BAB 4
TITRASI ASIDIMETRI-ALKALIMETRI
(TITRASI ASAM-BASA)
Pengertian
Titrasi
asam-basa sering disebut asidimetri-alkalimetri, yaitu titrasi yang menyangkut
asam dan basa. Reaksi yang dibahas mengenai reaksi dengan asam dan/atau basa,
diantaranya:
1.
Asam
kuat-basa kuat
2.
asam
kuat-basa lemah
3.
asam
lemah-basa kuat
4. asam kuat-garam dari asam lemah
5. basa kuat-garam dari basa lemah
Ada
beberapa pendapat mengenai pengertian asam dan basa, yaitu :
Asam dan basa menurut Arrhenius
Asam adalah zat yang
terdissosiasi dalam air membentuk ion hidrogen (H+) sedangkan basa
adalah zat yang terdissosiasi dalam air membentuk ion
hidroksida (OH- ).
Contoh :
HCl dalam air akan membentuk ion H+ dan Cl-,
oleh karena itu HCl merupakan suatu
asam.
HCl H+ + Cl-
NaOH dalam air
akan membentuk ion Na+ dan OH- ,
oleh karena itu NaOH merupakan suatu basa.
NaOH Na+ +OH-
NaOH Na+ +
Asam dan basa
menurut Broensted dan Lowry
Asam merupakan zat yang cendrung memberikan sebuah
proton (H+), sedangkan basa adalah zat yang cendrung menerima sebuah
proton (H+).
Contoh : asam asetat (CH3COOH), cendrung untuk melepaskan
proton (H+) yang ada pada gugus karboksilatnya, dimana :
CH3COOH ¾¾® CH3COO- + H+
Sehingga asam asetat adalah suatu asam.
Asam
dan basa menurut Lewis
Asam
adalah zat yang menerima sepasang elektron, atau dikenal juga dengan akseptor
elektron, sedangkan basa adalah zat yang memberikan sepasang elektron, atau
dikenal juga dengan donor elektron.
Contoh :
asam lewis basa lewis
KLASIFIKASI
ASAM DAN BASA
Secara garis besar, asam dan basa dapat diklasifikasikan
berdasarkan kemampuan ionisasinya dan berdasarkan kekuatan.
1.
Berdasarkan kemampuan
ionisasinya, asam dan basa dikelompokkan atas:
Asam dan basa monoprotik :
Asam dan basa yang dapat melepaskan satu ion H+
atau OH-
(dikenal juga dengan ionisasi primer).
Contoh :
Asam monoprotik : HCl, HNO3, CH3COOH,
dll
Basa
monoprotik : NaOH, KOH, dll
Asam dan Basa diprotik :
Asam
dan basa yang dapat melepaskan dua ion H+ atau OH-
(dikenal juga dengan ionisasi sekunder).
Contoh :
Asam diprotik : H2SO4,
H2CO3, H2C2O4, dll
Basa diprotik :
Ca(OH)2, Mg(OH)2, dll
Asam dan basa poliprotik :
Asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau lebih ion H+ atau
OH- (dikenal juga dengan ionisasi tersier)
Contoh :
Asam poliprotik : H3PO4
2. Berdasarkan kekuatannya, asam dan basa
dibedakan atas :
Asam/basa kuat :
Asam atau basa yang terdissosiasi hampir sempurna di dalam air
Asam atau basa lemah
:
Asam
atau basa yang terdissosiasi sebagian di dalam air.
Contoh :
HCl
merupakan suatu asam kuat, sebab hampir semua molekul HCl akan terdissosiasi
menjadi ion H+ dan Cl-.
HCl
¾¾® H+ + Cl-
>90%
Sementara
itu CH3COOH merupakan suatu asam lemah, sebab hanya sebagian dari
molekul CH3COOH yang terdissosiasi menjadi ion H+ dan
CH3COO-.
CH3COOH =====
CH3COO-
+ H+
+ 1,3%
Kekuatan relatif asam dan basa tergantung pada :
Kekuatan relatif asam/basa yang terbentuk.
Suatu
asam akan terdissosiasi membentuk suatu basa konjugasi. Semakin kuat suatu asam, maka akan basa konjugasi yang
terbentuk akan semakin lemah.
Demikian
pula sebaliknya, semakin kuat suatu basa, makin lemah asam konjugasi yang
terbentuk dan semakin lemah suatu basa, maka akan semakin kuat asam konjugasi
yang terbentuk.
Contoh :
HCl
¾¾® H+ +
Cl-
Asam kuat basa
konjugasi
(basa lemah)
CH3COOH ===== CH3COO- +
H+
Asam lemah basa konjugasi
(basa kuat)
NaOH ¾¾®
Na+ + OH-
Basa kuat Asam konjugasi
(asam lemah)
NH4OH ===== NH4+ +
OH-
Basa lemah asam konjugasi
(asam kuat)
Kemampuan Ionisasinya :
Asam :
Untuk
asam poliprotik (dapat terionisasi beberapa kali), maka ionisasi pertama dapat
berlangsung lebih mudah dibandingkan ionisasi kedua maupun ketiga, sedangkan
ionisasi kedua lebih mudah dari ionisasi ketiga. Semakin mudah suatu asam terionisasi
maka semakin kuat asam tersebut. Karena itu asam dengan ionisasi pertama lenih
kuat dibandingkan asam dengan ionisasi kedua maupun ketiga.
Contoh :
(1)
Ionisasi pertama (primer)
(2)
Ionisasi kedua (sekunder)
(3)
Ionisasi ketiga (tersier)
Dari
ketiga asam diatas, urutan kekuatan asamnya adalah :
H3PO4 > H2PO4-
> HPO4-3
Untuk
asam-asam yang mempunyai atom-atom non logam yang sama, maka kekuatan asamnya
tergantung pada bilangan oksidasi ion non logamnya. Semakin besar bilangan
oksidasi non logamnya, semakin kuat asamnya.
Contoh
:
Asam
H2SO4 dan H2SO3.
Bilangan
oksidasi S pada H2SO4 = +6, sedangkanbilangan oksidasi S
pada H2SO3 = +4, maka kekuatan asamnya :
H2SO4 > H2SO3
Basa :
Kekuatan
basa tergantung pada ion positifnya.
semakin
besar ukuran ion positifnya, maka kekuatan basa akan semakin besar.
Semakin
kecil muatan ion positinya kekuatan basanya akan semakin besar.
Contohnya
:
Ion
positif K+ lebih besar ukurannya dari ion Na+, akibatnya
basa KOH lebih kuat dari NaOH
Ukuran
ion Na+ lebih kecil daripada ion Mg+2, akibatnya basa
NaOH lebih kuat daripada basa Mg(OH)2.
Tabel 1. Kekuatan relatif dari
beberapa asam/basa
Contoh Asam/Basa
|
% Ionisasi
|
Asam Kuat
|
> 90 %
|
HCl
|
> 90 %
|
HBr
|
> 90 %
|
HI
|
> 90 %
|
HNO3
|
> 90 %
|
H2SO4
|
> 60 %
|
Asam Lemah
|
|
H3PO4
|
27
|
H2SO3
|
20
|
HNO2
|
1,5
|
CH3COOH
|
1,3
|
H2CO3
|
0,2
|
Basa Kuat
|
|
NaOH
|
> 90 %
|
KOH
|
> 90 %
|
Ca(OH)2
|
100 %
|
Mg(OH)2
|
100 %
|
Basa Lemah
|
|
NH3
|
1,3 (pada 18oC)
|
DISSOSIASI
AIR
Air mengalami ionisasi membentuk ion H3O+ dan OH-.
Karena itu air dapat bertindak sebagai asam atau basa. Persamaan reaksi
kesetimbangan asam-basa pada air adalah :
H2O +
H2O ==== H3O+ +
OH-
Asam
1 basa 1 asam 2 basa 2
Asam 1 dan basa 2 merupakan suatu
pasangan asam-basa konjugasi, demikian juga halnya basa 1 dan asam 2. Basa 2
merupakan basa konjugasi dari asam 1 sedangkan asam 2 merupakan asam konjugasi
dari basa 1.
Jadi :
Basa konjugasi adalah :
Basa
yang terbentuk akibat berpindahnya proton dari suatu asam.
Asam konjugasi adalah :
Asam yang terbentuk akibat masuknya suatu proton ke
dalam suatu basa.
Jadi dalam hal ini terjadi serah terima proton dari satu molekul H2O
ke molekul H2O yang lain.
H2O +
H2O ==== H3O+ +
OH-
Dari persamaan reaksi kesetimbangan air tersebut, didapatkan bahwa
konstanta kesetimbangan kimianya adalah :
Atau :
KC
[H2O] = [H3O+][OH-]
Nilai [H2O] dapat
dianggap tetap karena berwujud cair.
Bila Kc x [H2O] = Kw,
maka persamaan diatas akan menjadi :
Kw = [H3O+][OH-]
Pada suhu 25oC, diketahui
bahwa [H3O+] = 1,0 x 10-7 M.
Sedangkan dari persamaan reaksi
kesetimbangannya diketahui [H3O+]=[OH-].
Akibatnya :
Kw
= [H3O+][OH-]
=
(1,0 x 10-7) x (1,0 x 10-7)
=
1,0 x 10-14
pKw
= - log Kw
=
-log 1,0 x 10-14
=
14
Dari nilai [H3O+]
dan [OH-] ini kita dapat menentukan apakah suatu larutan bersifat
asam, basa atau netral.
Larutan
asam : bila [H3O+]>[OH-]
Larutan
netral : bila [H3O+]=[OH-]
Larutan
basa : bila [H3O+]<[OH-]
Selain itu keasaman suatu larutan
bisa dinyatakan dalam skala pH,
Dimana :
pH =
- log [H3O+]
atau
[H3O+]
= 10-pH
Air adalah larutan yang bersifat netral,
dimana [H3O+]=[OH-]=
1,0 x 10-7,
maka air mempunyai pH :
pH
air = -log [H3O+]
= - log 1,0 x 10-7
=
7
Dengan demikian dengan cara yang sama akan di dapatkan bahwa
:
Larutan
asam : punya pH < 7
Larutan
netral : punya pH = 7
Larutan
basa : punya pH > 7
Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa digunakan untuk
mengatahui apakah suatu larutan asam, basa atau netral. Indikator asam basa
merupakan zat yang dapat mengalami perubahan warna dalam suatu rentang pH yang
spesifik.
Tabel 2. Contoh beberapa indicator
asam-basa
NAMA
|
TRAYEK pH
|
PERUBAHAN WARNA
|
1. Asam
pikrat
|
0,1-0,8
|
Tidak
berwarna-kuning
|
2. Hijau
bromkresol
|
3,8-5,4
|
Kuning-biru
|
3. Biru
bromtimol
|
6,0-7,6
|
Kuning-biru
|
4. lakmus
|
4,5-8,3
|
Merah-biru
|
5.
Fenolftalein
|
8,2-10,0
|
Tidak
berwarna-merah
|
6. Kuning
alizarin
|
10,1-12,0
|
Tidak
berwarna-jingga
|
pH LARUTAN ASAM KUAT DAN BASA KUAT
Asam Kuat :
pH dihitung dari konsentrasi [H3O+] yang ada
dalam larutan,
dimana : pH = -log [H3O+] atau
: pH = -log [H+]
[H+] = a.
M
Dimana a
= valensi asam
M
= Konsentrasi asam (Molar)
Basa Kuat :
pOH
dihitung dari konsentrasi [OH-] yang ada dalam larutan,
Dimana : pOH = -log [OH-]
[OH-] = b. M
Dimana
b = valensi basa
M
= Konsentrasi basa (Molar)
Dalam kesetimbangan air telah diketahui :
Kw =
[H3O+][OH-]
-log
Kw = -log [H3O+]
+ -log [OH-]
pKw = pH + pOH
Karena pKw = 14, maka
pH
+ pOH = 14
Jadi untuk basa kuat, didapatkan bahwa :
pH = 14 + log [OH-]
KESETIMBANGAN
ASAM LEMAH DAN BASA LEMAH
Kesetimbangan Asam Lemah
Suatu asam lemah
mengalami ionisasi dengan persamaan kesetimbangan reaksi :
HA +
H2O ===== H3O+ + A-
Dengan konstanta protolisa asam :
pH larutan asam lemah sangat tergantung dari nilai
Ka ini, dimana dapat didefinisikan :
[H3O+]
= (Ka c)½
sehingga :
pH =
- ½ (log Ka + log c)
Semakin besar nilai Ka suatu asam
semakin kuat keasamannya.
Kesetimbangan
Basa Lemah
Suatu basa lemah mengalami
ionisasi dengan persamaan kesetimbangan reaksi :
B +
H2O ===== BH+ + OH-
Dengan konstanta protolisa asam :
pH larutan basa lemah sangat tergantung dari nilai
Kb ini.
Dimana dapat didefinisikan :
[OH-]
= (Kb c)½
sehingga :
pOH
= -½ (log Kb + log c)
pH
= 14 + ½ (log Kb + log
c)
Semakin besar nilai Kb, semakin kuat sifat kebasaannya.
Hubungan Ka dan Kb
Terdapat hubungan yang erat antara nilai Ka
dan Kb suatu asam/basa.
Dimana : Ka Kb
= [H3O+][OH-]
= Kw = 10-14
maka :
-log Ka - log Kb = -log [H3O+]- log (OH-]
pKa + pKb = pH + pOH
=
pKw = 14
LARUTAN BUFFER
Larutan buffer :
Larutan yang mampu
mempertahankan pH meskipun pada larutan tersebut ditambahkan sedikit asam
maupun basa.
Larutan buffer merupakan campuran dari : Suatu asam lemah
dengan basa konjugasinya (garamnya) atau Suatu basa lemah dengan asam
konjugasinya (garamnya)
Contoh
:
1.
Buffer asetat (campuran
CH3COOH dengan CH3COONa)
CH3COOH + H2O ====
CH3COO-
+ H3O+
2.
Buffer format (campuran
HCOOH dengan HCOONa)
HCOOH +
H2O ==== HCOO- + H3O+
Suatu
buffer dapat mempertahankan pH dengan cara menetralisir asam atau basa yang
ditambahkan pada larutan. Jika larutan buffer ditambah sedikit asam, maka asam
yang ditambahkan akan bereaksi dengan basa konjugasi dari asam lemah yang
terdapat dalam larutan buffer.
Contoh
:
Buffer
asetat + larutan HCl, maka akan berlangsung reaksi netralisasi sbb:
CH3COONa+ +
HCl === CH3COOH + NaCl
basa konjugasi
dari buffer
Jika
larutan buffer ditambah sedikit basa, maka basa yang ditambahkan akan bereaksi
dengan asam lemah yang terdapat dalam larutan buffer.
Contoh :
CH3COOH +
NaOH ==== CH3COONa + H2O
asam lemah
dari buffer
pH
Larutan Buffer
pH dari larutan buffer dapat ditentukan dengan rumus :
Jadi perbandingan konsentrasi dari asam lemah dan
garamnya sangat menentukan pH dari larutan buffer.
Proses pengenceran tidak akan mempengaruhi pH larutan
buffer, sebab dengan pengenceran, baik konsentrasi garam maupun asam akan
berubah secara bersamaan, sehingga perbandingan konsentrasinya akan tetap.
Kurva
Titrasi
Kurva titrasi dapat diperoleh dengan menghitung pH
larutan selama titrasi berlangsung. Untuk itu dibedakan empat daerah titrasi:
1.
titik
awal titrasi, yakni sebelum titrasi dimulai, jadi pH yang diukur adalah pH
titrat.
2.
Daerah
sebelum titik ekivalen, pH yang diukur
adalah pH larutan campuran antara titrat dan titran
3.
Daerah
saat titik ekivalen, saat jumlah mol titrat tepat habis bereaksi dengan jumlah
mol titran
4.
Daerah
setelah titik ekivalen, pH yang diukur adalah pH larutan campuran antara titrat
dan titran.
