Mengenai Saya

Foto saya
tangerang, tangerang, Indonesia
ان اكون احسنهم خلقا ان اكون اوسعهم علم ان اكون اجملهم صورا ان اكون اكثرهم مالا
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

praktikum farmasetik bagian 2


BAB II
LARUTAN

TEORI
            Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
            Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Larutan oral dapat diformulasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada pasien atau dalam bentuk lebih pekat sehingga perlu diencerkan. Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simpleks.

Kriteria dari larutan
-          Membentuk fase tunggal
-          Terdispersi molekuler
-          Mempunyai viskositas tertentu jadi mudah dalam penggunaan
-          Stabil dalam penyimpanan
-          Terdapat penambahan  antara lain zat pemanis, zat pewarna, zat pewangi, pelarut, zat pengawet, humektan.

TUJUAN UMUM
Mahasiswa memahami pelaksanaan praktikum farmasetika sediaan cair dalam bentuk larutan.

TUJUAN KHUSUS

  1. Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif untuk sediaan
  2. Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen sediaan proses pembuatan dan evaluasi sediaan larutan
  3. Mahasiswa dapat menyusun desain formula pembuatan dan evaluasi larutan dari hasil pengkajian praformulasi
  4. Mahasiswa dapat melaksanaan pembuatan sediaan larutan
  5. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi sediaan larutan.

BAHAN DAN  ALAT BANTU

  1. Bahan aktif dan bahan tambahan
  2. Timbangan gram dan milligram
  3. Mortir dan stamper
  4. Alat – alat gelas
  5. Viskometer oswold
  6. Piknometer

KEGIATAN
1. Mahasiswa secara berkelompok mencari bersama – sama data praformulasi dari  bahan
    yang diberikan dalam soal. Bahan pengkajian  diperoleh  dari  monografi  bahan  aktif,
    monografi sediaan larutan dari bahan aktif, dan  buku  referensi  tentang  sifat  fisika,
    kimia,  farmakologi dan  biologi
2. Mahasiswa melakukan pengkajian praformulasi
3. Mahasiswa   melakukan   bersama penyusunan   rekomendasi  dari  hasil  pengumpulan
    Data  praformulasi  untuk bahan  aktif  yang  ditetapkan,  rekomendasi  diarahkan   dan
    dipilih  untuk   aspek   formula / komponen,  proses   pembuatan,   pengawasan   mutu/
    evaluasi  sediaan larutan serta penandaan.      
4. Mahasiswa menggunakan formulir desain sediaan, formulir desain  diisi  sesuai  kolom
    yang ada, kemudian disimpulkan  dan  ditetapkan  spesifikasi    sediaan   larutan   yang
diinginkan  berikut syarat   yang   harus  dipenuhi.  Atas   dasar   tersebut   dibuat     rangkuman   hasil    pengkajian   praformulasi    sampai   dengan   alternatif      rekomendasi  dan  pilihan   yang   ada,  kemudian    meminta persetujuan  pembimbing.
5.  Mahasiswa menyusun komponen sediaan larutan dengan tahapan sebagai  berikut :
    1. Penyusunan deskripsi sediaan yang akan dibuat
    2. Menentukan komponen sediaan yang akan dipakai
    3. Menghitung kebutuhan masing-masing komponen sediaan yang akan dipakai untuk satu botol dan untuk satu batch.
6. Mahasiswa   mengidentifikasi   kebutuhan   alat   dan   perlengkapan   untuk     pembuatan   dan pemerikasaan evaluasi sediaan larutan.
7. Mahasiswa menyusun SOP dan IK untuk semua tahapan proses pembuatan dan pengujian mutu atau evaluasi sediaan secara lengkap.
8. Mahasiswa menyusun rencana kerja ( Plan of Action ) pembuatan sediaan secara lengkap.
9.  Mahasiswa menyusun laporan praktikum.

HASIL YANG DIHARAPKAN :
1. Sediaan yang memenuhi syarat buku resmi antara lain Farmakope Indonesia.
2. Mahasiswa  mampu  merancang  formulasi  sediaan,  membuat sediaan dan menganalisa permasalahan yang terjadi
2. Laporan  tentang hasil pengkajian praformulasi dan  rancangan  yang  berisi  formulir  untuk desain, tahapan kegiatan yang dituangkan  dalam prosedur tetap  ( SOP ), intruksi  kerja serta  formulir pengamatan  dan pencatatan Plant Of Action (POA). 







BAB III
SUSPENSI

TEORI

            Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi adalah sediaan seperti yang tersebut diatas, dan tidak termasuk kelompok suspensi yang lebih spesifik, seperti suspensi oral, suspensi topikal, dan lain-lain. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus direkonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut  “Suspensi Oral “,  Istilah susu kadang-kadang digunakan untuk suspensi dalam pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk pemakaian oral, seperti susu Magnesia.
            Beberapa suspensi dibuat steril dan dapat digunakan untuk injeksi, juga untuk sediaan mata dan telinga. Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau yang direkonstitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intratekal.
            Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat anti mikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur seperti yang tertera pada emulsa dengan beberapa pertimbangan penggunaan pengawet antimikroba juga berlaku untuk suspensi.
            Suspensi oral, adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.    
Kriteria suspensi
  1. Zat padat tidak boleh cepat mengendap
  2. Endapan tidak boleh membentuk gumpalan padat, mudah terdispersi kembali
  3. Ukuran partikel suspensoid tetap dalam jangka waktu yang lama, kecil dan seragam
  4. Harus kental tetapi mudah dituang dari wadah dengan cepat dan homogen
Persyaratan suspensi
  1. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
  2. Suspensi obat suntik harus mudah disuntikkan dan tidak boleh menyumbat jarum suntik.
  3. Suspensi obat mata harus steril, zat terdispersi harus sangat halus, jika disimpan dalam dosis ganda harus mengandung bakterisida
  4. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk
  5. Penandaan pada etiket harus tertera “ Kocok dahulu”
  6. Untuk lotion (external) harus mudah menyebar pada daerah pemakaian, tidak mudah mengalir dari daerah pemakaian dan cepat kering membentuk lapisan film pelindung.

TUJUAN UMUM
Mahasiswa memahami pelaksanaan praktikum Farmasetika sediaan suspensi

TUJUAN KHUSUS
  1. Mahasiswa dapat  melaksanaan dan mengikuti ketentuan praktikum
  2. Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif untuk sediaan suspensi
  3. Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen sediaan, proses pembuatan dan evaluasi sediaan suspensi
  4. Mahasiswa dapat menyusun desain formula , pembuatan dan evaluasi sediaan suspensi

BAHAN DAN ALAT
  1. Bahan aktif dan bahan tambahan
  2. Lumpang dan stamfer
  3. Alat – alat gelas
  4. Viskometer brookfield
  5. Timbangan gram dan milligram
  6. Alat pemeriksaan laju sedimentasi
KEGIATAN
  1. Mahasiswa secara berkelompok untuk mencari bersama sama data praformulasi dari bahan yang diberikan melalui soal dari bahan aktif bahan tambahan
  2. Mahasiswa melakukan bersama penyusunan rekomendasi  dari pengumpulan data praformulasi untuk bahan aktif yang ditetapkan dan bahan tambahan rekomendasi untuk formula / komponen, proses pembuatan dan pemeriksaan mutu.
  3. Mahasiswa mengisi formulir desain sediaan dan diisi sesuai kolom yang ada dan diambil kesimpulan.
  4. Mahasiswa menyusun komponen sediaan suspensi dengan tahapan sebagai berikut
    1. Penyususunan deskripsi sediaan suspensi yang akan dibuat
    2. Menentukan komponen yang akan dibuat
    3. Menghitung kebutuhan masing – masing komponen untuk satu botol dan satu batch
      5.  Mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan alat dan perlengkapan untuk pembuatan dan  pengujian mutu / evaluasi sediaan suspensi
6        Mahasiswa menyusun SOP dan IK untuk semua tahapan proses pembuatan dan pengujian mutu / evaluasi suspensi
7        Mahasiswa menyusun rencana kerja ( Plan of Action ) pembuatan sediaan suspensi berikut tahap pengujiaannya.
8        Mahasiswa menyusun laporan praktikum

