KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr wb
Dengan
mengucapkan Alhamdulillah serta rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT,
penulis telah berhasil menyusun penuntun Praktikum Kimia Analitik.
Penuntun praktikum merupakan revisi dari Penuntun Praktikum Kimia Analisa
Farmasi tahun 2006, diperuntukkan bagi mahasiswa
Farmasi yang akan melakukan praktikum kimia analitik secara kualitatif dan kuantitatif.
Kami berharap kiranya penuntun ini
bermanfaat demi perkembangan ilmu pengetahuan terutama di
bidang kimia analitik.
Kami
sangat yakin bahwa penuntun praktikum ini kurang sempurna, kami mohon kritikan
dan saran untuk perbaikan. Atas saran dan
kritiknya kami ucapkan terima kasih
Wassalamualaikum wr wb
Jakarta, Maret 2007
Penulis
PERATURAN LABORATORIUM ANALITIK
1. Kehadiran:
a. setiap praktikan hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai
b. praktikan wajib mengisi
daftar hadir (sebelum dan sesudah praktikum)
c. ketidakhadiran diperboleh satu kali, lebih dari satu kali
ketidakhadiran tanpa alasan yang jelas dan surat sakit dianggap tidak lulus
d. apabila praktikan terlambat lebih dari 15 menit, tidak
diperkenankan mengikuti pre tes
e. keterlambatan lebih dari 20 menit tidak dipebolehkan
mengikuti praktikum hari itu
2. Pre Test
Sebelum praktikum dimulai diadakan test
pendahuluan. Pre tes dapat berbentuk tes lisan maupun tertulis
selama 15 menit. Materi yang diujikan terkait dengan objek praktikum yang
dilakukan pada hari itu.
3. Tata Tertib
a. Praktikan diwajibkan
menggunakan jas lab, sandal khusus lab, masker, sarung tangan yang dibawa masing-masing praktikan
b. Tiap kelompok
diwajibkan membawa : tissue, kain lap, sikat tabung reaksi, sabun cuci untuk
mencuci tangan dan peralatan kaca
c. Praktikan tidak
diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke dalam lab
d. Bila praktikan ingin
meninggalkan ruangan pada saat praktikum berlangsung harus seizin dosen atau
asisten, izin tidak boleh lebih dari 10 menit
4. Sanksi:
a.
Peringatan
b.
Dikeluarkan/ tidak boleh
mengikuti praktikum
5. Peralatan
a. Setiap praktikan bertangung jawab terhadap
peralatan lab yang digunakan
b. Kerusakan alat baik disengaja ataupun tidak
wajib dilaporkan ke pada asisten/ laboran secepatnya demi kelancaran praktikum
selanjutnya.
c. Peralatan yang rusak diwajib diganti. Pengantian harus dengan alat yang sama dan
tidak diperbolehkan menganti dengan uang
d. Berhati-hati bila bekerja dengan bahan
kimia dan peralatan yang sensitive seperti timbangan analitik
6. Laporan
a. Untuk praktikum identifikasi dan pemisahan golongan hasil sementara harus
dilaporkan dalam bentuk kertas selembar berisi hasil pengamatan
b. Untuk praktikum kuantitatif laporan
diserahkan selambat-lambatnya satu minggu setelah percobaan dilakukan
c.
Laporan harus berisi:
-
Tanggal praktikum
-
Judul praktikum
-
Tujuan praktikum
-
Teori singkat
-
Peralatan dan zat yang
digunakan
-
Cara kerja
-
Hasil dan pembahasan
-
Kesimpulan
-
Daftar pustaka
7. Penilaian
Nilai praktikum
terdiri dari
a.
Pelaksanaan praktikum yang
meliputi:
-
persiapan praktikum
-
penguasaan materi dan cara
kerja
-
kedisiplinan dan kerapian
praktikan
-
laporan sementara
b.
Nilai pre tes
c.
Nilai Ujian
d.
Laporan
1. PENGENALAN ALAT DAN STANDARISASI ALAT
1. Peralatan
gelas :
Peralatan gelas yang biasa digunakan pada praktikum kimia analitik
ini antara lain : tabung reaksi, labu ukur, gelas ukur, erlemeyer, gelas piala,
buiret. Semua harus dalam
kondisi bersih dan kering
2.Timbangan analitik untuk
analisa gravimetric: timbangan harus dikalibrasi. Saudara harus mengerti cara
mengoperasikan (dengan bimbingan dosen dan laboran )
3. Buiret: Buiret
digunakan untuk titrasi. Volume buiret dikalibarasi dengan cara memasukakn
akuadest ke dalam buiret beberapa ml dan ambil
sebanyak 5 ml dimasukan ke dalam gelas piala yang sudah ditimbang lebih
dulu (x gram). Gelas piala yang berisi air ditimbang dengan neraca analitik.
Buiret dikatakan sudah standar bila 5 ml akuadest massanya sama dengan 5 gram.
