21.SILATURAHIM
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
“Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah“ (Al Anfal: 75).
صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِيَ مَصَارِعَ السُّوْءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تُزِيْدُ الْعُمْرِ (صحيح الترغيب)
“Orang-orang yang berbuat kebaikan melindungi dirinya dari mati buruk, shadaqah yang disembunyikan akan meredam murka Rabb, silaturrahmi akan menambah umur “ (Shahih Targhib).
الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِيْ الرَّحِمِ اِثْنَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ (صحيح الترغيب)
“Shadaqah terhadap orang miskin akan dinilai shadaqah, dan (shadaqah) terhadap sanak saudara dinilai dua: shadaqah dan penyambung silaturahim“ (Shahih Targhib).
لَيْسَ شَيْءٌ أُطِيْعُ اللهَ تَعَالَى فِيْهِ أَعْجَلُ ثَوَابًا مِنْ صِلَةِ الرَّحِمِ، وَلَيْسَ شَيْءٌ أَعْجَلُ عِقَابًا مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ (صحيح الجامع)
“Tidak ada ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang lebih cepat mendapatkan pahalanya kecuali silaturahim (menyambung persaudaraan), dan tidak ada suatu kemunkaran yang lebih cepat mendatangkan hukuman kecuali memutus persaudaraan“ (Shahih Jami’)
22.AKHLAQ YANG BAIK
لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي الْمِيْزَانِ مِنَ الْخُلُقِ الْحَسَنِ (صحيح الجامع)
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan(amal kebajikan) selain akhlak yang baik“ (Shahih Jami).
إِنَّ الرَّجُـلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ قَائِمِ الَّليْلِ صَائِمِ النَّهَارِ (صحيح الجامع)
“Sesungguhnya seseorang yang berakhlak baik akan mendapatkan derajat orang yang bangun malam (beribadah), dan puasa pada siang harinya” (Shahih Jami).
إِنَّ أَقْرَبَكُـمْ مِنِّي مَنْزِلاً يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا فِي الدُّنْيَا (صحيح الجامع)
“Sesungguhnya orang yang paling dekat di antara kalian kepadaku pada hari kiamat adalah mereka yang akhlaknya baik di dunia “ (Shahih Jami’).
23.MENYINGKIRKAN GANGGUAN DI JALAN
أَمْطِ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ فَإِنَّهُ لَكَ صَدَقَةٌ (السلسلة الصحيحة)
“Singkirkanlah segala rintangan dari jalan karena bagimu hal itu bernilai shadaqah“ (Silsilah Shahihah).
مَنْ أَخْرَجَ مِنْ طَرِيْقِ الْمُسْلِمِيْنَ شَيْئاً يُؤْذِيْهِمْ، كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهِ حَسَنَـةً، وَمَنْ كَتَبَ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ (صحيح الجامع)
“Siapa yang menyingkirkan bahaya apa saja dari jalannya kaum muslimin, Allah akan mencatat baginya kebaikan, dan siapa yang dicatat baginya kebaikan maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga“ (Shahih Jami’).
24.MENANAM TUMBUH-TUMBUHAN
مَنْ غَرَسَ غَرْساً، لَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ آدَمِيٌّ، وَلاَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ، إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ ( أخرجه البخاري)
“Siapa yang menanam tumbuh-tumbuhan, kemudian sebagiannya dimakan anak Adam atau makhluk Allah lainnya, niscaya baginya (pahala) shadaqah“ (HR.Bukhari).
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ (صحيح الجامع)
“Tujuh (golongan) yang tetap mengalir bagi mereka pahalanya saat dia di kubur setelah kematiannya: Yang mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali (membuat) sumur, mewariskan mushaf, meninggalkan anak yang memintakan ampun untuknya setelah kematiannya “ (Shahih Jami’).
25.JUJUR
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar “ (At Taubah 119).
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ (صحيح الجامع)
“Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran mengarahkanya kepada kebaikan, dan kebaikan mengarahkan kepada syurga“ (Shahih Jami’).
26.PENYAYANG
حُرِمَ عَلَى النَّارِ كُلَّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ قَرِيْبٍ مِنَ النَّاسِ (السلسلة الصحيحة)
“Diharamkan bagi neraka setiap orang yang santun, sopan dan memudahkan serta dekat dengan manusia“ (Silsilah Shahihah).