HASIL YANG DIHARAPKAN
  1. Sediaan yang memenuhi persyaratan farmakope Indonesia dan buku resmi lainnya.
  2. Mahasiswa dapat mengerti bagaimana membuat sediaan yang baik dan mampu menganalisa semua permasalahan yang terjadi
  3. Laporan



BAB IV
SEDIAAN EMULSI

TEORI

            Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu caairanya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya jika air atau larutan air yang merupakan fase  terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah.
            Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati antar permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas fisik disekelilingi partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran.
            Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroba organisme. Adanya pengawet sangat penting dalam  emulsi minyak dalam air karena kontaminasi  fase eksternal mudah terjadi. Karena jamur dan ragi lebih sering ditemukan daripada bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungisitik dan bakteriostatik. Bakteri ternyata dapat menguraikan bahan pengemulsi nonionik dan anionik, gliserin, dan sejumlah bahan penstabil alam seperti tragakan dan gom.

TUJUAN UMUM
Mahasiswa memahami pelaksanaan praktikum Farmasetika  bentuk sediaan emulsi

TUJUAN KHUSUS
  1. Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif dan bahan tambahan untuk sediaan emulsi
  2. Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen sediaan,  proses pembuatan dan  evaluasi sediaan emulsi.
  3. Mahasiswa dapat menyusun desain formula, pembuatan dan evaluasi emulsi dari hasil pengkajian praformulasi
  4. Mahasiswa dapat melaksanakan pembuatan sediaan emulsi.
  5. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi sediaan emulsi.

BAHAN DAN ALAT
  1. Bahan aktif dan bahan tambahan .
  2. Lumpang dan stamfer
  3. Alat – alat gelas
  4. Water bath
  5. Viskometer brookfield
  6. Timbangan gram dan milligram

KEGIATAN
  1. Mahasiswa secara berkelompok  mencari bersama-sama data praformulasi dari bahan aktif yang diberikan dalam soal.
  2. Mahasiswa melakukan bersama penyusunan rekomendasi dari hasil pengumpulan data fraformulasi untuk bahan aktif yang ditetapkan rekomendasi untuk formula / komponen , proses pembuatan, dan evaluasi bentuk sediaan dan penandaan
  3. Mahasiswa menggunakan formulir desain sediaan , diisi sesuai dengan kolom yang ada, kemudian disimpulkan dan ditetapkan spesifikasi sediaan yang diinginkan atas hal tersebut.
  4. Dibuat rangkuman hasil pengkajian praformulasi sampai dengan alternatif rekomendasi dan pilihan yang ada, kemudian meminta persetujuan pembimbing.
  5. Mahasiswa menyusun komponen sediaan dengan tahapan sebagai berikut
    1. Penyusunan deskripsi sediaan emulsi yang akan dibuat
    2. Menentukan komponen sediaan emulsi yang akan dibuat
    3. Menghitung kebutuhan masing-masing komponen sediaan emulsi untuk satu botol dan untuk satu batch.
  6. Mahasiswa mengidentifikasikan kebutuhan alat dan perlengkapan untuk pembuatan dan pengujian evaluasi sediaan
  7. Mahasiswa menyusun SOP dan IK untuk semua tahapan proses pembuatan dan pengujian evaluasi sediaan secara lengkap
     8.    Mahasiswa  menyusun  rencana  kerja  (  Plan of Action )  pembuatan   dan   tahap
pengujian.