4. pH meter: digunakan
untuk menentukan pH larutan sample. Sebelum dilakukan pengukuran pH sample, pH
meter harus dikalibarasi dulu dengan buffer standar yaitu buffer pH 4 dan pH 7
(manual ada di lab)
5. Sentrifuse: digunakan
untuk pemisahan larutan dengan endapan. Tabung yang ditempatkan harus pada posisi yang seimbang ( dibimbing dosen dan laboran)
6. Ruang asam: ruang asam
digunakan untuk mereaksikan, memipet, mengencerkan larutan pekat yang mengeluarkan gas berbahaya seperti H2S, ammonia pekat, asam
sulfat pekat. Disaat bekerja lampu dan penyedot gas ruang asam harus dinyalakan
7. Pipet tetes: digunakan
untuk analisa yang tidak analitis, 20 tetes larutan encer sama dengan 1 ml
8. Penyaring
a. penyaring Buchner : menggunakan peralatan penyaring khusus
berpori-pori, terbuat dari porselen. Endapan dipisahkan dari larutan dengan
cara menghubungkan peralatan dengan vakum, tekanan
vakum dapat diatur. Gunakan penyaring ini bila endapan sulit dipisahkan dari larutan
b. kertas saring : kertas saring Whatman dengan berbagai ukuran
pori-pori dapat digunakan untuk memisahkan endapan dari larutan. Yang sering digunakan
pada analisa kualitatif adalah kertas saring biasa (lebih murah)
9. Penanggas Air:
digunakan untuk memanaskan larutan yang tidak boleh dipanaskan secara langsung.
Penanggas air menggunakan wadah yang terbuat dari kaca, aluminium sebagai
tempat air didihkan. Memanaskan larutan di dalam tabung reaksi harus menggunakan penjepit
tabung reaksi. Hati-hati jangan sampai larutan keluar tabung reaksi saat
memanaskan
7. Masker : digunakan untuk menutup hidung, menghindari dari gas
berbahaya
8. Furnace : digunakan
untuk pengabuan sample padat (basah) yaitu menentukan kadar abu. Caranya : cawan pengabuan
dimasukkan ke dalam furnace suhu 525oC selama 30 menit, dinginkan dalam desikator dan timbang (W1). Timbang sample 3-5 gram dalam cawan (W2), abukan dalam
tanur secara bertahap yaitu pada suhu 400oC dan suhu 550oC.
Dinginkan dalam desikator dan
timbang (W3). Kadar abu dihitung dengan rumus :
Kadar abu(%) = (W2 – W3
/ W2 – W1 ) x 100%
9. Oven: digunakan untuk
mengeringkan alat yang terbuat dari gelas,
menentukan kadar air. Penentuan kadar air dilakukan dengan cara: cawan porselin
atau cawan aluminium dikeringkan dalam oven selama 15 menit, kemudian
didinginkan dalam desikator dan timbang berat cawan kering (W1).
Timbang sampel kurang lebih 5 gram
sampel (W2), masukkan ke dalam cawan dan pemanasan dilanjutkan
selama 4-6 jam pada suhu 100-125oC atau sampai didapatkan berat yang
konstant. Dinginkan cawan dalam desikator setelah itu timbang (W3).
Kadar air dicari dengan rumus
Kadar air (%) = (W2 –
W3 / W2 – W1) x 100%
MELARUTKAN DAN MENGENCERKAN
1. Melarutkan
Yaitu: Proses merubah bentuk sample padat
dan bubuk menjadi larutan dengan penambahan
pelarut. Pelarut polar untuk melarutkan senyawa polar,
pelarut polar diantaranya air (pelarut
umum), etanol. Pelarut non polar untuk
melarutkan senyawa non polar, pelarut non polar diantaranya CCl4,
Heksan
2.
Mengencerkan
Yaitu: Mengencerkan larutan pekat menjadi larutan encer. Untuk
larutan asam pekat yang mengeluarkan gas bekerja harus di ruangan asam. Cara
mengencerkan yang benar untuk larutan asam pekat seperti HCl pekat adalah
sebagai berikut:
a.
Sediakan labu ukur yang
dikehendaki
b. Tambahkan beberapa ml pelarut (air) terlebih dulu ke dalam labu ukur
c.
Pipet
larutan pekat dengan volume yang tepat, tidak boleh menggunakan mulut,
harus menggunakan bola karet atau
alat pembantu lainnya. Masukkan ke dalam labu ukur di atas
d.
Tambahkan pelarut pelan-lahan
sambil diaduk sampai tepat pada tanda batas
labu ukur, untuk larutan bening datar atas dan untuk larutan
berwarna lengkung bawah
KRISTALISASI
Pembentukan
kristal biasanya dilakukan dengan cara pendinginan mendadak, yaitu mendinginkan
sample berupa larutan panas secara tiba-tiba ke dalam air es (batu es). Untuk
analisa kualitatif pembentukan kristal merupakan salah satu cara identifikasi
2. IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN I
Peralatan:
-
rak tabung reaksi
-
pipet tetes
-
10 buah tabung reaksi untuk
masing masing –masing orang
-
penanggas air
-
kain lap dan tissue
-
sikat tabung reaksi
-
kertas label
Bahan kimia
-
sample unknown
-
sample dalam bentuk larutan
berisi kation golongan I
-
reagen yang diperlukan sudah
tersedia
-
gunakan reagen seperlunya
Cara Kerja
- Bagi tiga sample yang diberikan
- Masukkan
ke dalam tabung reaksi yang bersih, beri label dengan kertas label tabung reaksi
A,
B dan C
- Larutan
pada tabung reaksi A dibagi minimal menjadi tiga tabung reaksi (boleh
lebih) : Anda diminta memilih reaksi identifikasi kation minimal 3 jenis
reaksi:
Tabung A (Pb2+)
A.1. Tambahkan 1 tetes HCl 6 M, kocok terbentuk endapan putih
panaskan endapan dalam air panas,
endapan larut. Tapi akan terbentuk kristal seperti jarum bila didinginkan
A.2. Tambahkan beberapa
tetes NH3 (0,5M) terbentuk endapan putih, endapan tidak larut dalam
reagen berlebihan
A.3. Tambahkan tetes demi tetes NaOH (0,5 M) terbentuk
endapan putih timbale hidroksida, endapan larut dalam reagen berlebihan yaitu terbentuk ion tetrahidroksoplumbat
A.4. Tambahkan K2Cr2O4
(0,25M) terbentuk endapan kuning timbal kromat, endapan larut dengan HNO3
0,5M atau NaOH 1M
Tabung B (Hg22+
)
B.1. Tambahkan 1 tetes HCl
6 M, kocok terbentuk endapan putih Hg2Cl2, endapan tidak
larut dalam asam encer, Ammonia 0,1 M mengubah endapan menjadi endapan putih
kehitaman
B.2. Tambahkan tetes demi
tetes K2CrO4 (0,25M) panas : terbentuk kristalin merah,
jika uji dilakukan dalm kondisi dingin terbetuk amorf coklat, NaOH merubah
endapan menjadi endapan hitam merkuri (I) oksida
B.3. Tambahkan KI (0,1M)
pelan-pelan dalam larutan dingin: terbentuk endapan hijau. Endapan akan larut
dalam reagen berlebihan terbentuk ion tetraiodomerkurat (II) dan merkuri hitam
yang berbutir halus
B.4. Tambahkan NaOH (0,1
M): terbentuk endapan hitam, endapan tidak larut dalam reagen berlebihan, tapi
larut dalam HNO3 encer
B.5. Tambahkan 1 tetes
larutan pada lembaran tembaga atau uang tembaga: terbentuk endapan logam
merkurium. Dengan membilas , megeringkan dan menggosok-gosok permukaan logam
dengan kain kering, terlihat bercak keperak-perakan yang mengkilap
Tabung C (Ag+)
C.1. Tambahkan 1 tetes HCl
6M: terbentuk endapan putih yang larut dalam HCl pekat yaitu terbentuk kompleks
dikloroargentat, dengan penambahan air akan terbentuk lagi endapan
C.2. Tambahkan NH3
(0,2 M) : terbentuk endapan coklat, endapan larut dalam reagen berlebihan
terbentuk ion kompleks diamaargentat (cepat dibuang karena akan terbentuk Ag3N
yang mudah meledak)
C.3. Tambahkan KI (0,1M) :
terbentuk endapan kuning, endapan tidak larut dalam ammonia encer atau pekat
C.4. Tambahkan Na2CO3
(0,1M) : terbentuk endapan putih kekuningan, bila dipanaskan endapan
terurai dan terbentuk endapan coklat
(perak oksida)
C.5. Tambahkan NaOH (0,2
M): terbentuk endapan coklat, endapan tidak larut dalam reagen berlebihan
3.
Identifikasi kation Golongan II
SUB GOLONGAN Cu : merkuri (II), timbale (II),
bismuth (III), tembaga (II) dan cadmium (II)
Peralatan:
-
rak tabung reaksi
-
pipet tetes
-
20 buah tabung reaksi untuk
masing masing –masing kelompok
-
penanggas air
-
kain lap dan tissue
-
sikat tabung reaksi
-
kertas label
Bahan kimia
-
sample unknown
-
sample dalam bentuk larutan
berisi kation golongan II
-
reagen yang diperlukan sudah
tersedia
-
gunakan reagen seperlunya
Cara Kerja :
- Sample unknown dibagi ke dalam
lima tabung reaksi (A, B, C, D, E)
- Masing-masing tabung reaksi dibagi
lagi minimal menjadi 3 (boleh lebih) , dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang bersih dan kering
- Lakukan reaksi identifikasi
sebagai berikut (pilih minimal tiga reaksi)
Tabung reaksi A (Hg2+)
A.1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke
dalam tabung reaksi dengan adanya asam Klorida encer, mula-mula akan terbentuk
endapan putih, yang terurai bila ditambahkan H2S lebih lanjut dan
terbentuk endapan hitam (HgS)
A.2. Tambahkan
larutan Ammonia (0,2 M): terbentuk endapan putih yang mudah tersublimasi
A.3. Tambahkan KI 0,1M
pelan-pelan : terbentuk endapan merah, endapan larut dalam reagen berlebihan
A.4. Tambahkan bebepa tetes
larutan SnCl2 (0,1 M): terbentuk endapan putih seperti sutera.
A.5. Tambahkan NaOH 0,1M
sedikit demi sedikit : terbentuk endapan merah- kecoklatan, bila ditambahkan
secara stoikiometri terbentuk endapan kuning. Endapan tidak larut dengan NaOH
berlebihan
Tabung reaksi B (Bi3+
)
B.1. Tambahkan atau alirkan
gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi sample: terbentuk endapan
hitam, endapan tidak larut dalam asam encer dingin tapi larut dalam HCl pekat yang mendidih.