يَا عَائِشَةَ : إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِيْ عَلَى الرِّفْقِ مَالاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ، وَمَالاَ يُعْطَى عَلَى سِوَاهُ (صحيح الجامع)
“Wahai Aisyah: Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelembutan, dan Dia memberikan bagi sikap kelembutan apa-apa yang tidak diberikan bagi sikap kekasaran dan apa-apa yang tidak diberikan kepada sikap selainnya“ (Shahih Jami’).
مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيْحَةَ عُصْفُوْرٍ، رَحِمَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (البخاري)
“Siapa yang memiliki rasa belas kasih meskipun terhadap sembelihan burung merpati, niscaya Allah akan menyayanginya pada hari kiamat“ (HR.Bukhari).
27.MENAHAN AMARAH
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيْعُ أَنْ يُنَفِّذَهُ، دَعَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي أَيِّ الْحُوْرِ شَاءَ (صحيح الترمذي)
“Siapa yang mampu menahan amarah sedangkan dia mampu melakukannya, Niscaya Allah akan memanggilnya di hadapan makhluk-makhluk-Nya hingga Dia memilih untuknya bidadari yang dia sukai“ (Shahih Turmuzi).
28.KEUTAMAAN TAQWA
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar“ (At-Thalaq: 2).
29.TAWADHU' KARENA ALLAH
مَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ (أخرجه مسلم)
“Siapa yang tawadhu’ karena Allah niscaya Allah akan mengangkat (derajatnya)“ (HR.Muslim).
30.SABAR
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
â $yJ¯RÎ) ¯ûuqã tbrãÉ9»¢Á9$# Nèduô_r& ÎötóÎ/ 5>$|¡Ïm á
"Tiada lain disempurnakan pahala orang yang sabar dengan tanpa hitungan." [Az-Zumar :10].
Nabi bersabda yang artinya:
"Orang beriman sungguh menakjubkan, Semua perkaranya baik baginya, dan hal tersebut tidak terjadi kecuali bagi seorang mu’min, jika dia mendapatkan kebaikan dia bersyukur karena itu baik baginya, dan jika dia mendapatkan keburukan dia bersabar, karena itu baik baginya". (HR.Muslim).
31.ZUHUD TERHADAP DUNIA
اِزْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ (السلسلة الصحيحة)
“Zuhudlah kamu terhadap dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya mereka akan mencintaimu “ (Silsilah Shahihah).
32.BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
قَالَ اللهُ تَعَالَى: â $uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9¨uqÎ/ $YZó¡ãm ( á
“Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya“ (Al Ankabut: 8).
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ، وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Ridhanya Robb terletak pada ridha orang tua, dan murkanya Robb terletak pada murkanya orang tua“ (Silsilah Shahihah).
رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ قِيْلَ : مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةِ (رواه مسلم )
“Celaka, celaka, celaka, (shahabat) bertanya: Siapa ya Rasulullah? : “Siapa yang mendapatkan kedua orang tuanya di masa tua, salah satunya atau keduanya tapi dia tidak masuk syurga“ (HR.Muslim).
33.BERBAKTI KEPADA BIBI
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim“ (An-Nisa: 1).
أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيْمًا فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ ؟ قَالَ : هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ ؟ قَالَ : لاَ، قَالَ : هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ ؟ قَالَ : نَعَمْ . قَالَ : فَبِرَّهَا " ( صحيح الترمذي )
“Seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “ Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah melakukan suatu dosa yang besar, apakah aku dapat bertaubat?”, beliau bersabda: “Apakah ibumu masih ada ?”, dia berkata : “ Tidak “, beliau bersabda : “ Apakah kamu punya bibi ?”, : “Ya”, beliau bersabda : “ Berbuat baiklah kepadanya “. (Shahih Turmuzi).
34.MEMPERHATIKAN PARA JANDA, ANAK YATIM DAN ANAK WANITA
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : " السَّاعِيْ عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمَسَكِيْنِ كاَلْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَأَحْسِبُهُ قَالَ وَكاَلْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ، وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ " (متفق عليه )
“Dari Abu Hurairah radiallahuanhu dari Rasulullah beliau bersabda: “Orang yang memperhatikan janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah “saya (Abu Hurairah) mengira beliau juga bersabda: “Bagaikan orang yang beribadah tiada henti dan bagaikan orang yang selalu puasa“ (Muttafaq alaih).
