TUGAS
“Praktikum
Anatomi dan fisiologi manusia “
DOSEN
Drh.Rr.Bhintarti
S.Hastari,M.Biomed
OLEH;
M.IKHWAN.LN
NIM
109102000061
KELAS
II B
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
Universitas islam negri syarif
hidayatullah Jakarta
Fakultas kedokteran dan ilmu
ksehatan
Program studi farmasi
I.Pendahuluan
Kurikulum Program Studi Farmasi
FKIK UIN Syarif Hidayatullah disusun berbasis kompetensi dengan
mengintegrasikan ilmu kefarmasian modern dengan budaya dan potensi alam
Indonesia yang dituntun oleh ajaran islam, yakni dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Ajaran Islam sebagai sumber dari
segala ilmu
b. Perkembangan ilmu pengetahuan
& teknologi
c. Mencermati potensi alam
Indonesia yang sangat kaya terhadap keaneka ragaman hayati sebagai sumber bahan
obat.
Untuk itu Program Studi farmasi
FKIK UIN Syarif Hidayatullah menekankan pada 6 kompetensi utama sesuai
kurikulum nasional ditambah kompetensi yang merupakan kekhasan di FKIK UIN.
a. Kompetensi Utama
1) Kemampuan mengintegrasikan ilmu
farmasi dengan ke-islaman dan ke-indonesiaan
2) Ketrampilan sosial budaya
3) Ketrampilan menerapkan ilmu
farmasi yaitu teknologi farmasi, bahan alam, farmasi klinis, analisis farmasi
4) Keterampilan riset &
menuliskan hasil riset dalam media nasional & internasional
5) Ketrampilan dalam menggunakan
& menilai secara kritis teknologi informasi
6) Etika, moral &
profesionalisme dalam praktek kefarmasian
b. Kompetensi Pendukung
1) Ketrampilan dalam kewirausahaan
2) Ketrampilan dalam manajemen
farmasi
3) Ketrampilan dalam komunikasi
& informasi
II. Tugas, peran, dan tanggungjawab Apoteker
2.1. Tugas
•Melakukan pekerjaan kefarmasian (pembuatan
termasuk pengendalian mutu
Sediaan
Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional).
•Membuat dan memperbaharui SOP (Standard
Operational Procedure) baik di
industri
farmasi maupun
•Harus memenuhi ketentuan Cara Distribusi yang
Baik yang ditetapkan oleh Menteri
saat
melakukan
pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan farmasi, termasuk pencatatan
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses distribusi atau penyaluran sediaan
farmasi.
•Apoteker wajib menyerahkan obat keras,
narkotika dan psikotropika kepada
masyarakat
atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2.2. Peran
•Sebagai penanggung jawab di industri farmasi
pada bagan pemastian mutu
(Quality
Assurance), produksi, dan pengawasan mutu (Quality Control).
•Sebagai penanggungjawab Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian yaitu di apotek, di
Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS), puskesmas, klinik, toko obat, atau
praktek
bersama.
•Apoteker dapat mengganti obat merek dagang
dengan obat generik yang sama
komponen
aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien.
•Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada
fasilitas pelayanan kefarmasian,
apoteker
dapat mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA.
2.3. Tanggungjawab
•Melakukan
pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek
•Menjaga rahasia
kefarmasian di industri farmasi dan di apotek yang menyangkut
proses produksi, distribusi dan
pelayanan dari sediaan farmasi termasuk rahasia
pasien.
•Harus memenuhi
ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang
ditetapkan oleh Menteri
•Tenaga
kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
produksi sediaan farmasi harus
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang produksi dan
pengawasan mutu.
•Menerapkan
standar pelayanan kefarmasian dalam menjalankan praktek
kefarmasian pada fasilitas pelayanan
kefarmasian.
•Wajib
menyelenggarakan program kendali mutu dan kendali biaya, yang
dilakukan melalui audit kefarmasian.
•Menegakkan
disiplin dalam menyelenggarakan pekerjaan kefarmasian yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan aturan
perundang-undangan.
III. Mata kuliah pendidikan farmasi
(anatomi dan fisiologi manusia)
membahas konsep dasar tubuh sebagai satu
kesatuan, istilah anatomi dan fisiologi, organisasi di tingkat
kimia/molekuler-sel-jaringan, mekanisme transpor di dalam tubuh, struktur dan
fungsi, penilaian fungsi serta penyimpangan pada fungsi sistem peliput, sistem
lokomotorius, sistem saraf dan panca indra, sistem endokrin, sistem
kardiovaskular, sistem limfatik dan imunitas,
sistem respiratori, sistem pencernaan, sistem
uriner dan keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa, sistem reproduksi serta
integrasi antar sistem.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Setelah mengikuti
mata kuliah ini, mahasiswa Fakultas Farmasi dapat :
1.
Menjelaskan
organisasi di tingkat molekul, sel, jaringan & sistem, dan memahami tubuh
sebagai satu kesatuan, integrasi antar sistem untuk mempertahankan homeostatik
serta mengetahui manfaat mempelajari
fisiologi terhadap ilmu farmasi.
2. Menjelaskan struktur tubuh manusia secara
anatomi menyeluruh.
3. Menjelaskan anatomi/organisasi susunan saraf dan fungsi berbagai divisi sistem saraf, serta tinjauan
patofisiologis gangguan yang terjadi
4.
Menjelaskan
anatomi dan fungsi,serta mekanisme bekerjanya sistem lokomotor.
5.
Menjelaskan
komposisi dan fungsi darah, anatomi dan fungsi sistem kardiovasklar dan
beberapa bentuk abnormalitas darah,kerja jantung dan pembuluh darah.
6.
Menjelaskan
anatomi dan fisiologi sistem respirasi serta bentuk-bentuk penyimpangan fungsi
tersebut.
7.
Menjelaskan
struktur & fungsi komponen-komponen pancaindra dan beberapa bentuk-bentuk
penyimpangan fungsi tersebut.
IV. Anatomi dan
fisiologi manusia
Bedasarkan
pembelajaran yang kami dapatkan dari belajar anatomi fisiologi manusia
kira-kira kalau dapat kami simpulkan seperti penjelasan berikut ini
4.1
Anatomi
Anatomi ialah bidang sains yang
berkaitan dengan struktur tubuh manusia. Anatomi juga dikenali sebagai
morfologi atau sains bentuk. Bidang ini mula dikaji sejak 2300 tahun dahulu dan
masih berkembang sehingga kini. Perkataan anatomi berasal daripada perkataan
Greek yang bermaksud memotong atau membelah anggota badan untuk melihat strukturnya.
Selain itu, anatomi terbahagi
kepada beberapa subdisiplin seperti anatomi kasar (gross) dan mikroskopik.
Anatomi kasar mengkaji tentang struktur tubuh yang dapat dilihat dengan mata
kasar seperti struktur tulang, paru-paru dan otot. Anatomi mikroskopik
(histologi) ialah kajian tisu dengan bantuan mikroskop.
4.2
Fisiologi
Anatomi berkait rapat dengan
fisiologi iaitu mengkaji fungsi struktur tubuh badan. Sebagai contoh,
tulang-tulang kaki yang panjang dan tebal seperti femur, tibia dan fibula dapat
menyokong berat badan kita.
4.3
Organisasi Struktur Manusia
Tubuh badan manusia terdiri
daripada unit-unit kecil yang dikenali sebagai atom dan berada pada aras
pertama struktur manusia iaitu aras kimia. Atom ini bergabung sesama sendiri
untuk membentuk molekul-molekul dan menjadi aras sel. Sel merupakan benda hidup
paling kecil pada badan manusia serta berfungsi sebagai pengangkut nutrien dan
oksigen, menjalankan tindak balas metabolism dan mengeluarkan CO2 daripada
tubuh manusia.
Seterusnya
adalah aras tisu iaitu sekumpulan sel yang menjalankan fungsi khusus yang sama.
Terdapat empat jenis tisu dalam badan manusia iaitu tisu epitilium, tisu
penghubung, tisu otot dan tisu saraf.
Aras organ merupakan
struktur diskrit yang terbentuk hasil daripada gabungan dua atau lebih tisu. Kebanyakan organ mempunyai keempat-empat
jenis tisu seperti hati, ginjal dan jantung. Aras sistem terbentuk hasil daripada gabungan
beberapa organ yang berbeza bagi menghasilkan tugas-tugas
tertentu seperti organ-organ sistem respiratori. Seterusnya, aras organisasi tertinggi ialah
aras organisma yang merangkumi kesemua aras yang
berfungsi untuk mencapai kesejahteraan kehidupan
Aras organ merupakan struktur
diskrit yang terbentuk hasil daripada gabungan dua atau lebih tisu. Kebanyakan
organ mempunyai keempat-empat jenis tisu seperti hati, ginjal dan jantung. Aras
sistem terbentuk hasil daripada gabungan beberapa organ yang berbeza bagi
menghasilkan tugas-tugas tertentu seperti organ-organ sistem respiratori.
Seterusnya, aras organisasi tertinggi ialah aras organisma yang merangkumi
kesemua aras yang berfungsi untuk mencapai kesejahteraan kehidupan
4.4
Sistem-sistem Tubuh Manusia
Terdapat
11 jenis sistem tubuh manusia yang mempunyai fungsi-fungsi khusus.
Jenis-jenis
Sistem Tubuh Manusia
1. Sistem
Integumentari
Rajah
3:Struktur Kulit
Rajah
4:Struktur Kuku
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Kulit
|
Melindungi
dan mengelak kecederaan pada tisu-tisu
dalaman
|
Rambut
|
Pembalut luar tubuh |
Kuku |
Sintesis
vitamin D
|
Kelenjar
peluh
|
Peka
pada rangsangan sakit, sejuk, panas, tekanan dan
sentuhan.
•
Mengkumuhkan
air, asid urik dan lebihan garam mineral.
|
2. Sistem Rangka
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Tulang
rangka
|
Memberi
bentuk dan mengekalkan bentuk badan
|
Kartilej
|
Menyokong
berat badan
|
Ligamen
|
Melindungi
organ-organ dalaman
|
Sendi
|
Tuas
untuk pergerakan badan
•
Lokasi
pembentukan sel darah merah dan putih serta
platelet
dalam sum-sum tulang
•
Lokasi
perlekatan otot
|
3. Sistem Otot
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Otot
rangka
|
•
Menghasilkan
lokomotor
•
Mengekalkan
postur badan
•
Menghasilkan
haba melalui aktiviti sel di dalam otot
•
Mempamerkan
ekspresi muka
•
Menstabilkan
sendi
|
4. Sistem Saraf
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Otak
|
•
Sistem
kawalan tindak balas pantas badan
|
Saraf
tunjang
|
Mengesan,
menerima dan bergerak balas terhadap
rangsangan
yang diterima.