HASIL YANG DIHARAPKAN
  1. Sediaan yang memenuhi syarat menurut Farmakope Indonesia dan buku resmi lainnya
  2. Mengerti cara pembuatan sediaan yang baik dan mampu menganalisa semua permasalahan yang terjadi
  3. Laporan




















BAB V
SEDIAAN SETENGAN PADAT (  SALEP DAN KRIM )

TEORI

            Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok : dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut.
            Dasar salep hidrokarbon, dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin putih, dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan kedalamnya.. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
            Dasar salep serap dapat dibagi dalam 2 kelompok. Yang pertama termasuk dalam kategori dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat) dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.
            Dasar salep yang dapat dicuci dangan air ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “Krim” . Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik.
            Dasar salep larut dalam air kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel”  


TUJUAN UMUM
Mahasiswa memahami pelaksanaan praktikum Farmasetika sediaan setengah padat yaitu salep dan krim.

TUJUAN KHUSUS
  1. Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif  untuk sediaan setengah padat
  2. Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen sediaan , proses pembuatan dan evaluasi sediaan setengah padat
  3. Mahasiswa dapat menyusun desain formula pembuatan dan evaluasi sediaan setengah padat dan hasil pengkajian rekomendasi.
  4. Mahasiswa melaksanakan pembuatan sediaan setengah padat.
  5. Mahasiswa melaksanakan evaluasi sediaan setengah padat.

BAHAN DAN ALAT
  1. Alat – alat gelas
  2. Lumpang dan stamfer
  3. Waterbath
  4. Timbangan gram dan milligram
  5. Bahan aktif dan bahan tambahan

KEGIATAN
  1. Mahasiswa secara berkelompok  mencari bersama sama data praformulasi  dari bahan-bahan yang diperoleh dalam soal, bahan pengkajian diperoleh dari monografi dan buku resmi.
  2. Mahasiswa  melakukan  bersama  penyusunan  rekomendasi  dari  hasil  pengumpulan  data praformulasi untuk bahan aktif yang  ditetapkan, rekomendasi  formula / komponen, proses pembuatan, dan evaluasi sediaan salep / krim
  3. Mahasiswa menggunakan formulir desain sediaan yang diisi sesuai dengan kolom yang ada kemudian disimpulkan dan dan ditetapkan sfesifikasi sediaan yang diinginkan berikut syarat yang harus dipenuhi. Atas hal tersebut dibuat rangkuman hasil pengkajian praformulasi sampai dengan alternatif rekomendasi dan pilihan yang ada, kemudian meminta persetujuan pembimbing.
  4. Mahasiswa menyusun komponen sediaan dengan tahapan sebagai berikut
    1. Penyusunan deskripsi sediaan yang akan dibuat
    2. Menentukan komponen yang akan dibuat
    3. Menghitung kebutuhan masing-masing komponen sediaan untuk satu tube dan untuk  satu batch
  5. Mahasiswa  mengidentifikasi  kebutuhan  alat  dan   perlengkapan   untuk   pembuatan   dan evaluasi sediaan secara lengkap
  6. Mahasiswa menyusun SOP dan IK untuk semua tahapan proses pembuatan dan evaluasi sediaan.
  7. Mahasiswa menyusun rencana kerja ( Plan of Action ) pembuatan sediaan salap / krim berikut tahap pengujian mutu atau evaluasi sediaan.
  8. Mahasiswa menyusun laporan

HASIL YANG DIHARAPKAN
    1. Sediaan yang memenuhi syarat menurut Farmakope dan buku resmi lainnya
    2. Mahasiswa memahami pembuatan sediaan setengah padat dengan baik dan mampu menganalisa semua permasalahan yang terjadi
    3. Laporan





         




BAB VI
CONTOH TABEL FORMULIR

TABEL I
LEMBAR KERJA PENGKAJIAN PRAFORMULASI
BAHAN AKTIF                                                                  DOSIS LAZIM
NO
SIFAT
PENGAMATAN
DIINGINKAN
MASALAH
REKOMENDASI






1
ORGANOLEPTIS




1
Warna




2
Bau




3
Rasa










II
KEMURNIAN




1
Kadar bahan aktif




2
Kadar cemaran










III
SIFAT PARTIKEL




1
Dist.uk.partikel




2
Permukaan




3
Luas permukaan










IV
SIFAT DLM LARUTAN




1
Kelarutan dlm air




2
Kelarutan dlm alcohol…%




3
Kelarutan dlm asam (pH =….)




II
Kelarutan dlm basa  {pH = …)




5
pH larutan …% /air




6
Ksp










V
DISOLUSI




1
Disolusi instrinsik




2
Disolusi Partikulat




3
Prakiraan Laju disolusi










VI
PARAMETER ABSORPSI




1
Koef.partisi




2
Kecepatan menembus membrane










VI
STABILITAS




1
Stabilitas padat




2
Stabilitas dlm larutan




3
Ketahanan terhdp oksidi/reduksi




4
Ketahanan terhdp cahaya










VI
FARMAKOLOGI




1
Indikasi




2
Dosis maksimum/toksik




3
Cara penggunaan




4
Tempat absorpsi




5
Waktu paruh




6
Efek samping




7
Interaksi obat




8
Interaksi bhn  lain/makanan











TABEL II
SFESIFIKASI DAN SYARAT SEDIAAN YANG DIINGINKAN

Nama Produk


Bentuk Sediaan


Bahan Aktif


Kemasan


Pemeriksaan
SPESIFIKASI
SYAR
 Warna


  Rasa


  Bentuk


Kelarutan


Kadar bahan aktif


Homogenitas


Kemasan  dan penandaan


Volume wadah


Ukuran wadah


Ukuran kemasan


Brosur


           

TABEL III
RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN PRAFORMULASI
No
Masalah
Alternatif Pemecahan
Rekomendasi
Keputusan


























TABEL IV RANCANGAN METODE DAN FORMULA

No
Komponen /
Fungsi  Bahan
Nama Bahan

Rencana pemakaian bahan
% lazim
%pakai
Satu btl
batch

























TABEL V. PROTAP

LOGO LAB
UIN
PROSUDUR TETAP
PEMBUATAN SEDIAAN
Hal.. dari ..hal
No
Disusun oleh:
Tgl:
Diperiksa oleh Tgl
Disetujui olh Tgl
Tgl berlaku
Tgl
Pen Jawab
                                                         Prosedur












































TABEL VI . INTRUKSI KERJA  PENIMBANGAN
LOGO LAB UIN
INSTRUKSI KERJA
PENIMBANGAN
Hal .. dari..hal

Disusun oleh:
Tgl:
Dperiksa oleh Tgl
Dsetujui oleh Tgl
N0 : /      /

Tujuan
Memperoleh  bahan baku sesuai jenis jumlah yang diinginkan



Bahan
Bahan aktif

Pemanis
Pengawet
Pelarut
Anti oksidan

Alat
Timbangan

Martir dan Stamfer
ATK



No
Cara Kerja
Operator
SPV
































LOGO LAB UIN
INSTRUKSI KERJA
PENCAMPURAN
Hal .. dari..hal

Disusun oleh:
Tgl:
Dperiksa oleh Tgl
Dsetujui oleh Tgl
N0 : /      /

Tujuan




Bahan







Alat







No
Cara Kerja
Operator
SPV

































LOGO LAB UIN
INSTRUKSI KERJA
PELARUTAN
Hal .. dari..hal

Disusun oleh:
Tgl:
Dperiksa oleh Tgl
Dsetujui oleh Tgl
N0 : /      /

Tujuan




Bahan







Alat







No
Cara Kerja
Operator
SPV

































BAB VI
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

            Setiap kali mahasiswa melaksanakan praktikum diharuskan untuk menyusun laporan. Pada dasarnya laporan dimaksudkan untuk memastikan bahwa mahasiswa telah mengerjakan dengan baik apa yang ada didalam pedoman, bagaimana hasil pengamatannya, dan sekaligus sebagai sarana untuk melakukan evaluasi proses dan hasil praktikum mahasiswa.