B.2. Tambahkan NH3
(0,4M) : terbentuk garam basa putih, endapan tidak larut dalam reagen
berlebihan
B.3. Tambahkan NaOH (0,6M)
: terbentuk endapan putih, endapan larut sedikit dalam reagen berlebihan
B.4. Tambahkan KI (0,6 M)
tetes demi tetes : terbentuk endapan hitam, endapan larut dalam reagen
berlebihan dan bila diencerkan dengan air terbentuk endapan hitam lagi
Tabung C (Cu2+)
C.1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke
dalam tabung reaksi yang berisi sample: terbentuk endapan hitam, larutan harus asam (HCl 1 M)
untuk mendapatkan kristal yang mudah disaring. Endapan larut dalam HNO3
0,2 M dengan meninggalkan endapan
belerang putih
C.2. Tambahkan larutan NaOH (0,2 M ) dingin:
terbentuk endapan biru, endapan tidak larut dalam reagen berlebihan. Bila
endapan dioanaskan terbentuk endapan hitam
C.3. Tambahkan KI (0,5M):
terbentuk endapan putih, larutannya berwarna coklat tua
C.4 Celupkan sepotong besi ke dalam larutan :
terbentuk endapan merah
C.5. Tambahkan NH3 0,4 M
sedikit demi sedikit: terbentuk endapan biru, bila reagen endapan berubah jadi
larutan biru tua
Tabung D (Cd2+)
D.1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke
dalam tabung reaksi yang berisi sample: terbentuk endapan kuning, endapan larut
dalam asam pekat
D.2. Tambahkan larutan NH3
(0,5 M) tetes demi tetes: terbentuk endapan putih,endapan larut dalam asam dan
reagen berlebihan
D.3. Tambahkan NaOH (0,5 M)
beberapa tetes : terbentuk endapan putih, endapan tidak larut dengan reagen
berlebihan
D.4. Tambahkan beberapa
tetes KI: tidak terbentuk endapan
IDENTIFIKASI GOLONGAN II (LANJUTAN)
Sub Golongan Arsen :
Arsen (III), Arsen (IV), Stibium (III), Stibium (IV),Timah (II) dan
Timah (IV)
Peralatan:
-
rak tabung reaksi
-
pipet tetes
-
20 buah tabung reaksi untuk
masing masing –masing kelompok
-
penanggas air
-
kain lap dan tissue
-
sikat tabung reaksi
-
kertas label
Bahan kimia
-
sample unknown
-
sample dalam bentuk larutan
berisi kation golongan II
-
reagen yang diperlukan sudah
tersedia
-
gunakan reagen seperlunya
Cara Kerja :
1. Sample unknown dibagi ke dalam lima tabung reaksi (A, B, C, D, D,
E, F)
2. masing-masing tabung reaksi dibagi lagi minimal
menjadi 3 (boleh lebih dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering
3. lakukan reaksi identifikasi sebagai berikut (pilih minimal tiga
reaksi)
Tabung Reaksi
A (As3+)
A.1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke
dalam tabung reaksi yang berisi sample: terbentuk endapan kuning, larutan harus
sangat asam, jika tidak asam yang terlihat hanya warna kuning, endapan larut
dalam larutan hidroksida alkali
A.2. Tambahkan CuSO4 beberapa tetes : terbentuk endapan hijau,
endapan larut dalam asam dan ammonia membentuk larutan biru
A.3. Tambahkan AgNO3 (0,3 M) : terbentuk
endapan kuning, endapan larut dalam asam nitrat dan ammonia
Tabung reaksi B
(As3+)
B.1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke
dalam tabung reaksi yang berisi sample : tidak terbentuk endapan segera dengan
adanya asam HCl encer, jika aliran H2S diteruskan terbentuk endapan
belerang (lambat). Pengendapan akan cepat dalam larutan panas
B.2. Tambahkan AgNO3 (0,3 M): terbentuk
enapadan merah-kecoklatan, endapan larut dalam asam dan ammonia tapi tidak
larut dalam asam asetat
B.3. Tambahkan KI (0,2M) dengan suasana asam HCl
pekat: terbentuk endapan Iodium, dengan menambah 1- 2 ml Kloroform atau karbon
tetraklorida terbentuk larutan warna ungu
Tabung C (Sb3+)
C.1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke
dalam tabung reaksi yang berisi sample:
terbentuk endapan merah jingga (larutan tidak terlalu asam), endapan
larut dalam HCl pekat panas
C.2. Tuangkan larutan ke dalam air terbentuk endapan
putih, enpadan larut dalam HCl
C.3. Tambahkan larutan NAOH (1,2M) atau Ammonia:
terbentuk endapan putih yang larut dalam basa alkali pekat (5M)
C.4. Larutan diteteskan
pada lempengan logam Zn: terbentuk noda hitam
C.5. Tambahkan KI (1,2M)
terbentuk warna merah
Tabung D (Sb5+
D.1. Tambahkan atau
alirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi sample: terbentuk
endapan merah jinga, endapan larut dalam Ammonium sulfida dan larutan hidroksi
alkali
D.2.
Tambahkan air: terbentuk endapan putih, endapan larut baik dalam asam atau basa
D.3. Tetes
larutan diatas logam Zn atau Sn : terbentuk endapan hitam
Tabung E
(Sn2+)
E.1. Tambahkan atau alirkan gas H2S
ke dalam tabung reaksi yang berisi sample dalam suasana asam (HCl 0,25- 0,3 M) : terbentuk endapan coklat ,
endapan larut dalam HCl pekat
E.2. Tambahkan larutan NaOH (0,5M)
pelahan-pelan : terbentuk endapan putih yang larut dalam reagen berlebihan
E.3.
Tambahkan Hg2Cl2 0,25M : terbentuk endapan putih,
endapan berubah warna jadi abu-bau bila dipanaskan dan penambahan Hg2Cl2
berlebih
Tabung F
(Sn4+)
F.1. Tambahkan atau alirkan gas H2S
ke dalam tabung reaksi yang berisi sample suasana asam HCl 0,3 M: terbentuk
endapan kuning, endapan larut dalam HCl pekat, basa alkali
F.2. Tambahkan beberapa tetes NaOH 1M :
terbentuk endapan putih seperti gelatin, endapan larut dalam reagen berlebihan
F.3. Tambahkan potongan besi ke dalam larutan : terbentuk
larutan yang mengandungion timah (II)
4. IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III
Besi (II) dan (III),
Aluminium (III), Kromium (III) dan (VI), Nikel, Kobalt, Mangan
(II) dan (VII) zink
Peralatan:
-
rak
tabung reaksi
-
pipet tetes
-
20 buah tabung reaksi untuk
masing masing –masing kelompok
-
penanggas air
-
kain lap dan tissue
-
sikat tabung reaksi
-
kertas label
Bahan kimia
-
sample unknown
-
sample dalam bentuk larutan
berisi kation golongan III
-
reagen yang diperlukan sudah
tersedia
-
gunakan reagen seperlunya
Cara Kerja :
1. Sample unknown dibagi ke dalam sepuluh tabung reaksi
2. Masing-masing tabung reaksi dibagi lagi minimal
menjadi 3 (boleh lebih), dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan
kering
3. Lakukan reaksi identifikasi sebagai berikut (pilih minimal tiga
reaksi)
1. Tabung Reaksi
A (Fe2+)
A.1. Tambahkan lariutan NaOH (1M): terbentuk endapan
putih bila tidak ada udara , bila ada udara endapan teroksidasi menjadi warna
coklat-kemerahan. Endapan tidak larut
dalam reagen berlebihan, tapi larut dalam asam
A.2. Tambahkan H2S : tidak terbentuk endapan dalam larutan asam
A.3. Tambahkan K4[FeCN)6] 0,5 M
: terbentuk biru
muda
A.4. Tambahkan K3[FeCN)6]
0,5 M : terbentuk endapan warna biru tua
(Biru Turnbull)
A.5. Tambahkan NH3
1,5 M : endapan hijau
2. Tabung Reaksi B (Fe3+
B.1. Tambahkan NH3
1,5 M : terbentuk endapan coklat merah
seperti gelatin, tidak larut dalam reagen berlebihan tapi larut dalam asam
B.2. Tambahkan NaOH 1,5 M:
terbentuk endapan coklat kemerahan, tidak larut dengan reagen berlebih
B.3. Tambahkan H2S
: terbentuk endapan putih susu (suasana asam) dalam suasana netral timbul
mula-mula warna kebiruan, diikuti pengendapan belerang
B.4. Tambahkan K4[FeCN)6]
1,5M : terbentuk endapan biru tua (biru Prusia), endapan tidak larut dalam asam
encer tapi larut dengan HCl pekat
3. Tabung Reaksi C (Al3+)
C.1. Tambahkan NH3 1M : terbentuk endapan putih seperti gelatin,
larut sedikit dalam reagen berlebihan
C.2. Tambahkan NaOH 1
M : terbentuk endapan putih, endapan
larut dalam reagen berlebihan
C.3. Tambahkan Na2CO3 0.7 M :
terbentuk endapan putih dan gas karbondioksida
C.4. Tambahkan CH3COONa 0,5M dalam suasana dingin
tidak terbentuk endapan, tapi dengan pendidihan terbentuk endapan
4. Tabung Reaksi
D (Cr3+)
D.1. Tambahkan larutan NH3 0,99 M: terbentuk endapan abu-abu hijau sampai biru
seperti gelatin,endapan larut sdikit dengan reagen berlebih
D.2. Tambahkan larutan NaOH 0,99 M: terbentuk endapan
abu-abu hijau yang bersifat reversibel dengan sedikit penambahan asam pada
endapan, endapan larut dalam reagen berlebihan (warna hijau)
D.3. Tambahkan Na2CO3 0,99 M:
terbentuk endapan abu abu -hijau
D.4. Tambahkan CH3COONa : tidak terbentuk
endapan
5. Tabung Reaksi
E (Co2+)
E.1.Tambahkan NaOH 0,5 M dalam keadaan dingin : terbentuk
endapan biru, dengan pemanasan dengan alkali berlebihan terbentuk endapan merah
jambu
E.2. Tambahkan NH3 0,5 M dengan adanya garam ammonium terbentuk endapan
garam, dengan kelebihan reagen endapan akan melarut
E.3. Tambahkan KNO2 3.5 M : terbentuk endapan kuning dalam suasan
asam asetat 2M
6. Tabung Reaksi
F (Ni 2+)
F.1. Tambahkan larutan NaOH 1 M : terbentuk endapan
hijau, yang tidak larut dalam reagen berlebihan.
F.2. Tambahkan NH3 1M : terbentuk endapan hijau yang larut dalam
reagen berlebihan terbentuk larutan
berwarna biru tua
F.3. Tambahkan H2S : sedikit terbentuk
endapan bila suasana netral tapi terbentuk endapan dalam suasana asam mineral
7. Tabung Reaksi
G (Mn2+)
G.1. Tambahkan NaOH 0,5 M : terbentuk endapan yang
mula-mula berwarna putih, endapan tidak larut dalam reagen berlebihan, dan
endapan dengan mudah teroksidasi oleh udara menjadi endapan berwarna coklat
G.2. Tambahkan NH3 0,5 M : terbentuk
endapan putih, endapan larut dengan garam ammonium. Pengendapan tidak terjadi
bila ada garam ammonium
G.3. Tambahkan Na3PO4 0,25 M
terbentuk endapan merah jambu dalam
suasana NH3 0,25 M.