|
Saraf
periferi
|
|
Reseptor
|
•
Menyimpan
maklumat yang diterima
|
5. Sistem Endokrin
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Kelenjar
: Tiroid
|
•
Kelenjar
merembeskan hormon untuk menyelaras dan
mengawal atur proses fungsi tubuh seperti pertumbuhan, reproduktif dan metabolisma |
Pituitari
|
|
Adrenal
|
•
Mengubahsuai
aktiviti sistem organ-organ yang lain dengan
bertindak balas secara perlahan terhadap struktur atau persekitaran. |
Pankreas
|
|
6. Sistem Kardiovaskular
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Jantung
|
•
Jantung
mengepam darah
|
Darah
|
Darah
merupakan pengangkutan utama badan dengan
membawa hormon, nutrien dan oksigen ke seluruh badan serta bahan kumuh seperti karbon dioksida ke sistem respiratori |
Salur darah
|
•
Salur darah
menyerap oksigen dari paru-paru ke jantung
secara
resapan
|
7. Sistem Limfatik
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Nodus
limfa
|
•
Rumah
kepada sel darah putih yang menjadi sistem
pertahanan
badan
|
Pembuluh
limfatik
|
|
Duktus
torasik
|
•
Menghasilkan
limfosit
|
Timus
|
•
Mengangkut
bahan kumuh dari tisu ke sistem darah untuk
diuraikan
oleh hat
|
8. Sistem Respiratori
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Rongga
hidung
|
•
Membekalkan
oksigen ke dalam darah dan mengkumuhkan
karbon
dioksida
|
Farinks
|
|
Larinks
|
•
Pertukaran
gas oksigen dan karbon dioksida antara paru-
paru
|
Bronkiol
|
|
Paru-paru
|
Mengekalkan
keadaan dan persekitaran dalaman tubuh
yang
stabil (homeostasis)
|
9. Sistem Pencernaan
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Rongga
mulut
|
•
Memecahkan
makanan kepada unit-unit kecil yang boleh
diserap
oleh darah
|
Esofagus
|
|
Perut
|
|
Usus
besar
|
•
Makanan
yang tidak dicernakan dikumuhkan dalam bentuk
najis
|
Usus
kecil
|
|
Rektum
|
|
Ileum
|
|
Hati
|
|
10. Sistem
Urinari
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Ginjal
|
•
Menyingkirkan
bahan kumuh nitrogen dari badan
|
Pundi
kencing
|
•
Mengawal
air dan eletrolit
|
Ureter
|
•
Mengawal
keseimbangan asid-bes dalam darah
|
Uretra
|
|
|
|
11. Sistem Reproduktif
Komponen
Utama
|
Fungsi
|
Lelaki:
Testis
|
•
Menghasilkan
zuriat
|
Penis
|
•
Testis
menghasilkan sperma dan hormon seks lelaki
|
Pundi postat
|
•
Duktus
dan kelenjar membantu menyalurkan sperma ke
trek
reproduktif wanita
|
Skrotum
|
|
Vasikel semen
|
|
Perempuan:
Ovari
|
•
Ovari
menghasilkan telur dan hormon seks wanita
|
Tiub Fallopio
|
•
Uterus
merupakan lokasi persenyawaan antara sperma
dan
ovum dalam perkembangan janin semasa kehamilan
|
Uterus
|
|
Vagina |
|
Kesimpulan
Sistem-sistem
yang berfungsi dengan baik dapat memantapkan keefisenan organisma. Kerosakkan
terhadap sistem dalam tubuh akan memberi kesan kepada sistem-sistem lain.
Sebagai contoh, kesan rokok akan menyebabkan prestasi kerja menurun. Ini
berlaku apabila tar daripada rokok telah menyelaputi pundi-pundi udara di
alveoli dan menyebabkan resapan oksigen berkurangan. Tanpa oksigen yang
mencukupi, tubuh manusia tidak dapat menghasilkan tenaga bagi keperluan
aktiviti daya tahan. Secara tidak langsung juga, keupayaan aerobic akan
berkurangan.
V. Anfisman Dan Apoteker
Seorang apoteker baik itu yang
memfokuskan diri terhadap keahlian industri,bahan pangan,klinik dan komunitas
mereka semua tidak terlepas dari pelajaran yang berbau biologi atau yang lebih
lazim dalam dunia perkuliahan bidang farmasi lebih dikenal dengan mata kuliah
anatomi fisiologi manusia.
di setiap universitas yang memiliki program studi farmasi pasti akan di
temukan silabus mata kuliah wajib dasar yang di kenal dengan anfisman, yah…pelajaran
anfisman sangat penting dalam dunia farmasi terkusus lagi bagi mereka yang memfokuskan diri dalam dunia
farmasi klinik atau rumah sakit,karena profesi mereka sangat berkontak langsung
dengan pasien sehingga pantas bagi meraka untuk disebut sebagai praktisi
kesehatan yang mempunyai tanggung jawab besar terhadap keselamatan para pasien.
Maka dari itu, kuliah anfisman
seharusnya bisa dikuasai benar-benar oleh mahasiswa farmasi
sehingga ketika mereka dihadapkan
oleh suatu kasus yang melibatkan keselamatan diri seseorang mereka dituntut
juga mampu untuk mengatasi hal tersebut.atau setidaknya mampu ketika diri
sendiri,kluarga atau krabat kita membutuhkan keselamatan dari gejala penyakit
yang datang.
Seperti yang telah di singgung
diatas .walau sebenarnya tugas seorang farmasi sebatas pada
penyediaan,pengolahan serta pengembangan obat ,namun seharusnya mereka juga
faham terhadap kondisi seseorang yang membuthkan serta mengkomsusi obat yang akan
meraka berikan,sehingga dalam pemberian obat tersebut seorang farmasi lebih
hati-hati terhadap dosis atau hal-hal yang dapat mengganggu keselamatan pasien
dan kinerja dari seorang dokter.
Dengan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara dokter dan
apoteker dalam menyelesaikan tanggungjawab mereka sebagai petugas ksehatan,maka
hal-hal yang menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar penderita penyakit
akan terhapuskan dengan adanya pelayanan yang baik dan sesuai dengan yang di
harapkan semua pihak yang bersangkutan.
Secara
garis besar manfaat dari belajar anatomi fisiologi manusia untuk farmasis
adalah sebagai berikut:
-
Mahasiswa mampu memahami konsep
dasar biologi . mengenai keanekagraman organism dan kegiatan manusia dalam
biosfer
-
Mahasiswa mampu memahami struktur
dan fungsi tubuh manusia yang normal serta bagaimana tubuh bekerja
-
Mahasiswa mampu memahami konsep
dasar struktur dan fungsi tubuh manusia,memahami dan mengetahui gambaran
anatomi tubuh manusia serta hubungan antar bagian tubuh
VI.Contoh kasus
Berikut adalah posisi apoteker dalam menangani kasus yang
berhubungan dengan anfisman khususnya yang akan dibicarakan pada topik ini
adalah tentang system indra penglihatan……………..
Definisi
tetes telinga
- FI III : 10
Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.
- Ansel : 567
Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.
- DOM King : 153
Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan – bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal, peroksida, bahan – bahan antibakteri dan fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk membersihkan, menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar.
Tetes telinga adalah bentuk dari obat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi telinga, khususnya infeksi pada telinga bagian luar dan saluran telinga (otitis eksterna).
- FI III : 10
Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.
- Ansel : 567
Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.
- DOM King : 153
Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan – bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal, peroksida, bahan – bahan antibakteri dan fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk membersihkan, menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar.
Tetes telinga adalah bentuk dari obat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi telinga, khususnya infeksi pada telinga bagian luar dan saluran telinga (otitis eksterna).
Untuk
itu sebelum seorang apoteker menjalankan tugasnya maka terlebih dahulu
mengetahui dari pada anatomi fisiologi dari telinga………………….
Anatomi dan Fisiologi telinga
(DOM King : 153)
Telinga manusia terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga bagian luar, tengah dan koklea pada telinga bagian dalam merupakan alat –alat pendengaran, sedangkan saluran semisirkularis dan bagian-bagian lain pada telinga dalam mengontrol keseimbangan.
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan saluran pendengaran luar; suara masuk ke dalam saluran hingga sampai ke gendang telinga. Saluran pendengaran merupakan rongga pada tubuh manusia yang hanya dilapisi dengan jaringan epidermis (kulit). Saluran eksternal mempunyai panjang kira-kira 2,6 cm, dan pembengkakan pada saluran telinga ini akan terasa sangat menyakitkan karena tidak ada jaringan sub kutan untuk mengurangi tekanan dan peregangan kulit.
Infeksi telinga bagian luar (otitis eksterna) biasanya meliputi sakit ketika menarik atau memindahkan cuping telinga, dan mungkin pula terjadi pengaliran lilin telinga. Kadang – kadang diperlukan untuk memindahkan kotoran dan lilin telinga (serumen) dengan membasuh saluran telinga dan kemudian menambahkan larutan asam (asam asetat atau aluminium asetat yang diencerkan) untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
Telinga tengah terdiri dari gendang telinga dan rongga timpani. Lubang timpani adalah kantung yang berisi udara yang mengandung tulang – tulang pendengaran, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Rongga ini dihubungkan ke faring melalui saluran eustachius yang berfungsi menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga agar tetap berada dalam kesetimbangan. Infeksi telinga tengah biasanya bersamaan dengan infeksi pada bagian nasofaring melalui saluran eustachius. Pembengkakan pada telinga tengah disebut sebagai otitis media.
Telinga bagian dalam atau labirin merupakan rangkaian kompleks dari saluran – saluran yang berisi cairan yang dalam sebagian besar berperan mengontrol keseimbangan seseorang.
Serumen
(DOM King : 153-154)
Serumen (lilin telinga) adalah campuran dari sekret kelenjar sebaseus dan serumen. Kelenjar ini terletak pada 1 cm bagian luar pada saluran telinga. Lilin telinga terdiri dari lipid, asam – asam lemak, mukoprotein, alcohol lilin, dan bahan – bahan lipofilik lainnya. Serumen berfungsi sebagai lubrikan dan perlindungan dan menyingkirkan debu, dan benda – benda asing lainnya yang masuk ke dalam saluran eksternal. Normalnya, serumen itu kering dan keluar dari telinga, tetapi serumen dapat terakumulasi menjadi bentuk yang kompak dan kemungkinan dapat menutup saluran telinga.
Infeksi telinga luar
(DOM Martin : 909)
Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kelembaban yang cukup tinggi, adanya sel – sel epithelium, dan kondisi pH yang alkali yang menyediakan kondisi yang ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme pada rongga yang hangat ini. Beberapa flora yang terdapat pada telinga luar adalah Micrococci (aureus dan ulbus) dan Corynebacteria. Kurang dari 1 % dari telinga normal mengandung Pseudomonas aeruginosa. Ketika sel epitel mengalami luka, infeksi dapat timbul, terutama sekali ketika telinga berada dalam kondisi yang lembab. Infeksi telinga luar (otitis eksternal) dapat diobati dengan kortikosteroid (suspensi atau larutan) dalam propilen glikol dan polietilen glikol. Penggunaan bahan ini juga kadang bersamaan dengan antibiotik yang selektif berdasarkan aktivitasnya melawan Pseudomonas aeruginosa.
Infeksi telinga tengah
(DOM Martin : 910)
Pembengkakan pada telinga tengah biasanya bersamaan dengan pembengkakan rongga hidung yang terhubung melalui saluran eustachius. Infeksi ini biasanya sangat sakit dan diikuti dengan kehilangan pendengaran secara parsial dan demam.
Penggunaan antibiotik membawa perubahan yang sangat luar biasa dalam pengobatan otitis media. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi ini antara lain Proteus dan Pseudomonas.
Preparat untuk melepaskan kotoran telinga
(Ansel : 567)
Kotoran telinga adalah campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dari saluran telinga bagian luar. Tumpukan kotoran telinga yang berlebihan dalam telinga dapat menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan pendengaran dan merupakan penghalang bagi pemeriksaan secara otologik. Telah bertahun-tahun minyak mineral encer, minyak nabati, dan hydrogen peroksida biasan digunakan untuk melunakkan kotoran telinga yang terjepit agar dapat dikeluarkan. Baru-baru ini, larutan surfaktan sintetik dikembangkan untuk aktivitas cerumenolitik dalam melepaskan lilin telinga. Salah satu bahan ini, kondensat dari trietanolamin polipeptida oleat, dalam perdagangan diformulasikan dalam propilen glikol, yang digunakan sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu pengeluarannya.
Tata cara dalam membuang lilin atau kotoran telinga biasanya dimulai dengan menempatkan larutan otik pada saluran telinga dengan posisi kepala pasien miring 45o, lalu memasukkan gumpalan kapas untuk menahan obat dalam telinga selama 15 – 30 menit, disusul dengan menyemprot saluran telinga dengan air hangat perlahan-lahan memakai penyemprot telinga dari karet yang lunak.
Preparat telinga untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik
(Ansel : 568)
Dari
sini terlihat bahwa hubungan antara anfisman dengan ilmu kefarmasian
Dapat
terlihat……….
Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan infeksi adalah zat – zat seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin. Pada umumnya zat – zat ini diformulasikan ke dalam bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi) dalam gliserin anhidrida atau propilen glikol. Pembawa yang kental ini memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan telinga yang lebih lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya, memungkinkan menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Untuk membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi telinga, beberapa preparat otik antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika seperti antipirin dan anestetika local seperti lidokain dan benzokain.
pH optimum untuk larutan berair yang digunakan pada telinga utamanya adalah dalam pH asam. Fabricant dan Perlstein menemukan range pH antara 5 – 7,8. keefektifan obat telinga sering bergantung pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis dan menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH telinga berubah dari asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat. Sering perbedaan dalam keefektifan antara dua obat yang sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam sedangkan yang lainnya basa (Scoville’s : 257)
Larutan untuk telinga biasanya memakai wadah botol drop dan harus jernih atau dalam bentuk suspensi yang seragam (Scoville’s : 257)
Cara penggunaan tetes telinga yang benar
(Eardrops.pdf)
(Menyuruh orang lain untuk membantumu menggunakan tetes telinga ini akan membuat prosedur menjadi lebih mudah)
1. Bersihkan telingamu dengan kapas wajah yang basah kemudian keringkan telingamu.
2. Cuci tanganmu dengan sabun dan air
3. Hangatkan tetes telinga mendekati suhu tubuh dengan cara memegang wadahnya dalam tanganmu selama beberapa menit
4. Jika tetes telinga merupakan suspensi yang berkabut, kocok botol dengan baik selama 10 detik
5. Periksa ujung penetes untuk meyakinkan bahwa tidak pecah atau retak
6. Tarik obat ke dalam penetes
7. Miringkan telinga yang terinfeksi ke atas atau ke samping
8. Hindari menyentuh ujung penetes pada telinga atau apapun, tetes telinga dan penetesnya harus tetap terjaga bersih
9. Teteskan sejumlah yang benar ke telinga. Kemudian tarik penetesnya dari telinga agar tetesannya dapat turun ke saluran telinga.l
10. Tahan agar telingamu tetap miring selama beberapa menit atau masukkan kapas telinga yang lembut ke dalam telingamu.
11. Letakkan kembali penetesnya pada botol dan tutup kencang penutupnya.
12. Cuci tanganmu untuk menghilangkan bahan-bahan obat yang mungkin ada.
VII.DAFTAR PUSTAKA
1. Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
2. Jenkins, G.L., (1969), Scoville’s:The Art of Compounding, Burgess Publishing Co, USA.
3. King, R.E., (1984), Dispensing of Medication, Ninth Edition, Marck Publishing Company, Philadelphia.
4. Martin., (1971), Dispensing of Medication, Marck Publishing Company, Pensilvania.
5. Howard, C. Ansel.(1989), Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, UI Press, Jakarta.
6. _____ , (2008), Ear drop, Available from : http://en.wikipedia.org/wiki/Ear_drop, 20 Maret 2008, diakses 10 Mei 2008.
7. _____ , (1998), How to Use Ear Drops properly, Available from : http://Q:\SGML\MEDTEACH\XML%20Monograph%20files\final\a601169. Eardrops.pdf. 1 Juni 2001, diakses 10 Mei 2008.
0 komentar:
Posting Komentar