LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KOSMETOLOGI
PEMBUATAN SEDIAAN LIPSTIK
Hari / tanggal
: Kamis, 10 Mei 2012
Kelompok
: 6 B
Nama kelompok:
- Farichah Mansurah (109102000050)
- Indah Fadlul Maula (109102000037)
- Leliana Nurul Wachidah (109102000052)
- Migi Febri Arini (109102000039)
- Nurul Robiatul Adawiyah (109102000056)
Formula :
Cera Alba 4 g
paraffin solid 2 g
oleum riccini 11,25 g
oleum arachis 3,75 g
adeps lanae 0,25 g
Pewarna alam 2,75 ml
Penimbangan
Bahan :
Cera Alba :
4 g
paraffin solid : 2 g
oleum riccini : 11,25 g
oleum arachis : 3,75 g
adeps lanae : 0,25 g
Pewarna alam : 2,75 ml
Total : 24 g (dg tambahan
pewarna alam 2,75 ml)
Prosedur
Kerja :
1. Semua bahan lilin (cera alba,
paraffin solid, dan adeps lanae) dilebur diatas waterbath pada suhu 75⁰C (M1)
2. Semua bahan minyak (oleum riccini dan oleum
arachis) dengan pewarna alam diatas dilebur diatas waterbath pada suhu 75⁰C (M2)
3. Masa M2 dicampurkan kedalam masa M1 (tetap diatas
water bath, pada suhu 75) (M3)
4. Kemudian
ditambahka parfum kedalam M3, kemudian diaduk hingga
homogen (M4)
5. Menuangkan M4 kedalam cetakan lilin, dibiarkan hingga mengeras, kemudian
dikeluarkan dari cetakan
6. memasukkan massa akhir yang telah
tercetak kedalam wadah lipstik, kemudian diberi etiket
Skema
Kerja :
Hasil
Sediaan
Hasil sediaan lipstik
Proses pencetakan lipstick
Pembahasan
Lipstik
merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang
dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya adalah untuk
memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap
akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna
lainpun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat
bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna
dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM,
1985).
Pada praktikum kali ini dilakukan
pembuatan sediaan lipstik. Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan
lipstick secara garis besar terdiri dari komponen minyak, lilin, dan juga bahan
pengawet. Bahan – bahan lilin dalam praktikum kali ini terdiri atas cera alba,
adeps lanae, dan paraffin solid. Bahan bahan lilin ini dikenal sebagai basis
lipstick. Pemilihan basis lipstik menentukan keseragaman, kualitas lipstik pada
saat pembuatan dan penyimpanan. Kualitas lipstik bergantung pada sifat reologi
komposisi basis lemak yang digunakan. Adapun mengenai penggunaan cera alba pada
formulasi awal sebenarnya digunakan dalam jumlah 6 g, atau kurang lebih 25 %
dari persentase bahan keseluruhan.
tetapi dikarenakan dari hasil praktikum kelas sebelumnya didapat bahwa
dengan prosentase penggunaan cera alba sebesar 25% menghasilkan sediaan
lipstick yang terlalu keras, maka pada percobaan yang kami lakukan prosentase
penggunaan cera alba pun diturunkan menjadi 4 g, atau kurang lebih 17%, dengan
tujuan untuk menghasilkan sediaan lipstick dengan kekerasan yang ideal. Sesuai
dengan teori, semakin banyak konsentrasi cera alba yang digunakan maka
kekerasan lipstick yang didapat juga baik. Tetapi, terlalu banyak juga akan
mengakibatkan sediaan menjadi terlalu keras.
Selain
itu perubahan yang dilakukan pada formulasi yang disusun juga terjadi pada
penggunaan acid boric atau yang lebih dikenal dengan asam borat. Asam borat
yang awalnya ditujukan untuk digunakan sebagai bahan pengawet, tidak jadi
digunakan dalam formulasi lipstick kali ini, ada beberapa pertimbangan,
diantaranya adalah pertimbangan kelarutan dari asam borat tersebut. Seperti
yang disebutkan dalam data preformulasi, asam borat akan larut dalam air atau
etanol, sedangkan dalam formulasi yang disusun dalam pembuatan lipstick kali
ini tidak melibatkan penggunaan aquadest maupun etanol. Artinya, asam borat
akan tidak larut dalam sediaan dan dikhawatirkan menimbulkan ketidak homogenan
hasil akhir sediaan. Untuk menghindari kemungkinan tersebut, maka asam borat
tidak digunakan dalam formulasi kali ini.
Yang
perlu diperhatikan dalam proses pembuatan lipstick adalah, bahan –bahan yang
bersifat lilin dan bahan – bahan minyak beserta pewarna masing – masing
dilarutkan terlebih dahulu dalam cawan yang berbeda. Tujuannya agar bahan –
bahan lilin dapat meleleh sempurna terlebih dahulu, sehingga saat ditambahkan
minyak (yang sudah berisi pewarna), sediaan akan tercampur sempurna dan
menghasilkan hasil akhir yang homogen. Sebagai catatan, baik dalam proses
peleburan maupun pencampuran suhu tetap harus dijaga untuk berada dalam range
75°C. setelah campuran bahan lilin dan minyak beserta pewarna tercampur
sempurna, kemudian hasil akhir dituangkan kedalam cetakan dalam keadaan hangat
– hangat. Untuk perhatian, saat proses penuangan campuran tersebut harus tetap
dalam keadaan diaduk untuk menghindari terjadinya pengendapan atau penggumpalan
didasar cawan yang dapat mengakibatkan ketidakhomogenan sediaan. Penuangan pun
harus dilakukan secara hati – hati dan pelan – pelan untuk menghindari
terbentuknya rongga udara didalam lipstick.
Sebelum
penuangan campuran kedalam alat cetak, alat cetak terlebih dahulu dibasahi
dengan gliserin yang bertujuan agar saat pengeluaran sediaan dari cetakan tidak
mengalami kesulitan. Namun pada praktiknya, penambahan gliserin dapat berdampak
terhadap timbulnya bercak – bercak pada hasil sediaan akhir, jika tidak dilakukan dengan proporsional dan
hati – hati. Maka dalam praktikum ini dari tiga cetakan yang kami miliki, 2
kami beri gliserin dan 1 tidak diberi gliserin, supaya dapat diamati yang mana
yang memberikan hasil sediaan lebih baik, baik dari segi kemudahan dikeluarkan
maupun homogenitas. Setelah sediaan
sudah membeku (mengeras) dengan sempurna kemudian cetakan dibuka dan hasil
cetakan sediaan dikeluarkan dengan hati – hati. Dari 3 cetakan sediaan yang
dihasilkan, yang menghasilkan sediaan paling baik dimasukkan kedalam wadah, dan
sisanya disimpan untuk dievaluasi.
Kesimpulan
·
Lipstik adalah sediaan
kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan
estetika dalam tata rias wajah & memberikan ekspresi wajah yang menarik.
·
Pemilihan basis lipstik
menentukan keseragaman, kualitas lipstik pada saat pembuatan dan penyimpanan,
Kualitas lipstik bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang
digunakan.
·
Semakin banyak konsentrasi
cera alba yang digunakan maka kekerasan lipstick yang didapat juga baik, tetapi
penggunaan cera alba yang terlalu banyak dalam formulasi juga dapat
mengakibatkan hasil sediaan menjadi terlalu keras, artinya dibutuhkan jumlah
penggunaan cera alba yang optimal dalam formulasi.
·
Pada praktikum kali ini
tidak digunakan dalam acid boric dalam
formulasi karena kelarutannya yang tidak baik dalam sediaan dan dapat
menimbulkan ketidakhomogenan hasil akhir sediaan.
·
Dari evaluasi organoleptis
didapat sediaan akhir lipstick yang dihasilkan cukup homogen, sedikit rapuh,
dan sediaan memiliki warna orange, bau kurang tercium, dan tidak ada perasa
spesifik.
Daftar pustaka
1. Wade, ainley and Paul J Weller. 2006. Handbook
of Pharmaceutical excipient Ed. V. London : The Pharmaceutical Press
2. Farmakope Indonesia Edisi III
Uraian Tugas kelompok
NAMA
|
URAIAN
TUGAS
|
Farichah Mansurah
|
Pembuatan sabun
|
Indah Fadlul Maula
|
Penyusunan laporan
dan dokumentasi
|
Leliana Nurul
Wachidah
|
Penimbangan bahan
dan penyiapan alat
|
Migi Febri Arini
|
Penyusunan laporan
dan dokumentasi
|
Nurul robiatul
Adawiyah
|
Pembuatan sabun
|
0 komentar:
Posting Komentar