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَقَالَ بِأَصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةُ وَالْوُسْطَى " (أخرجه البخاري)
“Saya dan orang yang mengurus anak yatim (nanti) di Syurga seperti ini, seraya mengisyaratkan dua jarinya". (HR. Bukhari).
مَنْ مَسَحَ رَأْسَ يَتِيْمٍ، لَمْ يَمْسَحْهُ إِلاَّ للهِ، كَانَ لَهُ فِي كُلّ مَرَّةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٌ، وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَى يَتِيْمَةٍ أَوْ يَتِيْمٍ عِنْدَهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ. وَفَرَّقَ بَيْنَ أَصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةُ وَالْوُسْطَى "(رواه أحمد 5/250)
“Siapa yang mengusap kepala anak yatim karena Allah, maka setiap usapan tangannya akan melahirkan beberapa kebaikan, dan barangsiapa yang berbuat kebaikan kepada anak yatim wanita maupun laki-laki yang ada padanya, maka saya akan bersamanya di syurga seperti ini, seraya mengacungkan kedua jarinya, jari telunjuk dan tengah “ (HR.Ahmad 5/250).
مَا مِنْ رَجُلٍ تُدْرِكُ لَهُ ابْنَتَانِ فَيُحْسِنُ إِلَيْهِمَا مَا صَحِبَتَاهُ أَوْ صَحِبَهُمَا إِلَّا أَدْخَلَتَاهُ الْجَنَّةَ (صحيح ابن ماجة)
“Seseorang yang memiliki dua orang anak wanita lalu diperlakukannya dengan baik selama keduanya bersamanya atau dia menemani keduanya kecuali keduanya memasukkannya ke syurga" [Shahih Ibnu Majah]
35.WUDHU'
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتَ أَظْفَارِهِ (أخرجه مسلم)
"Siapa yang berwudhu dan melakukannya dengan baik, maka segala kesalahannya keluar dari tubuhnya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya” (HR. Muslim).
إِسْبَـاغُ الْوُضـُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَإِعْمَالُ الأَقْـدَامِ إِلِى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ يَغْسِلُ الْخَطَايَا غُسْلاً (صحيح الترغيب)
“Menyempurnakan wudhu pada saat tidak menyenangkan, dan berjalan kaki ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat dapat mencuci (menghapus) kesalahan hingga bersih“ (Shahih Targhib)
لاَ يَتَوَضَّـأَ رَجُلٌ فَيُحْسِنُ وُضُوْءَهُ، ثُمَّ يُصَلِّي الصَّلاَةَ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلاَةِ الَّتِي تَلِيْهَا " (متفق عليه)
“Seseorang yang berwudhu dengan sempurna, kemudian melakukan shalat, niscaya dirinya akan diampuni antara shalatnya hingga shalat berikutnya” (Muttafaq alaih).
36.WUDHU DALAM KONDISI YANG TIDAK MENYENANGKAN
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى مَا يَمْحُوْ اللهَ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتَ ؟ قَالُوا : بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ : قَالَ : إِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ. وَكَثْرَةِ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَاْنْتِظَارِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ. فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ (رواه مسلم)
“Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus kesalahan dan meninggikan derajat”, mereka menjawab: “Mau ya Rasulullah?”, “Berwudhu pada saat yang tidak menyenangkan dan memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah jihad, itulah jihad “ (HR.Muslim).
37.MENGUCAPKAN SYAHADAT SESUDAH WUDHU
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّلهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ (رواه مسلم)
“Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian mengucapkan: Asyhadu alla ilaah illallahu wahdahu laa syarikalah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, Allahummaj’alni minattawwabin waj’alni minal mutathahhirin, maka akan dibuka baginya pintu-pintu syurga yang dia dapat masuk dari mana saja dia suka “ (HR.Muslim)
38.AZAN
مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ وَكُتِبَ لَهُ بِتَأْذِيْنِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّوْنَ حَسَنَةً وَبِإِقَامَتِهِ ثَلاَثُوْنَ حَسَنَةً (صحيح الجامع)
“Siapa azan selama dua belas tahun maka wajib baginya mendapatkan syurga dan azannya setiap hari dicatat sebagai enampuluh kebaikan dan iqamahnya dihitung tigapuluh kebaikan “ (Shahih Jami’).