Titrasi
Asam kuat oleh basa kuat
Misalnya 20 ml HCL 0,1M dititrasi oleh NaOH 0,1M:
- Awal Titrasi, pH larutan asam kuat [H+] = a. M
[H+] = 1. 0,1 pH=-log [H+] pH= -log 0,1 maka pH=1
2.
sebelum
titik ekivalen (volume NaOH kurang dari 20ml misal 5ml), larutan berisi garam
dan sisa asam kuat, sehingga pH larutan diitung berdasarkan pH larutan sisa
asam kuat.
HCl + NaOH NaCl + H2O
Awal : 2mmol 0,5mmol - -
Bereaksi: 0,5mmol 0,5mmol 0,5mmol 0,5mmol
Sisa: 1,5mmol - 0,5mmol 0,5mmol
pH=-log [H+] pH=-log [HCl] pH=-log[1,5mmol/Vol larutan]
pH=-log1,5/25 pH=-log0,06 pH=1,2218
3.
saat
titik ekivalen, pH larutan sama dengan 7
4.
setelah
titik ekivalen (volume NaOH lebih dari 20ml misal 22ml), larutan berisi garam
dan sisa basa kuat, jadi pH dihitung berdasarkan pH larutan sisa basa kuat.
HCl + NaOH
NaCl + H2O
Awal : 2mmol 2,2mmol - -
Bereaksi: 2mmol 2mmol 2mmol 2mmol
Sisa: - 0,2mmol 2mmol 2mmol
pOH=-log [OH-] pOH=-log [NaOH]
pOH=-log [0,2mmol/Vol
larutan]
pOH=-log0,2/42 pOH=-log4,7619x10-3 pOH=2,322
pH= 14-pOH pH= 14 – 2,322 pH=11,678
Titrasi
Asam lemah oleh basa kuat
Misalnya 20 ml CH3COOH 0,1M Ka=1x10-5
dititrasi oleh NaOH 0,1M:
- Awal Titrasi, pH larutan asam lemah [H+] = √ Ka. M
[H+] =√1x10-5.
0,1 pH=-log [H+] pH=
-log√1x10-5. 0,1
maka
pH=-log 10-3 pH=3
2.
sebelum
titik ekivalen (volume NaOH kurang dari 20ml misal 5ml), larutan berisi garam
dan sisa asam kuat, sehingga pH larutan dihitung berdasarkan pH larutan sisa
asam kuat.
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
Awal : 2mmol 0,5mmol - -
Bereaksi: 0,5mmol 0,5mmol 0,5mmol 0,5mmol
Sisa: 1,5mmol - 0,5mmol 0,5mmol
pH dihitung berdasarkan larutan
buffer asam, yaitu
|
pH=-log ka x –log (1,5/25)/(0,5/25) pH=-log3
x 10 -5
pH=4,523
3.
saat
titik ekivalen, pH larutan dihitung
berdasar hidrolisis
4.
setelah
titik ekivalen (volume NaOH lebih dari 20ml misal 22ml), larutan berisi garam
dan sisa basa kuat, jadi pH dihitung berdasarkan pH larutan sisa basa kuat.
HCl + NaOH
NaCl + H2O
Awal : 2mmol 2,2mmol - -
Bereaksi: 2mmol 2mmol 2mmol 2mmol
Sisa: - 0,2mmol 2mmol 2mmol
pOH=-log [OH-] pOH=-log [NaOH]
pOH=-log [0,2mmol/Vol
larutan]
pOH=-log0,2/42 pOH=-log4,7619x10-3 pOH=2,322
pH= 14-pOH pH= 14 – 2,322 pH=11,678
Latihan Soal
1. Jika dilakukan titrasi asam lemah oleh
basa kuat, ada beberapa indikator yang disiapkan, yaitu jingga metil, biru
bromtimol dan fenolftalein. Indikator mana yang paling tepat digunakan, sertakan
alasannya.
2. Larutan HCl 0,0900M sebanyak 40,00ml
diencerkan menjadi 100ml dengan air dan dititrasi dengan NaOH 0,1000M.
Hitunglah pH setelah penambahan titran (dalam mililiter) sebagai berikut:
a. 00,00ml
b.
10,00ml c.18,00ml d. 30,00ml
e. 35,95ml f.
36,00ml g. 36,05ml h.
40,00ml
Buatlah kurva
titrasinya!
0 komentar:
Posting Komentar