G.4. Tambahkan 02 -0,3 gram KIO4 dalam suasana H2SO4
terbentuk larutan permanganat (tidak boleh ada klorida)
8. Tabung Reaksi
H (Zn2+)
H.1. Tambahkan NaOH 0,5 M : terbentuk endapan putih seperti gelatin,
yang larut dalam asam dan reagen
berlebihan
H.2. Tambahkan NH3 0.5 M : terbentuk endapan putih yang mudah larut dalam
reagen berlebihan
H.3. Tambahkan K4[FeCN)6]
0.5 M : terbentuk endapan putih, endapan tidak larut dalam asam encer tapi
mudah larut dalam NaOH 3 M
5. IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV
Kation Barium , Strontium
dan Kalsium
Reagen golongan :
ammoniumkarbonat 1 M
Peralatan:
-
rak tabung reaksi
-
pipet tetes
-
20 buah tabung reaksi untuk
masing masing –masing kelompok
-
penanggas air
-
kain lap dan tissue
-
sikat tabung reaksi
-
kertas label
Bahan kimia
-
sample unknown
-
sample dalam bentuk larutan
berisi kation golongan IV
-
reagen yang diperlukan sudah
tersedia
-
gunakan reagen seperlunya
Cara Kerja :
1. Sample unknown dibagi ke dalam lima tabung reaksi (A, B, C )
2. Masing-masing tabung reaksi dibagi lagi minimal
menjadi 3 (boleh lebih) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan
kering
3. Lakukan reaksi identifikasi sebagai berikut (pilih minimal tiga
reaksi)
Tabung Reaksi A (Ba2+)
A.1. Tambahkan NH3 : tidak terbentuk endapan
A.2. Tambahkan (NH4) 2CO3 0,25 M : terbentuk endapan putih yang
larut dalam asam asetat dan asam mineral encer
A.3. Tambahkan H2SO4 encer : terbentuk endapan
putih yang berbuitr-butir halus,
Tidak larut air
Tabung Reaksi B (Sr2+)
B.1. Tambahkan NH3 : tidak terbentuk endapan
putih
B.2. Tambahkan (NH4) 2CO3
0,25 M : terbentuk endapan putih, yang
kurang larut dalam air
B.3. Tambahkan H2SO4 encer :
terbentuk endapan putih yang sedikit larut dalam HCl mendidih
B.4. Tambahkan K2CrO4
0,25M: terbentuk endapan kuning yang larut dengan asam asetat dan sedikit larut dengan air
Tabung Reaksi C (Ca2+)
C.1. Tambahkan NH3: tidak terbentuk endapan
C.2. Tambahkan (NH4) 2CO3
: terbentuk endapan amorf putih, dengan mendidihkan endapan berubah
menjadi kristal. Endapan larut dalam air yang mengandung asam karbonat
C.3. Tambahkan H2SO4 encer:
terbentuk endapan putih, endapan larut dalam asam sulfat pekat
panas
C.4. Tambahkan K2SO4
jenuh : tidak terbentuk endapan
C.5. Tambahkan K2CrO4 : tidak
terbentuk endapan
6. IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN V
Kation magnesium, natrium,
kalium dan ammonium
Reagen golongan : tidak ada reagen umum
Reaksi golongan : tidak bereaksi dengan HCl, H2S
dan (NH4) 2S, (NH4) 2CO3.
Peralatan:
-
rak tabung reaksi
-
pipet tetes
-
20 buah tabung reaksi untuk
masing masing –masing kelompok
-
penanggas air
-
kain lap dan tissue
-
sikat tabung reaksi
-
kertas label
Bahan kimia
-
sample unknown
-
sample dalam bentuk larutan
berisi kation golongan V
-
reagen yang diperlukan sudah
tersedia
-
gunakan reagen seperlunya
Cara Kerja :
1. Sample unknown dibagi ke dalam empat tabung reaksi (A, B, C, D,)
2. Masing-masing tabung reaksi dibagi lagi minimal
menjadi 3 (boleh lebih) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan
kering
3. Lakukan reaksi identifikasi sebagai berikut (pilih minimal tiga
reaksi)
Tabung Reaksi A (Mg2+)
A1.Tambahkan NH3 1 M : terbentuk endapan parsial putih seperti gelatin yang
larut sedikit dalam air tapi mudah larut dalam garam ammonium
A.2.Tambahkan NaOH 1 M : terbentuk endapan putih yang
tidak larut dalam reagen berlebihan tapi larut dala garam ammonium
A.3.Tambahkan Na2CO3: terbentuk
endapan putih yang tidak larut dalam basa tapi larut dalam asam
Tabung Reaksi B (K+)
B.1. Tambahkan asam
tartarat ( atau larutan natrium hidrogen tartrat) 0,5 M : terbentuk endapan
kristalin putih. Jika yang digunakan adalah asam tartrat , larutan harus
dibufferkan dengan natrium asetat
B.2. Tambahkan larutan HClO4
0,5 M : terbentuk endapan kristalin putih, endapan larut sedikit dalam air dan
tidak larut dalam alkohol
Tabung Reaksi C (Na+)
C.1. Tambahkan larutan
uranil magnesium asetat: terbentuk endapan kristalin kuning NaMg (UO2)3(CH3COO)
9. 9H2O, penambahan alkohol
sepertiga volume membantu pengendapan
C.2. Uji kering : Nyala
bunsen diwarnai oleh warna kuning kuat oleh uap garam natrium
Tabung Reaksi D (NH4+)
D.1. Tambahkan NaOH 1 M :
terbentuk gas amonia ketika dipanaskan : identifikasi dari bau
D.2. Tambahkam larutan Nessler : terbentuk endapan
coklat or kuning
tambahkan larutan jenuh Natrium hidrogen
tartrat (NaH.C4H4O6): endapan putih
Reagen Nessler (larutan
basa dari kalium tetraiodomerkurat (II) dibuat dengan :
Larutkan 10 gram KI dalam 10 ml air bebas ammoniu, lalu
tambahkan merkuri (II) kolrida jenuh (60g/l) sedikit demi sedikit sambil
dikocok, sampai terbentuk sedikit
endapan dan tetap, lalu tambahkan 80 ml larutan KOH 9M dan encerkan
sampai 200 ml. Diamkan semalaman, dekantasi cairan jernih. Maka reagen terdiri
dari larutan kalium tertaiodomerkurat (II), K2[HgI4].
Atau dibuat dengan cara:
Larutkan 23 garam merkuri (II) Iodida dan 16 gram Kalium
Iodida dalam air yang bebas ammonia, dan tambahkan volumenya sampai 100
ml. Tambahkan 100 ml NaOH 6M. Diamkan
selamam 24 jam, dekantasi larutan dari setiap endapan yang mungkin terbentuk.
Larutan harus disimpan pada tempat yang gelap.
7. IDENTIFIKASI ANION
A. ANION KARBONAT (CO32-)
Reaksi Identifikasi :
1. Tambahkan HCl encer 1M : terjadi penguraian
dengan berbuih, CO2 dibebaskan.
Gas ini dapat ditandai dengan mengeruhkan air
kapur
2. Tambahkan larutan BaCl2 0,5 M : terbentuk endapan putih yang larut
dalam asam mineral dan asam karbonat
3. Tambahkan larutan AgNO3
1 M : terbentuk endapan putih yang larut dalam asam nitrat dan ammonium.
Endapan menjadi kuning or coklat dengan penambahan reagen berlebihan
4. Tambahkan Hg2Cl2
2M : terbentuk endapan coklat-kemerahan
B. ANION HIDROGEN KARBONAT (HCO3-)
Reaksi Identifikasi :
1. Pendidihan terbentuk karbondioksida yang dapat
dideteksi dengan menggunakan air kapur
2. Tambahkan MgSO4
0,25 M ke dalam larutan yang dingin:
tidak terbentuk endapan, dalam kondisi normal dan pemanasan terbentuk endapan putih
3. Penambahan CaCl2
yang berlebihan ke dalam campuran karbonat dan hidrogen karbonat terbentuk
endapan kalsium karbonat secara kuantitatif
4. Tambahkan Hg2Cl2
2M : terbentuk endapan coklat-kemerahan
C. ANION SULFIT (SO32-)
Reaksi Identifikasi :
1. Tambahkan HCl encer : terjadi penguraian lebih
cepat dengan pemanasan, disertai
pelepasan belerang dioksida. Gas dapat diuji
dari bau yang menyesakkan nafas.
2. Tambahkan BaCl2 0,5 M : terbentuk endapan putih yang
larut dalam HCl encer
3. Tambahkan AgNO3
0,5 M berlebihan terbentuk endapan
kristalin putih, yang larut dalam reagen berlebihan
4. Tambahkan larutan K2MnO4 1 M dalam
suasana asam sulfat encer, warna jadi hilang
5. Tambahkan larutan K2Cr2O7
0,5 M dalam suasana asam sulfat encer: terbentuk warna hijau
6. Tambahkan FeCl3 0,25M : terbentuk larutan warna
lembayung tua, larutan berubah warna menjadi tidak berwarna bila didiamkan
D. ANION TIOSULFAT (S2O32-)
Reaksi Identifikasi:
1. Tambahkan larutan Iodium : hilang warna iod
1. Tambahkan larutan Iodium : hilang warna iod
2. Tambahkan larutan BaCl2 0,5 M : terbentuk endapan putih
3. Tambahkan larutan AgNO3 1 M ;
terbentuk endapan putih yang berubah jadi hitam
4. Tambahkan larutan FeCl3
0,5 M : terbentuk warna lembayung- tua, setelah didiamkan warna hilang dengan
cepat
E. ANION NITRIT (NO2-)
Reaksi Identifikasi :
1. Tambahkan larutan HCl encer dengan hati-hati ke
dalam larutan sample yang dingin, dihasilakan larutan biru pucat yang tidak
tetap
2. Tambahkan sample dengan hati-hati ke dalam larutan FeSO4 25 % yang diasam kan
dengan asetat encer terbentuk cincin coklat yang menjadi pembatas antarat dua
cairan. Bila tidak hati-hati terbentuk perwarnaan coklat
3. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M
terbentuk endapan kristalin putih
4. Tambahkan larutan sampel
ke dalam KI 0,2 M dengan diteruskan dengan pengasaman dengan asam asetat atau
asam sulfat encer terbentuk warna biru
5. Tambahkan larutan K2MnO4
0,2 M yang diasamkan : warna larutan dihilangkan oleh sampel nitri
F. ANION BROMIDA (Br-)
Reaksi
Identifikasi :
1. Tuangkan H2SO4 pekat ke atas sampel padat, terbentuk larutan coklat- kemerahan
1. Tuangkan H2SO4 pekat ke atas sampel padat, terbentuk larutan coklat- kemerahan
2. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M terbentuk
endapan seperti dadih yang berwarna kuning- pucat
3. Tambahkan larutan K2Cr2O7
dan H2SO4 pekat pada sampel padat dengan dibantu dengan pemanasan perlahan-lahan
dan mengalirkan gas yang dihasilkan ke dalam air, dihasilkan larutan coklat
kekuningan yang mengandung brom bebas
4. Tambahkan HNO3 pekat panas pada larutan sampel
terbentuk gas Br2
G. ANION IODIDA (I-)
Reaksi Identifikasi :
1. Tambahkan H2SO4 pekat pada
sample padat, uap iod yang dibebaskan mengubah kertas kanji menjadi biru
2. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M pada
larutan sampel: terbentuk endapan seperti dadih yang kuning
3. Tambahkan larutan CuSO4 0,2 M: terbentuk endapan
coklat
4. Tambahkan larutan KNO2 0,2 M sebagai
pengoksidasi dalam suasana asam sehingga terbentuk gas I2, Gas I2
dapat diidentifikasi dengan menyalurkan gas pada larutan kanji: terbentuk warna
biru-tua
8. PEMBUATAN LARUTAN UNTUK
PENYELIDIKAN ANION
Umumnya garam
natrium, kalium dan ammonium larut dalam air dan larutan ini dapat langsung
digunakan untuk menyelidiki anion, bila ada kation lain disamping kation Na+,
K+ dan NH4+ maka perlu dimasak dengan Na2CO3
supaya sisa-sisa asammya membentuk garam Na yang larut air.
Ambil kira-kira
200 mg sample dan 400gram Na2CO3, tambahkankan kira-kira
2,5 ml air, aduk dan panaskan sampai mendidih selama 10 meni. Jika perlu
tambahkan air untuk menganti air yang
menguap selama pemanasan. Setelah dingin disentrifuse dan pisahkan larutan dari
endapan. Dan larutan ini disebut dengan soda ekstrak yang digunakan
untuk uji anion:
1. Uji untuk zat
pengoksida
Asamkan beberapa tetes larutan soda
ekstrak dengan H2SO4 encer. Secara perlahan teteskan
larutan diphenil amine dalam H2SO4 pekat. Timbulnya warna
biru menunjukkan adanya zat pengoksida seperti nitrat, nitrit, klorat, kromat,
permanganate
2. Uji untuk zat pereduksi
Asam beberapa tetes larutan soda ekstrak
dengan H2SO4 encer dan tambahkan 3 tetes H2SO4.
Tambahkan 2-3 tetes KMnO4 encer (1 tetes KMnO4 0,02 M
diencerkan dengan 4 tetes air). Hilangnya warna KMnO4 menandakan
adanya zat pereduksi seperti: sulfite, tiosulfat, sulfide, nitrit, bromide,
iodide dan arsenit. Jika warna hilang setelah larutan
dipanaskan menandakan adanya oksalat
PEMBAGIAN
GOLONGAN ANION
1.Golongan Sulfat
SO32-, SO42-, CO32-, CrO42-, AsO32-, AsO42-, PO42-, BO32-
SO32-, SO42-, CO32-, CrO42-, AsO32-, AsO42-, PO42-, BO32-
Ambil 5
tetes larutan soda ekstrak, basakan dengan larutan ammonia encer1,
tambahkan 2 tetes larutan BaCl2. Jika tidak segera terbentuk endapan
tunggu beberapa menit, karena biasanya barium borat memerlukan waktu agak lama
untuk mengendap2. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya anion
golongan sulfat. Bila endapan tidak larut dalam HCl pekat, menunjukkan adanya ion SO42-.
2. Golongan
Halida (Cl-, Br-, I-)
Ambil 5
tetes larutan soda ekstrak dan tambahkan 5 tetes HNO3 encer3.
Panaskan kemudian tambahkan 1 tetes larutan AgNO3 0,1M. Munculnya
endapan menunjukkan adanya anion gol halide4. Selanjutnya uji
masing-masing dengan prosedur yang telah diberikan
3. Golongan lain
Kalau pada
pengujian golongan sulfat dan halida tidak terbentuk endapan, mungkin sample
mengandung anion yang tidak termasuk golongan di atas.
CATATAN :
- Larutan harus netral atau basa
karena sebagian besar garam-garam dalam golongan sulfat larut dalam
larutan asam sehingga tidak terbentuk endapan
- Tidak terbentuknya endapan belum
memastikan tidak adanya borat, lakukan uji spesifik untuk borat
- Jika larutan tidak dibuat asam
dengan HNO3, sebagian anion gol I dapat mengendap sebagai garam
perak
- Pegujian ini dapat diganggu oleh
adanya S2-, CN- dan SO32-.
Jika salah satu anion ini terdeteksi dalam pengujian terlebih dulu anion
ini dikeluarkan dengan cara memanaskan dengan HNO3
0 komentar:
Posting Komentar