اَلْمُؤَذِّنُ يُغْفَرْ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ (صحيح أبي داود)
Mu’azin (orang yang azan) akan diampuni sepanjang suaranya dan disaksikan oleh semua makhluk-Nya” (Shahih Abu Daud).
اَلْمُؤَذِّنُ يُغْفَرْ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَأَجْرُهُ مِثْلَ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ (صحيح الجامع)
“Seorang mu’azin diampuni sepanjang suaranya dan pahalanya bagaikan pahala orang yang shalat bersamanya“ (Shahih Jami’).
39.BACAAN TATKALA MENDENGAR AZAN
مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنُ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. رَضِيْتُ بِاِللهِ رَبّاً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ (أخرجه مسلم)
"Siapa yang berkata tatkala mendengar mu’azin: tatkala (selesai) mendengarkan azan: Asyhadu Allaailaaha illallah wahdahu laa syarikalah wa’anna Muhammadan abduhu warasuluh, radhiitu billahi rabba, wabil Islami diina wabimuhammadin nabiyya warasulaa, maka dosanya akan diampuni“ (HR.Muslim).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَامَ بِلاَلُ يُنَادِيْ فَلَمَّا سَكَتَ قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صلى الله عليه وسلم " مَنْ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ هَذَا يَقِيْناً دَخَلَ الْجَنَّةَ"
“Dari Abu Hurairah radiallahuanhu dia berkata: Saat kami bersama Rasulullah berdirilah Bilal dan melakukan azan, tatkala diam bersabdalah Rasulullah: “Siapa yang mengucapkan seperti apa yang dia ucapkan dengan yakin akan masuk syurga“
40.MEMBANGUN MASJID
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا كَمِفْحَصِ خُطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ " (صحيح ابن ماجه)
“Siapa yang membangun masjid sekedar rumah burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di syurga “(Shahih Ibnu Majah).
41.SIWAK
السِّوَاكُ تَطْهِرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ [إرواء الغليل]
“Siwak dapat mensucikan mulut dan mendatangkan keridhaan Rabb“ (Irwa’ul Ghalil).
42.BERJALAN MENUJU TEMPAT SHALAT
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَضَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خُطُوَاتُهُ إِحْدَاهُمَا تُحُطُّ خَطِيْئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً (رواه مسلم)
“Siapa yang bersuci di rumahnya kemudian berangkat ke rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari Allah (shalat), niscaya langkah-langkahnya yang satu akan menghapuskan kesalahan dan yang lainnya akan mengangkat derajat“ (HR.Muslim).
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نَزْلاً كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ (رواه البخاري)
“Siapa yang segera berangkat ke masjid dan kemudian (setelah selesai shalat) keluar darinya niscaya akan Allah sediakan baginya suatu tempat di syurga setiap kali dia berangkat dan keluar dari masjid“ (HR.Bukhari).
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلىَ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُحْرِمِ (صحيح أبي داود)
“Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melakukan shalat fardhu, maka pahalanya bagaikan pahala orang yang sedang melakukan ihram“ (Shahih Abu Daud).
بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظُّلْمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (صحيح ابن ماجة)
“Berikan kabar gembira kepada orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid, yaitu bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang terang benderang pada hari kiamat“ (Shahih Ibnu Majah).
43.SHALAT
إَنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أَتَى بِذُنُوْبِهِ كُلِّهَا فَوُضِعَتْ عَلَى رَأْسِهِ وَعَاتِقَيْهِ، فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تَسَاقَطَتْ عَنْهُ "(السلسلة الصحيحة)
“Seorang hamba jika dia bangun untuk mendirikan shalat, maka didatangkan semua dosanya dan diletakkan diatas kepalanya dan kedua pundaknya, maka setiap kali dia ruku’ dan sujud berjatuhanlah (dosa-dosa itu) darinya“ (Silsilah Shahihah).
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ للهِ سَجْدَةً إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً، وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَرُفِعََ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، فَاسْتَكْثِرُوا مِنَ السُّجُوْدِ (صحيح الجامع)
“Seorang hamba di saat sujud kepada Allah niscaya akan Allah tulis baginya satu kebaikan, dan dihapus darinya satu kesalahan dan diangkat baginya satu derajat, maka perbanyaklah kalian bersujud “ (Shahih Jami’).