Penulisan Kerangka dan Konsep Laporan
Judul
Kata Pengantar
Pendahuluan
1.      Latar belakang
2.      Tujuan Praktikum
3.      Tujuan formulasi sediaan
Tinjauan Pustaka
  1. Teori Sediaan
-          Definisi, jenis,kriteria, persyaratan
-          Komponen pembentuk sediaan
-          Metode pembuatan pembuatan sediaan
-          Langkah mendisain sediaan
-          Langkah membuat sediaan
-          Langkah evaluasi
  1. Bahan aktif dan bahan tambahan
-          Data pengkajian praformulasi
  1. Metode praktikum
-          Formula dan jumlah komponen yang digunakan
-          Alat dan perlengkapann yang diperlukan
-          Prosedur dan Intruksi Kerja pembuatan sediaan
-          Prosedur dan kerja evaluasi sediaan
-          Bentuk dan isi penandaan praktikum
-          Jadwal pelaksanaan praktikum
  1. Prosedur dan Hasil Kegiatan
-          Tahapan kerja yang benar- benar dilaksanakan dan didokumentasikan, sesuai SOP, IK
-          Deskripsi dan data hasil kegiatan setiap tahap evaluasi
-          Deskripsi dan data hasil kegiatan setiap tahap evaluasi
  1. Pembahasan
-          Bagaimana hasil kegiatan pembuatan dan evaluasi dibandingkan dengan hasil yang seharusnya.
                  -  Apakah masing-masing komponen berpengaruh terhadap mutu sediaan   yang dihasilkan
                  -  Apakah masing – masing proses pembuatan berpengaruh terhadap mutu sediaan yang dihasilkan
-   Apa saja sebab / kendala yang timbul
-   Jika ada masalah bagaimana jalan keluarnya, apakah mungkin perubahan
    formula atau perubahan metode pembuatan.
  1. Kesimpulan dan Saran
-  Berdasarkan hasil dan pembahasan apakah tujuan pembuatan sediaan sudah
    tercapai
-  Apa saja yang diperoleh sebagai hasil
-  Apa saja masalah yang timbul
-  Bagaimana pendapat anda tentang hasil evaluasi
-  Apa saran anda untuk mengatasi masalah ,
  


DAFTAR PUSTAKA
1.      Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta, 1995
2.  Howard C.Ansel, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, Lea & Febiger,
     Washington, Philadelphia, 1985

3. Liebermann, H.A., and Lachman, L. 1986. The Theory and Practice of Industrial
    Pharmacy, 3th ed. Marcel dekker. Inc. New York. Diterjemahkan oleh Suyatmi S.
    1994. UI. Press.

4. Liebermann, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S. 1988. Pharmaceutical Dosage Forms
    Disperse System. Vol. I. Marcel Dekker. Inc. New Y

TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM

      1. Mahasiswa diharuskan membawa jas lab yang bersih.
      2. Kehadiran  mahasiswa   adalah  100%.  Jika   berhalangan  hadir  harus  dengan  alasan  dan  keterangan resmi yang dapat dipertanggungjawabkan.
      3. Mahasiswa datang tepat pada waktunya dan bekerja dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Tanggung jawab pengerjaan merupakan tanggung jawab bersama
4. Pada saat melaksanakan responsi setiap mahasiswa  harus  mempersiapkan  jurnal  dan teori tentang sediaan yang akan dibuat. Pada awal rseponsi dilakukan pre tes/kuis.
5. Pada saat pembuatan  sediaan  mahasiswa  harus  sudah  siap  dengan  alat  dan  bahan  yang   digunakan,   dan   selalu   menjaga    kebersihan   meja,   menimbang   dengan   benar  dan  mengembalikan bahan yang sudah ditimbang pada tempatnya.
6. Pada  saat  pembuatan  mahasiswa  sudah   harus   mempersiapkan  botol/ wadah  yang  akan  akan digunakan  lengkap  dengan  brosur  dan  etiket  kemasan.  Sediaan  yang  telah  selesai  dibuat dikemas dengan sebaik-baiknya






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar