanolin berwaran gelap dan membentuk bau tengik yang kuat. Bagaimana pun
lanolin harus disterilkan dengan panas pada 150oC. salep opthalmic yang
mengandung lanolin mungkin harus disterilisasi dengan filtrasiatau dengan
penyinaran irradiasi gamma
|
2. Penimbangan Bahan
Cera
alba 6
g
Parafin
Solid 2 g
Ol.
Ricini 11, 25
g
Ol.
Arachis 3,75 g
Adeps
Lanae 0,25
g
Acid
Boric 0,75 g
Bahan
pewarna alam 0,5 ml
3. Prosedur Kerja
Ø Alat
dan bahan disiapkan.
Ø Bahan
yang dibutuhkan ditimbang.
Ø Bahan
lilin (cera alba, paraffin solid, dan adeps lanae) dilebur diatas waterbath
hingga suhu 75 0C …….. (M1).
Ø Fase
minyak (oleum riccini, oleum arachis,) dipanaskan hingga suhu 75 0C,
kemudian dicampurkan pewarna alam (buah merah papua) ……. (M2).
Ø M1
dan M2 dicampurkan di atas waterbath, diaduk hingga homogen.
Ø Kemudian
dimasukkan ke dalam cetakan lipstick secepatnya, dan tunggu hingga mengeras.
Ø Setelah
dingin dan mengeras, sediaan lipstick dikeluarkan dari cetakan, dimasukkan
kedalam wadah, dan diberi etiket.
4. Skema Kerja
5. Hasil Sediaan
6. Evaluasi
·
Penampilannya kurang berwarna merah (memberikan warna
jingga pada bibir).
·
Sediaan lipstick ini termasuk kategori keras.
·
Pemakainnya kurang nyaman karena berminyak
7. Pembahasan
Lipstik merupakan sediaan kosmetik yang mengandung
bahan essensial dari basis minyak-lilin yang cukup keras untuk dibentuk menjadi
stik dengan zat warna celup tertentu. Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah
mempercantik diri yaitu untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang
lain. Kosmetika dekoratif semata-mata hanya melekat pada alat tubuh yang dirias
dan tidak bermaksud untuk diserap ke dalam kulit serta tidak mengubah secara
permanent kekurangan (cacat) yang ada. Zat warna tersebut dilarutkan atau
didispersikan ke dalam minyak lalu dicetak serta dikemas dalam wadah.
Pada praktikum kosmetologi kali ini kami membuat sediaan
lipstick . Fungsi lipstik ini adalah sebagai pewarna bibir dan pembentuk tekstur
bibir yang mayoritas digunakan oleh wanita.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan lipstik ini
berasal dari minyak dan lilin (wax). Paraffin solid dan Cera Alba merupakan sontoh
dari wax tersebut. Fungsi penggunaan wax dalam sedian lipstik ini adalah untuk
membentuk lapisan mengkilat detika digunakan pada bibir. Selain itu wax juga
berfungsi untuk membentuk lipstick seperti penggunaan paraffin yang mampu
mengeraskan lipstik. Parafin solid ini juga berfungsi untuk melindungi kulit
dari kekeringan dan membuat warna lipstick lebih lama menempel pada bibir.
Minyak yang digunakan adalah oleum ricini dan oleum
arachis. Minyak ini digunakan sebagai pelembab, sehingga mampu mengurangi efek
kekeringan. Minyak yang paling sering digunakan dalam pembuatan lipstick
berasal dari tumbuhan (nabati) seperti oleum ricini dan oleum arachis ini.
Minyak nabati ini memiliki kelebihan dibandingkan minyak hewani yaitu lebih
mampu melarutkan zat warna. Selain itu juga kami menggunakan adeps lanae yang
berfungsi sebagai bahan pelicin sehingga membuat tekstur lipstick menjadi lebih
lunak.
Pewarna yang kami gunakan adalah red papua oil yang
tersiri dari buah merah, habbatssauda dan minyak zaitun. Dalam proses pembuatan
lipstick ini, perwarna dilarutkan ke dalam campuran minyak nabati tersebut
karena minyak nabati mampu melarutkan berbagai pewarna dengan baik.
Lipstick yang dihasilkan memiliki warna jingga. Hal
ini disebabkan karena keterbatasan dari pewarna buah merah papua yang
digunakan. Sediaan lipstick tersebut kurang menghasilkan aroma dikarenakan
tidak menambahkan pengaroma tetapi hanya. Sediaan akhir lipstick ini memiliki
permukaan yang halus dan keras namun kurang memberikan warna . Sediaan lipstick
ini juga sedikit berminyak yang kemungkinan disebabkan kurangnya fase lilin
(wax).
8. Kesimpulan
ü Lipstik
adalah sediaan kosmetik yang mengandung bahan essensial dari basis minyak-lilin
yang digunakan pada kulit bibir
ü Zat
warna yang digunakan adalah buah merah papua.
ü Sediaan
akhir lipstick memiliki permukaan yang halus dan keras namun kurang memberikan
warna.
ü Sediaan
lipstick ini juga berpenampilan sedikit berminyak.
9. Uraian Tugas Kelompok
Nama
|
Tugas
|
Gian Pertela
|
Membantu membuat laporan
Membantu membuat sediaan bahan
|
Zil Ardi
|
Membantu membuat sediaan
Menimbang bahan
|
Fakhrul Umam
|
Membantu membuat laporan
Membantu membuat sediaan
|
Ferry Indar Ardiansyah
|
Membantu membuat sediaan
Mengevaluasi sediaan
|
M. Muwaffaq Zaky
|
Membantu membuat sediaan
Mengevaluasi sediaan
|
M. Ikhwan L.
|
Membantu membuat sediaan
Menimbang bahan
|
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,
Edisi IV. Jakarta : UI press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Kodeks
Kosmetika Indonesia Vol I : Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985.
Formularium Kosmetika Indonesia : Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989.
Farmakope Indonesia III : Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989.
Farmakope Indonesia III Jakarta
Lieberman, Lachman . 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Jilid 2. UI press : Jakarta
Waide, Ainley, and Waller, Paul J. 1994. Handbook of
Pharmaseutical Exipients. 6th edition. Washington : American Pharmaseutical
Association.
0 komentar:
Posting Komentar