إِنَّ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ يُذْهِبْنَ بِالذُّنُوْبِ كَمَا يُذْهِبُ الْمَاءُ الدَّرْنَ " (صحيح الجامع)
“Sesungguhnya shalat (fardhu) yang lima itu menghapus segala dosa sebagaimana air menghapus kotoran“ (Shahih Jami’).
مَنْ أَتَمَّ الْوُضُوْءَ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ فَالصَّلَوَاتُ الْمَكْتُوْبَاتُ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ " (رواه مسلم)
“Siapa yang menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan Allah, (kemudian dia melakukan) shalat-shalat yang difardhukan, niscaya semua itu menjadi penghapus (dosa-dosa) di antara shalat fardhu itu.” (HR.Muslim).
أَفْضَلُ الصَّلَوَاتٍ عِنْدَ اللهِ صَلاَةُ الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ فِي جَمَاعَةٍ (صحيح الجامع)
“Shalat yang paling afdhal disisi Allah adalah shalat Shubuh pada hari Jum’at secara berjamaah” (Shahih Jami’).
44.SHALAT DI AWAL WAKTU
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلىَ اللهِ الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا، ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ (مفق عليه)
“Perbuatan yang paling disukai Allah adalah (melakukan) shalat pada awal waktu, kemudian berbakti kepada orang tua, kemudian jihad di jalan Allah“ (Mutafaq alaih).
فَإِنَّ رَبَّكُمْ يَقُوْلُ : مَنْ صَلَّى الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا، وَحَافَظَ عَلَيْهَا وَلَمْ يُضَيِّعْهَا اِسْتِخْفَافًا بِحَقِّهَا، فَلَهُ عَلَيَّ عَهْدٌ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ إرواء الغليل 387]
“Sesungguhnya Rabb kalian berfirman: Siapa yang shalat pada waktunya dan menjaganya serta tidak melalaikannya karena menganggap remeh kedudukannya, maka baginya ada janji dari-Ku untuk Aku masukkan ke alam syurga“ (Irwa' Ghalil).
45.SHALAT BERJAMAAH
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْ جَمَاعَةٍ تَزِيْدُ عَلَى صَلاَتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلاَتُهُ فِي سُوْقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً، وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يُرِيْدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ، لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّرَفَعَهُ اللهُ بِهِ دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً، حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ، فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلاَةٍ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ، وَتُصَلِّي الْمَلاَئِكَةُ عَلَيْهِ مَا دَامَ فيِ مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيْهِ، يَقُوْلُوْنَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ، مَالَمْ يُؤْذِ فِيْهِ أَوْ يَحْدُثْ فِيْهِ" (متفق عليه)
“Shalatnya seseorang dalam jama’ah dibanding shalatnya di rumah dan di pasar nilainya lebih banyak duapuluh lima derajat, hal yang demikian itu karena jika salah seorang di ntara kamu menyempurnakan wudhunya kemudian berjalan menuju masjid hanya untuk tujuan shalat, niscaya setiap langkahnya akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahannya hingga dia masuk masjid, jika dia telah masuk masjid, maka (pahalanya) bagaikan dalam keadaan orang shalat, selama shalat yang membuatnya tidak beranjak, sementara para malaikat mendoakannya selama dia di tempat shalatnya dengan mengucapkan : Yaa Allah, ampunilah dia, Yaa Allah sayangilah dia, Yaa Allah terimalah taubatnya, selama dia tidak menyakiti (orang lain) di dalamnya dan tidak berhadats “ (Muttafaq alaih)
مَنْ صَلَّى أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ، يُدْرِكُ التَّكْبِيْرَةِ الأُوْلَى، كُتْبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ، بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ" (صحيح الجامع)
“Siapa yang shalat sebanyak empat puluh hari secara berjamaah, dan mendapatkan takbir pertama, dicatat baginya dua kebebasan, kebebasan dari neraka, dan kebebasan dari nifaq (sifat munafiq) “ (Shahih Jami’).
46.BERADA DI SHAF PERTAMA DALAM SHALAT
لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا فِي الصَّفِّ الأَوَّلِ لَكَانَتْ قُرْعَةً (رواه مسلم)
“Seandainya kalian mengetahui apa yang terdapat dalam barisan pertama niscaya mereka akan melakukan undian (untuk mendapatkannya)” (HR.Muslim).
47.MENGUCAPKAN AMIN
إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ فَأَمِّنُوا، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه)
“Jika Imam mengucapkan amin maka hendaklah kalian juga mengucapkan amin, karena siapa yang aminnya berbarengan dengan malaikat niscaya akan diampuni baginya dosa yang berlalu” (Muttafaq alaih).
48.UCAPAN MAKMUM DALAM I’TIDAL
إِذَا قَالَ الإِمَامُ : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه، فَقُولُوا : اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ . فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ( رواه البخاري)
“Jika Imam berkata: Sami’allahuliman hamidah, maka ucapkanlah: Allahumma rabbana walakal hamdu. Karena siapa yang ucapannya berbarengan dengan ucapan malaikat niscaya akan diampuni baginya dosa sebelumnya “ (HR.Bukhari).
49.SHALAT JUM’AT
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمْعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمْعَةِ وَزِيَادَة ثَلاَثَة أَيَّامٍ (رواه مسلم)
“Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat untuk shalat jum’at, lalu mendengarkan (khutbah) dan diam, niscaya akan diampuni baginya antaranya dan antara Jum’at berikutnya ditambah tiga hari" [HR. Muslim].
50.BERSEGERA UNTUK SHALAT JUM’AT
مَنْ غَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَرَ وَالتَبَكُّرِ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ، وَدَنَا مِنَ الإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يُلْغِ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةِ أَجْرِ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا (صحيح الترمذي)
“Siapa yang mandi pada hari Jum’at dan bersegera (berangkat) dengan berjalan tanpa berkendaraan, lalu mendekati tempat imam dan mendengarkan serta tidak berbuat sia-sia, maka bagi setiap langkahnya bagaikan pahala amal puasanya dan ibadahnya selama satu tahun “ (Shahih Turmuzi).
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ " (متفق عليه)
“Siapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi junub kemudian berangkat (pada waktu pertama) maka dia bagaikan berkorban dengan seekor unta, barangsiapa yang berangkat pada waktu kedua seakan-akan berkurban dengan satu ekor sapi. Barangsiapa berangkat pada waktu yang ketiga seakan-akan berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk dan barangsiapa yang berangkat pada waktu yang keempat seakan-akan berkurban dengan seekor ayam. Barangsiapa yang berangkat pada waktu yang kelima seakan-akan dia berkurban dengan satu butir telur dan jika imam masuk untuk naik mimbar datanglah malaikat untuk mendengar dzikir[Khutbah]. (Muttafaq alaihi).
51.WAKTU MUSTAJAB PADA HARI JUM’AT
إِنَّ فِي الْجُمْعَةِ لَسَاعَةً لَم يوَافِقْهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ" (متفق عليه)
“Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat saat-saat yang jika bertepatan pada waktu seorang muslim yang sedang sedang shalat meminta kepada Allah tentang kebaikan niscaya akan Allah berikan kepadanya“ (Muttafaq alaih).
52.SHALAT NAFILAH (SUNNAT)
صَلاَةُ الرَّجُلِ تَطَوَّعًا حَيْثُ لاَ يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلاَتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ (صحيح الجامع)
“Shalat sunnahnya seseorang yang tidak dilihat manusia menyerupai shalatnya dia di depan manusia sebanyak dua puluh lima kali “ (Shahih Jami’).
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا (رواه مسلم)
“Dua rakaat (sebelum shalat) Fajar lebih baik dari dunia beserta isinya“ (HR.Muslim).
مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي الْيَوْمِ وَالَّليْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ : أَرْبَعاً قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ (صحيح النسائى)
“Siapa yang secara terus-menerus melakukan dua belas rakaat (shalat Rawatib) setiap hari dan malam niscaya akan masuk syurga: Empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Shubuh“ (Shahih Nasa’i).
مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعِ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ (صحيح أبي داود)
“Siapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya Allah haramkan dia dari api neraka“ (Shahih Abu Daud).
رَحِمَ اللهُ امْرَءًا صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعاً (صحيح أبي داود)
“Semoga Allah merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar“ (Shahih Abu Daud).
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar “ (An Nisa: 114)
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلٍ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوا : بَلَى، قَالَ إِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ (صحيح أبي داود)
“Maukah engkau aku beritahukan (perbuatan) yang lebih utama derajatnya dari puasa, shalat dan shadaqah? Mereka menjawab: Ya, beliau bersabda: Mendamaikan antara dua pihak“ (Shahih Abu Daud).
0 komentar:
Posting Komentar