Mengenai Saya

Foto saya
tangerang, tangerang, Indonesia
ان اكون احسنهم خلقا ان اكون اوسعهم علم ان اكون اجملهم صورا ان اكون اكثرهم مالا
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

TITRIMETRI


BAB 3
TITRIMETRI


PENDAHULUAN

TIitrimetri                    Suatu jenis titrimetri dimana analat yang direaksikan dengan suatu bahan lain yang diketahui jumlah molya dengan tepat.
Larutan baku : larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti
Reaksi dijalankan dengan titrasi
Titrasi              :Larutan ditambahkan senyawa lain dalam buret sedikit demi sedikit  sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat menjadi ekivalen satu sama lain.
Titik akhir        :titik dimana titran telah ekivalen (titran dan titrat tepat saling menghabiskan)
Titran                     Larutan yang ditambahkan dari buret Larutan tang ditambah titan disebut titrat
Dengan titirimetri volume, berat titran  dapat diukur dengan teliti dan konsentrasi titran juga dapat diketahui
Contoh :
2 HCl    +   Na2B4O7    +  5H2O                                 2NaCl   +   4H3BO3
Dari koefisien reaksi tampak bahwa HCl tepat menghabiskan boaks, dengan perkataan lain HCl ekivalen dengan boraks, bila dua mol HCl telah ditambahkan pada setiap mol boraks. Maka keduanya saling menghabiskan sehingga tak ada sisaasam klorida maupun boraks.
Syarat-syarat
Tidak semua reaksi dapat digunakan sebagai reaksi titrasi. Untuk itu reaksi harus memenuhi syarat sebagai berikut
  1. Berlangsung sempurna, sempurna dan menurut persamaan reaksi yang jelas
  2. Cepat dan reversible
bila tidak cepat titrasi akan memakan waktu terlalu banyak. Lebih-lebih menjelang titik akhir, reaksi akan semakin lambat karena konsentrasi titran mendekati nol

  1. Ada penunjuk akhir titrasi (indicator)
petunjuk itu dapat berupa :
a.       Timbul dari reaksi itu sendiri
misal :
Titrasi campuran asam oksalat dan asam sulfat oleh KMnO4, selama reaksi belum selesai titrat tidak berwarna, tetapi setelah akhir titrasi tercapai larutan menjadi berwarna karena kelebihan setetes saja dari titran menyebabkan warna yang jelas
b.      Berasal dari luar, dan dapat berupa suatu zat yang dimasukkan ke dalam titrat. Zat tersebut disebut indikator dan menunjukkan akhir titrasi, karena: (a) menyebabkan perubahan warna titrat (b) menimbulkan perubahan kekeruhan dalam titrat (larutan jernih menjadi keruh atau sebaliknya)
4.      Larutan baku
Larutan baku direaksikan dengan analat harus mudah didapat dan sederhana menggunakannya juga harus stabil sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah bila disimpan.

PENGGOLONGAN
Beberapa masalah dalam titrasi :
a.       cara menentukan titik akhir yang harus tepat
b.      cara menghitung jumlah analat
c.       cara menentukan konsentrasi larutan baku dengan teliti
Ketiga hal tersebut  penting sekali dan caranya berbeda menurut macam titrasi yang dihadapi
Penggolongan titrasi :
a.       Titrasi berdasarkan reaksi-reaksi metatetik  : reaksi pertukaran ion. Tidak terdapat unsur yang berubah tingkat oksidasinya
Misal :
HCl    +   NaOH                  NaCl   +   H2O
Titrasi asam kuat oleh basa kuat.
Titrasi ini dibedakan menjadi :
1.      Tirasi asidimetri dan alkalimetri                      titrasi berhubungan dengan asam dan basa, dan hal yang terpenting adalah perubahan pH titrat.

Reaksi-reaksi yang terjadi dalam titrasi ini ialah :
*      Asam dengan basa (reaksi penetralan) agar kuantitatif, maka asam dan basa yang bersangkutan harus kuat
*      Asam dengan garam (reaksi pembentukan asam lemah) agar kuantitatif, maka asam harus kuat dan garam itu harus terbentuk dari asam lemah.
Contoh :
HCl   +   2Na2CO3                     H2O    +    CO2    + 2 NaCl
*      Basa dengan garam; agar kuantitatif basa harus kuat dan garam harus terbentuk
2.      Titrasi presipimetri : titrasi dimana terbentuk endapan. Semakin kecil kelarutan endapan, semakin sempurna reaksinya.
 

Ag+   +   Cl               AgCl

Titrasi presipimetri yang menyangkut larutan perak biasa disebut argentometri
3.      Titrasi kompleksometri : titrasi berdasar pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion)
Ag+   +   2CN-                          Ag(CN)2-
Disamping titrasi kompleks biasa dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri yang berhubungan dengan penggunaan EDTA
b.      Titrasi berdasar reaksi redoks, yaitu perpindahan elektron, disini terdapat unsur-Unsur yang mengalami perubahan tingkat oksidasi.
Contoh :
5(COOH)2   +   2 KMnO4   +   3H2SO4                   10CO2   +   8H2O   +   K2SO4   +   2 MnSO4
Titrasi berdasar reaksi redoks sering dibedakan menjadi :
1.      Titrasi berdasar penggunaan oksidator kuat seperti KMnO4, K2Cr2O7, Ce(SO4)2 atau reduktor kuat. Kadang-kadang titrasi yang menggunakan KmnO4 sebagai titran disebut sebagai permanganometri.
2.      Titrasi Yodometri atau yodimetri yaitu reaksi yang menyangkut reaksi:
I2      +   2e                           2I-
Dalam titrasi langsung, analat langsung digunakan senbgai titran atau titrat. Dalam titrasi tidak lansung KI digunakan sebagai reduktor untuk mereduksi analat, sehingga terbentuk I2 bebas. I2 bebas ini dititrasi oleh larutan baku Na2S2O3.
Titrasi tidak langsung, analat direaksikan dengan KI lalu hasil reaksinya dititrasi kembali.
Titrasi kembali yaitu apabila analat direaksikan denan pereaksi yang jumlahnya berlebih, kemudian kelebihan larutan baku tersebut dititrasi. Jumlah yang direaksikan harus diketahui dengan tepat. Karean kelebihannya ditentukan oleh titrasi itu maka jumlah yang dihabiskan analat adalah selisihnya. Dengan demikian jumlah analat dapat dihitung.
Agar reaksi berjalan sempurna, maka titrat dan titran harus memiliki kekuatan oksidasi-reduksi yang berbeda besar, demikian juga analat dan KI dalam yodometri tidak langsung. Namun perbedaanya tidak perlu terlalu besar karena apabila I2 yang terbentuk dititrasi, maka kesetimbangan reaksi antara analat dan KI digeser ke kanan sehingga reaksi berjalan sempurna.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar